Pages

Minggu, 13 April 2014

215. LATIHAN BAYAN 1 (BAGI PEMULA DALAM DAKWAH)




IMAN YAQIN DAN NAFI ISBAT
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن . اَمَّابَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلاً۬ مِّمَّنْ دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا وَقَالَ إِنَّنِىْ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِيْنَ
1. Iman yang Lurus.
Sesungguhnya suasana dan keadaan alam semesta dipengaruhi oleh amalan manusia, dan amalan manusia dipengaruhi oleh iman dan yaqin manusia. Apabila iman telah lurus, maka amalan akan menjadi baik, sehingga ibadah, muamalah, muasyarah dan akhlak akan menjadi baik pula. Apabila amalan telah baik, maka suasana dan keadaan alam semesta akan menjadi baik pula, sehingga iklim, cuaca, udara, daratan dan lautan akan berkhidmat atau melayani kepada manusia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.... “ (QS. Al A’raf : 96)
Bagaimana iman bisa lurus? Iman bisa lurus jika hatinya lurus. Bagaimana hatinya bisa lurus? Hati bisa lurus jika lisannya lurus. Bagaimana lisannya bisa lurus? Lisannya bisa lurus jika sering digunakan untuk membicarakan kebesaran dan keagungan Allah subhanahu wa ta’ala.
Yakni membicarakan bahwasanya :
          Allah khaliq : Allah Maha Menciptakan
          Allah malik  : Allah Maha Menguasai/Memelihara/Merajai
          Allah raziq   : Allah Maha Pemberi Rezeki
Apabila 3 perkara tersebut sering dibicarakan, maka akan menimbulkan sifat QANA’AH.
Dan juga membicarakan bahwasanya :
          Allah sami   : Allah Maha Mendengar
          Allah bashir : Allah Maha Melihat
          Allah ‘alim   : Allah Maha Mengetahui
Apabila 3 perkara tersebut sering dibicarakan, maka akan menimbulkan sifat TAQWA.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
2. Iman yang Rusak.
Sebaliknya apabila iman manusia telah rusak, maka amalan manusia akan menjadi rusak, sehingga ibadah, muamalah, muasyarah dan akhlak akan menjadi rusak pula. Apabila amalan telah rusak, maka suasana dan keadaan alam semesta akan menjadi rusak, sehingga iklim, cuaca, udara, daratan dan lautan semuanya tidak lagi berkhidmat kepada manusia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ
Artinya : “Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia....: (QS. Ar Rum : 41).
Apakah itu iman yang rusak? Iman yang rusak adalah apabila di dalam hati ada keyakinan bahwasanya makhluk bisa memberi manfaat atau madharat. Padahal sesungguhnya yang bisa memberikan manfaat atau mudharat hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Makhluk dapat memberikan manfaat atau mudharat atas ijin dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Sekarang ini sebagian manusia mempunyai keyakinan bahwasanya kebahagiaan itu terletak pada harta benda. Untuk mendapatkan harta benda harus ada uang, dan untuk memperoleh uang harus bekerja. Ini adalah keyakinan yang salah yang harus diluruskan.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
3. Nafi Isbat.
Sesungguhnya harta itu tidak bisa mendatangkan kebahagiaan, tetapi Allah yang mendatangkan kebahagiaan. Harta bisa mendatangkan kebahagiaan itu berhajat kepada Allah dan Allah mendatangkan kebahagiaan tidak berhajat kepada harta. Jika Allah kehendaki dengan harta akan datang kebahagiaan, dan jika Allah kehendaki dengan harta tidak datang kebahagiaan. Dan jika Allah kehendaki pula tanpa harta, Allah berkuasa mendatangkan kebahagiaan.
Inilah makna dari LAA ILAAHA ILLALLAAH.
Sesungguhnya uang tidak bisa mendatangkan harta, tetapi Allah yang mendatangkan harta. Uang bisa mendatangkan harta berhajat kepada Allah dan Allah mendatangkan harta tidak berhajat kepada uang. Jika Allah kehendaki dengan uang akan datang harta, dan jika Allah kehendaki dengan uang tidak datang harta. Dan juga jika Allah kehendaki tanpa uang, maka Allah berkuasa untuk mendatangkan harta.
