BAYAN MAGHRIB
DENGAN USAHA DAKWAH, IMAN AKAN TERJAGA DAN MENINGKAT
Setiap manusia yang mau hidup
tenang, damai, dan bahagia mereka harus mempunyai Iman yang benar. Menurut para
ulama Iman itu ada rasanya, seperti gula yang rasanya manis dan garam yang
rasanya asin. Kalau Iman ini tidak ada rasanya, ini berarti palsu Imannya. Nabi
shallallahu
‘alaihi wasallam bertanya kepada sahabat,
“Bagaimana rasanya Iman kamu hari ini.” Lalu sahabat menjawab, “Saya dalam
merasa betul-betul beriman ya Rasullullah.” Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam
bertanya, “apa buktinya ?” Sahabat menjawab, “Saya merasa
dunia ini sudah tidak ada artinya.” Sahabat ketika malam, mereka Tahajjud
semalam suntuk, dan ketika siang dalam keadaan berpuasa. Sahabat tidur malam
tidak yakin dapat hidup hingga pagi, bangun pagi tidak yakin bisa hidup sampai
malam. Ketika melangkahkan kaki kanan rasanya tidak yakin masih bisa hidup
ketika melangkahkan kaki kiri. Ketika mengucapkan salam ke kanan dalam sholat
rasanya tidak yakin masih bisa memberi salam ke kiri. Inilah keimanan para
sahabat, dan rasa dari Iman mereka.
Thalhah radhiyallahu ‘anhu
dipukulin oleh musuh hingga mengucapkan kata “Ah / Aduh“, Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam langsung menegurnya. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam membuat pelurusan iman, beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda mahfum, ”Andai kata kamu mengucapkan “Bismillah” ketika
itu, maka kamu akan di angkat ke langit oleh Allah ta’ala dan akan diselamatkan
dari orang kafir.” Inilah pendidikan keimanan yang diberikan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam kepada para sahabat. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam ingin para sahabat ini dalam
segala keadaan tawajjuh kepada Allah Ta’ala. Seperti Nabi Musa ‘alaihis salam setiap ada masalah selalu menyelesaikan masalah dengan
do’a, tawajjuh kepada Allah. Orang yang Ahlul Iman ciri-cirinya adalah selalu
menyelesaikan masalah dengan do’a dan shalat. Beda dengan orang yang tidak beriman, mereka akan menyelesaikan
masalahnya dengan asbab atau mahluk. Syekh Abdul Wahab selalu berkata belajar
menyelesaikan masalah dengan shalat sampai shalat kita benar-benar menyelesaikan masalah. Cukup dengan
shalat jika diterima ini sudah bisa menjadi asbab
terselesaikan segala masalah. Jika setelah shalat kita masih ada rasa perlu menyelesaikan masalah dengan cara lain
berarti yakin kita masih salah. Yakin yang benar cukup dengan shalat saja, tidak perlu yang lain, masalah dapat selesai.
Asbab orang beriman untuk menyelesaikan masalah adalah amal, sedangkan yang
bukan orang beriman asbab penyelesaian masalah adalah mahluk.
Semua manusia bisa percaya
pada yang namanya keimanan, namun tidak semua dari mereka bisa merasakan apa
itu Iman. Hari ini banyak manusia mati dalam keadaan tidak bisa merasakan Iman,
ini di karenakan mereka tidak buat usaha atas Iman. Mati dalam keadaan rindu
pada Allah hanya bagi yang bisa merasakan Iman. Sahabat bertanya kepada
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dalam keadaan hampir meninggal, “Wahai
Hudzaifah, apakah kamu menangis karena takut mati?” Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu menjawab, ”Tidak, aku menangis bukan karena takut mati. Aku
sebenarnya mencintai mati, aku menangis karena khawatir, apakah aku mati dalam
keadaan Allah Ta’ala ridha kepadaku atau tidak?” Seorang sahabat yang lain
ketika menjelang ajalnya dia berkata kepada istrinya untuk tidak menangisinya
karena kematiannya. Dia berkata hari kematiannya merupakan hari yang paling
berbahagia baginya karena setelah mati dia akan berjumpa dengan yang
dicintainya yaitu Allah, Rasul, dan para sahabat yang telah mendahuluinya.