Inilah makna dari LAA ILAAHA ILLALLAAH.
Sesungguhnya kerja tidak mendatangkan uang, tetapi Allah yang mendatangkan uang. Kerja bisa mendatangkan uang berhajat kepada Allah dan Allah mendatangkan uang tidak berhajat kepada kerja. Jika Allah kehendaki dengan kerja akan datang uang, dan jika Allah kehendaki dengan kerja tidak datang uang. Dan jika Allah kehendaki pula tanpa kerja, maka Allah berkuasa mendatangkan uang.
Inilah makna dari LAA ILAAHA ILLALLAAH.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
4. Tidak Ada Keberkahan jika Amalan Manusia Rusak.
Dulu semua buah-buahan rasanya manis, tidak ada yang beracun dan berduri. Ketika putranya Nabi Adam as. yaitu Qabil menumpahkan darah di muka bumi dengan membunuh adiknya sendiri, Habil, maka dengan qudrat dan iradah-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala mengubah buah-buahan itu sebagian ada yang pahit, berduri, dan beracun. Berapa banyak orang yang keracunan dan terkena duri hingga hari kiamat?
Akibat ulah Bani Israil, sampai hari ini umat akhir zaman terkena dampaknya. Dulu hewan-hewan yang disembelih dagingnya tidak pernah busuk walaupun disimpan berhari-hari. Tapi akibat amal buruk Bani Israil yang mengingkari Allah, daging akan membusuk dalam tiga hari saja tanpa diawetkan. Berapa banyak daging yang terbuang sampai hari Kiamat?
Begitu pula sejak Qarun la'natullah 'alaih menimbun-nimbun harta, sehingga hartanya menimbunnya dengan gempa bumi dan dampaknya sampai hari ini.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
5. Allah Hantarkan Agama untuk Keselamatan Manusia.
Manusia ingin hidup bebas, tetapi tidak ada yang bisa hidup bebas. Barangsiapa mengikuti peraturan, maka ia akan selamat, dan yang tidak ikut peraturan akan celaka. Orang yang meletakkan dirinya dalam tertib akan menjadi baik, dan kebaikannya akan dirasakan juga oleh orang lain. Sedang yang tidak mengikuti tertib akan celaka dan mencelakakan orang lain. Seorang pengemudi yang patuh pada peraturan lalu lintas akan selamat, namun apabila ugal-ugalan, maka ia akan menabrak benda-benda di depannya atau masuk jurang, sehingga mencelakakan dirinya dan orang lain.
Sungguh sangat beruntung kita tidak diciptakan sebagai makhluk yang lain, binatang misalnya. Tetapi derajat manusia bisa lebih rendah dari binatang jika tidak memiliki iman di dalam hatinya. Maka untuk makhluk yang bernama manusia, Allah subhanahu wa ta’ala tidak membiarkannya tanpa aturan khusus. Memang menurut Allah subhanahu wa ta’ala sendiri, manusia itu makhluk yang istimewa dan sebaik- baik ciptaan. Tetapi bila tidak didasari dengan iman, mereka akan beramal jahat dan menjelma menjadi makhluk yang paling hina. Dalam perkara ini nampak jelas Allah subhanahu wa ta’ala banyak ikut campur tangan dalam tata aturan manusia. Demi kasih sayang-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala mengutus 124.000 nabi dan rasul untuk membawa aturan khusus yaitu agama. Apabila manusia diberi otonomi dalam membuat tata aturan sendiri, maka rusaklah kehidupan manusia di dunia dan di akhirat selama-lamanya.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
6. Terjadinya Musibah karena Manusia Jauh dari Amal Agama.
Ulama’ mengatakan bahwa hari ini agama (iman dan amal) telah terlepas dari kehidupan kita dan ummat manusia. Orang-orang tidak merasa menyesal jika tidak mengamalkan agama. Sementara hubungan dengan rumah sangat kuat, sehingga apabila rumah terbakar merasa sangat sedih. Hubungan dengan pekerjaan sangat kuat, sehingga tidak mau meninggalkan pekerjaan walaupun untuk sementara. Hubungan dengan anak isteri sangat kuat, sehingga apabila mereka sakit, akan ikut bersedih dan berusaha mencari cara penyembuhannya. Namun jika agama yang sakit, tidak merasa sedih, tenang-tenang saja. Ketika berkumpul dengan keluarga atau sedang berada di tempat kerja tidak mengantuk, namun ketika mendengarkan pembicaraan iman dan amal saleh keadaannya seperti orang sakit dan gelisah, karena hubungan dengan agama sangat lemah.
Sebagaimana hubungan pedagang dengan tokonya, setiap hari ia datang ke toko, memikirkan kemajuan tokonya. Malam hari pun ia memikirkan dagangannya. Begitu pula apabila hubungan dengan agama kuat, maka setiap hari yang dipikirkan adalah agama. Bagaimana agar agama bisa wujud dalam kehidupannya, keluarganya, lingkungannya, dan seluruh alam? Jika tidak membiasakan diri dengan amal-amal agama, maka akan lalai mengingat Allah. Di kantor, di pasar, di sawah, di ladang lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, di masjid lalai kepada Allah, bahkan ketika shalat pun lalai kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena banyak waktu yang digunakan untuk mengurus harta benda, pekerjaan, keluarga, rumah dan sebagainya, maka timbullah kecintaan kepada perkara tersebut, yang menyebabkan lalai terhadap agama sebagai maksud hidupnya. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak masalah dalam kehidupan manusia.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda, "Wahai kaum Muhajirin, ada lima hal yang apabila kalian melakukannya, maka bencana akan menimpa kalian. Semoga Allah menghindarkan kalian dari perbuatan itu:
(1) apabila perzinaan telah merajalela di tengah-tengah suatu kaum, wabah penyakit akan menimpa mereka mupun penyakit baru yang sebelumnya tidak dikenal;
(2) jika suatu kaum melakukan kecurangan dalam menimbang dan mengukur, mereka akan mengalami kekeringan, kelaparan, kesusahan, dan diperintah oleh penguasa yang kejam;
(3) jika suatu kaum menahan zakatnya, maka hujan dari langit akan ditangguhkan, dan seandainya bukan untuk kebutuhan binatang, maka tak setetes pun yang diturunkan lari langit;
(4) Suatu kaum yang melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, mereka akan menjadi kelinci percobaan musuh;
(5) suatu kaum yang menerapkan hukum yang tidak adil, akan ditimpa perang saudara dan pemberontakan." (At Targhib wat Tarhib)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apabila ummatku mulai membenci ulama dalam hatinya, apabila mereka membangun pasar dan tempat perbelanjaan dengan megah, dan apabila mereka mengadakan pernikahan hanya karena kekayaan (bukan karena ketakwaannya, keshalihannya, dan akhlak yang baik orang yang akan dinikahinya) maka Allah akan menurunkan empat bencana kepada mereka. Berupa kelaparan, kezhaliman penguasa, ketidakjujuran para pejabat yang mengatur urusan mereka, dan serangan musuh." (HR. Hakim)
Perubahan apapun yang terjadi pada suasana dan keadaan, namun perintah Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah berubah sejak zaman Nabi Adam ‘alaihis salam hingga hari Kiamat. Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, "Kemalasan beribadah, kekurangan rezeki, dan kurangnya kedamaian adalah balasan atas dosa." (Tarikhul Khulafa)
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, "Aku telah diberitahu bahwa Nabi Musa ‘alaihis salam atau Nabi Isa ‘alaihis salam pernah bertanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, 'Apakah tanda keridhaan-Mu kepada ummat ini?' Allah subhanahu wa ta’ala menjawab, 'Tandanya adalah pada saat mereka menyemai benih di ladang, Aku mengirimkan hujan. Dan pada musim panen, aku menahan hujan. Urusan pemerintahan mereka Aku serahkan ke tangan orang yang berhati lembut dan urusan harta benda mereka aku serahkan kepada orang yang dermawan.' Kemudian mereka bertanya, 'Dan apakah tanda ketidakridhaan-Mu terhadap umat ini?' Allah subhanahu wa ta’ala menjawab, 'Tandanya adalah pada musim menyemai benih di ladang, aku menahan hujan. Dan pada musim panen aku mengirimkan hujan lebat. Urusan pemerintahan Aku serahkan ke tangan orang-orang jahil dan urusan harta benda mereka Aku serahkan kepada orang yang kikir." (Ad Durrul Mantsur)
Hadirin yang dimuliakan Allah...