Sahabat bisa merasakan manisnya Iman sehingga mereka mencintai mati. Sahabat
beranggapan hanya dengan kematian mereka dapat bertemu dengan yang mereka
cintai yaitu Allah dan RasulNya. Saad radhiyallahu ‘anhu pernah mengirim
surat kepada panglima Persia yaitu Jendral Rustum, yang isinya, “Aku akan
mengirimkan pasukan yang mencintai mati sebagaimana kalian mencintai
arak.”
Hari ini setiap manusia hidup dalam ketakutan sehingga dia mati-matian usaha untuk menghilangkan rasa takutnya. Hari ini apa yang paling di takutkan manusia yaitu takut miskin dan takut susah. Sehingga asbab ketakutan ini, mereka mati-matian mengumpulkan harta. Padahal untuk menghilangkan rasa takut ini mudah saja, tidak perlu kerja mati-matian kerja, tidak perlu uang yang banyak, cukup dengan agama saja. Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa takut manusia. Dengan agama nanti Allah akan ganti rasa takut miskin dan rasa takut susah dengan rasa kaya dan rasa tenangnya penghuni Surga di dunia. Apa itu rasa cukup dan tenangnya penghuni surga, yaitu ketika Allah bertanya kepada mereka di surga, “Apa lagi yang kalian mau ?” maka para penghuni surga akan bingung mau apa lagi karena mereka sudah merasa mendapatkan semua yang mereka mau, sudah merasa cukup. Begitu pula dengan orang beriman yang telah Allah masukkan rasa cukup dan tenang kedalam hati mereka maka mereka akan bingung mau apa lagi. Lalu diakherat dia akan Allah jadikan orang yang kaya dan berkuasa. Allah akan buatkan istana untuknya, yang di dalam istana ini terdapat lagi 70 puluh istana, dan setiap istana mempunyai 70 kamar. Semuanya qualitas satu, dari wanita-wanitanya, makanan-makanannya, pelayan-pelayannya, sampai pada kebendaannya. Dengan Agama, Allah jadikan kita manusia yang kaya di dunia dan akherat, tidak perlu susah-susah seperti di dunia.
Hari ini manusia takut sakit,
sehingga mereka menggantungkan hidupnya pada seorang dokter. Padahal
dokter-dokterpun kini pada sakit. Mau sehat cukup amal kan Agama, di dunia akan
Allah kasih kesehatan. Suatu ketika seorang tabib keliling Madinah dalam
keadaan bingung, karena tidak satupun orang ada yang sakit. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata mahfum kepada dokter itu, “ini dikarenakan mereka
mengamalkan sunnahku, mereka makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.”
Lalu nanti di akherat Allah akan berikan kita Kesehatan yang luar biasa. Badan
seperti Adam ‘alaihis salam setinggi 30 meter, kekuatan seperti Musa ‘alaihis
salam, suara seperti Daud ‘alaihis salam, wajah seperti Yusuf ‘alaihis
salam, dan umur seperti Isa ‘alaihis salam.
Jadi Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa ketakutan dan masalah manusia. Untuk dapat mengamalkan agama ini perlu yang namanya Iman. Maulana Saad berkata, “Bagaimana Iman dan Agama bisa wujud dalam diri kita jika waktu kita sebagian besar masih digunakan untuk Dunia. Sementara waktu untuk agama hanya 2.5 Jam.” Orang memberi alasan tidak bisa mengamalkan agama karena keadaan dan lingkungan. Alasan-alasan ini tidak akan diterima di pengadilan Allah nanti. Seperti kisah :
1. Ada orang kaya mengadu
pada Allah tidak bisa mengamalkan agama dengan alasan karena disibukkan oleh
kekayaannya. Lalu Allah berkata, “HambaKu Sulaiman (‘alaihis salam)
lebih kaya dan lebih sibuk dari kamu, tetapi kekayaan dan kesibukkannya tidak
membuat dia lalai dari perintahKu.”
2. Ada orang sakit yang
mengadu pada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena
kesehatannya tidak memungkinkan. Lalu Allah berkata, “HambaKu Nabi Ayub (‘alaihis
salam) lebih sakit darimu dan lebih parah penyakitnya dibandingkan dirimu
tetapi penyakitnya tidak melalaikannya dari mengingatKu.”
3. Ada orang yang semasa
hidupnya menjadi budak (bahasa modernnya pembantu atau karyawan) mengadu kepada
Allah tidak dapat mengamalkan agama karena tidak bebas melakukan sesuatu. Lalu
Allah berfirman, “Hambaku Yusuf (‘alaihis salam) juga pernah menjadi
budak, namun keadaannya tidak melalaikan dia dari beribadah kepadaKu.”
4. Ada orang yang mengadu
kepada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena kemiskinannya.
Lalu Allah Ta’ala berfirman, “Hambaku Isa (‘alaihis salam) lebih miskin
darimu dan lebih susah kehidupannya, tetapi kemiskinan dan kesusahan yang
dialaminya tidak melalaikannya dari beribadah kepadaKu.”
Sehingga nanti orang-orang
yang memberikan alasan-alasan ini semuanya akan Allah seret kedalam Neraka
Jahanam. Di pengadilan Allah nanti semua orang akan Allah hisab dengan keras
dan cepat. Allah akan tanya mereka seperti :
1. Kemana engkau habiskan
waktumu atau umurmu ?
2. Kemana engkau habiskan
masa mudamu dan untuk apa ?
3. Dari mana asal hartamu dan
digunakan untuk apa ?
4. Dari mana didapat ilmumu
dan bagaimana pengamalannya ?
Disini Allah tidak
menginginkan alasan tetapi yang Allah inginkan adalah jawaban. Tidak ada
satupun alasan yang akan diterima oleh Allah. Manusia yang tidak menghabiskan
waktunya untuk Allah pasti telah menghabiskan waktunya untuk selain Allah.
Orang-orang yang menghabiskan waktunya atau umurnya dengan ketaatan atau
amal-amal Agama maka mereka akan mudah melewati hisab. Begitu juga masa muda
kita, ketika masih kuat dan sehat kemana kita telah habiskan kekuatan dan
kesehatan kita dan untuk apa. Salah satu pemuda yang Allah sukai adalah pemuda
yang senantiasa hatinya terpaut pada mesjidnya Allah Ta’ala. Lalu mengenai
harta, harta yang di dapati dengan cara haram ini akan dimintai pertanggung
jawabannya oleh Allah. Allah akan hisab semuanya dari hasil yang dengan didapat
dengan jalan haram seperti mencuri, korupsi, menipu, sampai hasil yang didapat
dengan cara halal sesuai dengan perintah Allah dan sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Mereka yang di zalimi akan
mendapatkan bagian atau atau hak atas diri kita dan amal-amal kita. Allah juga
akan menghisab seluruh harta yang digunakan bukan untuk agama Allah atau
menjalankan perintah Allah.
Jadi jangan sampai tertipu
dengan harta seseorang, itu hanya ujian dan titipan dari Allah. Orang yang
paling kaya di dunia maka dia akan menjadi orang yang paling sibuk menjawab
pertanyaan Allah mengenai hartanya didapat dari mana dan kemana ia habiskan.
Begitu juga mengenai Ilmu agama, Allah akan menanyakan kebenaran ilmu itu, dan
didapat dari mana. Amal yang tidak disertai Ilmu tidak akan diterima oleh
Allah, dan Ilmu yang tidak menambah ketakwaan orang yang berilmu akan
mendatangkan Murka Allah. Ilmu yang tidak diamalkan menjadi mubadzir dan bisa
menjadi asbab kita bertemu dengan Allah dalam keadaan Allah murka kepada kita.
Allah berfirman mahfum, “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya.” Di akherat tidak akan diterima alasan, “Saya
tidak tahu Perintahnya ?” masalahnya kenapa kita tidak cari tau.