7. Pentingnya Petunjuk Agama.
Seseorang akan bersemangat mengamalkan agama, jika dia betul-betul mengenal siapa yang memerintahkan untuk mengamalkan agama. Jika banyak orang mengamalkan agama, maka dengan sendirinya orang-orang akan belajar agama di pondok pesantren, dan mau memakmurkan masjid, karena masjid merupakan rumahnya Allah. Kemudian akan muncullah orang-orang hebat seperti para sahabat radhiyallahu ‘anhum yaitu menjadi petani, pedagang, pengusaha, dan pejabat yang taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi bila agama tidak hidup, maka yang lahir adalah para penjahat, pencinta-pencinta dunia, dan ahli-ahli dunia. Orang shalih sangat kurang, seribu berbanding satu. Petani, pedagang, pejabatnya tidak shalih, bahkan santri dan ustadznya tidak shalih.
Agama tidak bisa hidup dengan larangan dan perintah manusia, seperti tanaman pohon yang diperintah untuk tumbuh; "Hai daun, kamu harus rimbun, kamu harus berbuah banyak! Hai benalu, jangan tumbuh di sini! Hai rumput, mengapa kamu tumbuh di sini?" Demikian pula dengan perkara agama, tidak bisa menyalahkan orang lain, "Mengapa kamu berbuat maksiat?" Apalagi hanya mencela, menghujat, menggunjing, atau mencari kambing hitam. Sehingga lingkungan dikambinghitamkan, ini karena pengaruh lingkungan dan lingkungan pun dibakar!”
Kita tidak dapat mengubah siapa pun termasuk diri sendiri, tidak dapat memberikan hidayah kepada siapa pun termasuk pada hati kita sendiri. Hidayah dapat diperoleh hanya dengan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada hati yang menginginkan hidayah, manusia tidak akan mendapat hidayah jika hatinya tidak menginginkan hidayah, meskipun dia anak, isteri atau keluarga seorang Nabi, sebagaimana anak dan isteri Nabi Nuh ‘alaihis salam, isteri Nabi Luth ‘alaihis salam atau ayah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Tetapi, meskipun dia seorang penjahat atau seorang hamba sahaya jika hatinya mau menerima hidayah, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memuliakan dia, sebagaimana Umar radhiyallahu ‘anhu diangkat menjadi khalifah. Padahal pada masa jahiliyah, beliau pernah membuat berhala dan roti dan ketika lapar dia memakan berhala itu. Sebagian sahabat tidak percaya jika Umar radhiyallahu ‘anhu memeluk Islam. Mereka berkata, "Saya lebih percaya jika kudanya Umar masuk Islam."
Bilal radhiyallahu ‘anhu ialah seorang hamba sahaya diangkat menjadi gubemur setelah mendapat hidayah. Ikrimah radhiyallahu ‘anhu, anak seorang kafir Quraisy yaitu putra Abu Jahal, yang sangat membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia menghindar dari hidayah. la mengatakan kepada kaumnya, "Saya tidak akan memeluk Islam sampai mati!" Tapi ia dikejar hidayah, ia meninggalkan kampung halamannya dengan menumpang sebuah kapal, namun di atas kapal ia mendengar suara orang yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah, padahal ia melarikan diri karena kalimat itu. Dan ia tidak bisa mengelak, ia terkurung oleh hidayah, akhirnya menerima hidayah. Setelah kembali pada kaumnya, ia ditanya, "Dulu engkau bersumpah tidak akan masuk Islam." la menjawab, "Saya tidak masuk Islam, tetapi Islam yang masuk ke dalam diri saya."