Inti dari pengadilan Allah
ini letaknya adalah dalam pengamalan Agama. Orang yang sudah biasa mengamalkan
agama secara sempurna ketika hidup maka dia akan melewati Hisab dengan mudah.
Kehidupan yang sukses di dunia adalah kehidupan yang dapat membawa kita masuk
ke dalam surganya Allah Ta’ala. Seperti apa kehidupan yang sukses itu, yaitu
kehidupan yang penuh dengan amal agama. Untuk membuat suasana kehidupan yang
penuh amal agama di perlukan kerja Dakwah. Dengan Dakwah Iman akan naik,
suasana amal akan wujud, akhlaq manusia akan baik, manusia akan
berbondong-bondong masuk Islam, dan pertolongan Allah akan datang.
Pahala umat akhir zaman ini
50 kali derajatnya lebih tinggi dari para sahabat. Rasullullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda mahfum, “Sungguh beruntung, beruntung, beruntung,
orang yang pernah melihatku tetapi ia mau beriman kepadaku. Namun sungguh lebih
beruntung (Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menyebutnya hingga 7 kali) lagi, orang yang tidak pernah
melihatku tetapi ia mau beriman kepadaku.” Dalam hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata, “Aku rindu pada kekasih-kekasihku.” Lalu sahabat
bertanya, “Bukankah kami ini adalah kekasih-kekasihmu, ya Rasullullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.” Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab, “Kalian adalah sahabatku, kekasihku adalah
mereka yang tidak pernah bertemu denganku, tetapi mereka mengimani aku.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bertanya kepada sahabat, “Iman siapakah yang paling Afdhol / utama
?” para Sahabat menjawab :
1. “Imannya para Malaikat.”
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab, “Bagaimana Iman para malaikat bisa dibilang
afdhol sedangkan mereka dapat melihat dan mendengar Allah langsung.”
2. Lalu para sahabat menjawab
lagi, “Imannya para Nabi.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Bagaimana Imannya para Nabi bisa dibilang Afdol
sedangkan Allah telah memberi mereka wahyu.”
3. Lalu para sahabat menjawab
lagi, “Imannya para sahabat.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Bagaimana Iman mereka (para sahabat) bisa dibilang
afdhol sedangkan mereka pernah berjumpa denganku dan pernah melihat
mukjizat-mukjizatku.”
Lalu para sahabat bertanya,
“Iman siapakah yang afdhol kalau begitu ya Nabiullah.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Yaitu mereka yang tidak bertemu dengan Allah,
tidak pernah menjumpaiku, dan tidak pernah melihat mukjizat-mukjizatku tetapi
mereka mau beriman kepadaku.”
Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menganggap kita lebih beruntung dari sahabat, iman kita dinyatakan
sebagai iman yang paling afdhol, dan kita ini dipanggil sebagai kekasihnya Nabi
shallallahu
‘alaihi wasallam. Tetapi hari ini amal perbuatan kita tidak mencerminkan
orang pantas dibilang sebagai kekasih Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, atau orang yang beruntung, atau orang yang mempunyai iman yang
afdol. Karena kehidupan kita hari lebih banyak mencerimankan kehidupan
musuh-musuh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Untuk perkara ini perlu kita buat kerja dakwah.
Allah
telah berikan kepada ummat ini 3 jabatan, yaitu :
1. Khalifatullah : Pengganti
Allah di muka bumi
2. Na’ib Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : Penerus
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
3. Waritsul kitab : Pewaris
kitab (mandat)
Allah telah wariskan dunia
ini kepada orang beriman sebagai wakil Allah dimuka bumi. Bagaimana caranya
menjadi wakil Allah ini ? caranya sudah Allah terangkan di dalam Al Qur’an dan
di contohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita ini adalah wakil dan petugas-petugas Allah di muka
bumi. Maka kita harus bertindak dan berlaku seperti petugas. Makan seperti
petugas, tidur seperti petugas, pakaian seperti layaknya seorang petugas, kerja
seperti seorang petugas, dan hidup seperti seorang petugas.
Syekh Abdul Wahab, Amir Pakistan,
berkata, “Kita harus tingkatkan niat kita dari seorang da’i menjadi seorang
Na’ib atau penerus Nabi.” Seseorang jika dia bisa mengajak satu orang untuk
taat kepada Allah sudah bisa dibilang sebagai da’i. Tetapi yang kita perlukan
adalah bukan hanya da’i tetapi Na’ib atau penerus Nabi. Kita ini penerus dakwah
nabi, penerus jaulah nabi, penerus taklim nabi, penerus musyawarah nabi,
penerus shalat nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan lain-lain. Sehingga nanti ketika kita niat untuk
meneruskan shalatnya Nabi, maka Allah akan sempurnakan shalat kita
seperti shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari derajat shalatnya, kekhusyuan shalatnya,
tertib shalatnya, dan lain-lain. Niatkan diri kita tinggi-tinggi
karena nanti Allah akan bangkitkan kita seperti apa yang kita niatkan.
Seseorang niat untuk menjadi hafidz namun belum selesai jadi hafidz dia sudah
meninggal, maka nanti Allah akan bangkitkan dia bersama para hafidz. Jika kita
niat untuk memahami Qur’an dan niat menyebarkan keseluruh manusia, maka nanti
Allah akan buat kita faham Al Qur’an dan menyebarkannya keseluruh alam. Dalam
mahfum hadits Allah berfirman, “Aku ini seperti prasangkaan hambaku
terhadapku…” Jika kita niat untuk menjadi penerus nabi maka nanti Allah akan
sempurnakan niat kita. Allah akan sempurnakan amal seseorang tergantung dari
apa yang dia niatkan.
Allah telah berikan umat
ini kitab yang utama yang menjadi penutup kitab-kitab terdahulu. Al Quran ini
isinya adalah seluruh perintah Allah kepada umat ini sebagai pewaris kitab. Qur’an
ini adalah mandat dari Allah kepada orang beriman untuk di pelajari, di pahami,
dan di sampaikan kepada seluruh manusia sebagai panduan hidup. Dengan Qur’an
ini Allah akan buat hati manusia ini tenang dan bercahaya. Qur’an ini juga akan
menjadi saksi buat kita terhadap kesalahan-kesalahan umat terdahulu.
Untuk dapat menyampaikan
mandat ini kepada seluruh manusia ini diperlukan kerja dakwah. Allah telah
angkat derajat umat ini dengan kerja Dakwah. Allah panggil kita dengan, “Choiru
Ummah”, sebaik-baiknya ummat, karena diberikan tanggung jawab Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar. Namun amal yang telah mengangkat derajat umat ini malah kita
tinggalkan. Jika kita ke pasar tidak ada niat untuk dakwah atau minimal benci
dalam hati, maka seluruh dosa orang di pasar akan kita tanggung dengan sempurna
walaupun kita tidak melakukannya. Jika kita melihat rumah ibadah agama
lain lalu kita ucapkan “La Ilaha Illallah La Ma’buda Illallah”, maka Allah akan
catat sebagai niat memberantas seluruh kejahatan dan kemusyirikan dimuka
bumi. Penting kita masuk pasar baca do’a dan niat mau dakwah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di angkat ke langit setelah melalui
Mujahaddah yang tinggi, Allah buka seluruh hijab antara Dia subhanahu wa
ta’ala dan Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, tidak ada lagi pembatas. Hakekat Iman akan datang setelah kita
melewati Mujahaddah dalam mengamalkan agama. Sahabat mengadu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dia
telah disiksa dan diperlakukan buruk oleh orang kafir, namun dia tidak pernah membalas,
bahkan mendo’akan kebaikan untuk orang yang menyiksanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata mahfum, “Jika kamu terus berbuat itu, maka Allah
akan kirim malaikat untuk bantu kita.” Orang buat salah lalu kita maafkan, maka
ini adalah kesempatan masuk surga tanpa hisab. Seorang sahabat sudah dibilang
sebagai penghuni surga karena amalannya sebelum tidur dia selalu memaafkan
semua kesalahan orang yang mendzalimi dia.
Untuk dapat mengamalkan
agama ini diperlukan keikhlasan. Orang yang mengamalkan agama tanpa keikhlasan
ini seperti orang yang membawa koper berisi batu. Orang yang membawa koper ini
akan terlihat seperti orang yang banyak uang, bawa koper kemana-mana. Padahal
setelah di buka isinya batu, mau beli apa-apa tidak laku. Inilah orang yang
mengamalkan agama tetapi tidak ada keikhlasan.
Lakukan dakwah dengan
sifat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
1. Sifat Sabar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di tolak
dakwahnya oleh orang Thaif, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dihina-hina mereka, bahkan di timpuki hingga puluhan
kilometer sampai keluar kota.. Namun bagaimana nabi mendo’akannya kepada Allah,
“Ya Allah jangan engkau hukum umatku, ini disebabkan karena mereka
tidak tahu. Ini adalah salahku karena kelemahanku dalam menyampaikan. Semoga
suatu saat nanti keturunan mereka dapat memeluk agamaMu.” Inilah Akhlaq,
Iqrom, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah disakiti oleh orang yang mendzoliminya.
2. Ikhlas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a setelah ditimpuki dari Thoif :
“Ya Allah biarkan yang lain marah kepadaku, asalkan Engkau tidak marah
kepadaku, maka jika yang lain marah kepadaku tidak apa-apa (Tidak ada
masalah).” Inilah keikhlasan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dalam berdakwah.
Manusia ini karena terbuat
dari tanah sehingga mempunyai sifat yang berubah-ubah seperti tanah. Tanah ini
jika kena panas dia akan kering, jika kena hujan dia akan menjadi lembek dan
basah. Inilah sifat tanah selalu berubah-ubah berdasarkan keadaan. Manusia hari
ini begitu imannya, masih suka terpengaruh dan berubah-ubah oleh suasana dan
keadaan.
Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih mengatakan : “Benteng terbesar bagi
orang beriman ini adalah Dakwah. Hidupkan suasana dakwah maka Iman ini akan
terjaga.”
Dakwah ini jika benar
dilaksanakan dan tertib maka musuh bisa menjadi kawan. Sedangkan dakwah yang
tidak dilaksanakan dengan benar bisa membuat kawan menjadi musuh. Jika Iman dan
Amal ini benar dikerjakan maka tambah hari tambah rindu sama yang namanya mati
dan akherat. Tanda Dakwah ini benar semakin hari semakin sayang kepada umat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangking sayangnya kepada umat melihat orang meninggal
tanpa iman rasanya mau hancur hati jadinya. Bagaimana risau dan fikir nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bisa masuk ke dalam diri kita ini perlu usaha, latihan,
dan pengorbanan. Tujuan keluar ini adalah latihan agar risau nabi bisa menjadi
risau kita, fikir nabi bisa menjadi fikir kita, kerja nabi bisa menjadi kerja
kita, dan kesedihan nabi bisa menjadi kesedihan kita. Orang yang keluar terus
di jalan Allah tidak mau buat Maqomi maka akan timbul sifat sombong. Tetapi
orang yang hanya mengerjakan Maqomi saja dan tidak mau keluar di jalan Allah,
tidak akan bisa lari dari sifat syirik. Namun jika orang tersebut keluar juga
dan Maqomi juga maka akan lahir sifat Tawakkal.
Sudah
menjadi ketentuan Allah siapa saja yang mau menjadi hafidz qur’an, maka langkah
pertama yang dia harus lakukan adalah menyediakan waktu untuk membaca dan
menghafal qur’an. Seseorang jika ingin menjadi petani maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menyediakan waktu untuk bertani. Begitu juga dengan
pedagang, pengusaha, dan lain-lain. Maka jika kita ingin menjadi penerus Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, penting
kita siapkan waktu untuk meneruskan kerja Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Insya Allah siap 4 bulan di jalan Allah….