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak ada seorang pun yang mampu menunjukinya. Para sahabat radiallahu 'anhum telah berjaya dan sukses didunia dan di akhirat, karena agama mereka junjung di atas kepala dan dunia hanya dijinjing di tangan. Apabila agama bergoyang, dunia dilepaskan untuk sementara untuk memegang agama. Tapi umat akhir zaman sebaliknya dunia dijunjung di kepala dan agama dijinjing di tangan. Apabila dunianya bergoyang, agama rela dilepaskan.
Hadirin yang dimuliakan Allah...
8. Pentingnya Amal Agama dan Berkorban untuk Agama.
Seluruh sahabat radhiyallahu ‘anhu telah berkorban dengan menjalani kehidupan dunia dengan kesederhanaan yang maksimal. Bahkan rumah, pakaian, dan makanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat sederhana. Bagaimana mengerahkan seluruh kemampuan dan potensi yang ada pada diri untuk usaha agama, seluruh apa yang dimiliki untuk agama. Agama hanya akan wujud dengan pengorbanan. Pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala akan datang pada ummat, apabila berkorban untuk agama, sebagaimana Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkorban sampai habis hartanya untuk agama.
Seorang pedagang yang hanya paham dengan perdagangan, seorang petani yang hanya paham dengan pertaniannya, dan seorang pejabat yang hanya paham dengan kantornya, adalah suatu kejahilan (kebodohan). Orang yang pandai dan sukses adalah seorang pedagang, petani, dan pejabat yang ta'aluq (ada hubungan) dengan Allah subhanahu wa ta’ala serta mengenal Allah subhanahu wa ta’ala. Apabila hubungan dengan Allah baik, maka percakapan, pendengaran, dan penglihatan akan baik, sehingga segala gerak-gerik akan menjadi baik.
Orang yang tidak melakukan usaha agama (berkorban untuk agama) akan tunduk kepada anak isterinya, pekerjaannya, sawah ladangnya, bahkan kepada hewan ternaknya. Setiap pagi harus memberinya makan, menjaganya, dan memandikannya.
Orang yang mengamalkan agama berbeda dengan pemilik agama. Pengamal agama seperti pekerja toko yang hanya mengharap gaji dari pekerjaannya. Pemilik agama seumpama pemilik toko, dia selalu berpikir bagaimana usahanya bisa maju, bagaimana seluruh karyawannya bisa hidup makmur. Jika hanya mengamalkan agama, ibadah sendiri, wirid munajat sendiri, tapi tidak punya tanggung jawab agama, ia bukanlah pemilik agama. Oleh karena itu perbaikilah hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia dan makhluk Allah yang lain.
Dalam beberapa hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diungkapkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menolak bencana dari penduduk bumi atau menahannya dengan sebab (berkah) orang-orang yang suka beristigfar dan memakmurkan masjid. Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala pun berkenan memberi rezeki kepada penduduk bumi, memberikan pertolongan dan menolak bencana karena adanya hamba-hamba yang shaleh, yang suka beristighfar dan memakmurkan masjid.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Al-Kabir dan Imam Baihaki dalam Al-Sunan dari Mani' Ad-Dailami radhiyallahu ‘anhu la menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْلاَ عِبَادٌ لِلَّهِ رَكَعَ وَصَبِيَّةٌ رُضِعَ وَبَهَائِمٌ رَتَعَ لَصَبَّ عَلَيْكُمُ الْعَذَابَ صَبًّا ثُمَّ رَضَّ رَضًّا
Artinya : “Jika bukan karena berkah hamba-hamba Allah yang rukuk atau mendirikan salat, bayi-bayi yang disusui, dan binatang-binatang yang digembalakan, pasti siksaan akan dikucurkan kepadamu dengan derasnya dan kamu akan dihancurkan sehancur-hancurnya.”
Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اِنَّ اللهَ لَيَصْلُحُ بِصَلاَحِ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ وَلَدِهِ وَوَلَدِوَلَدِهِ وَاَهْلِ دَوِيْرَتِهِ وَدَوِيْرَاتِ حَوْلِهِ وَلاَ يَزَالُوْنَ فِى حِفْظِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مَادَامَ فِيْهِمْ
Artinya : “Allah memperbaiki atau menjadikan saleh dengan kesalehan seseorang, anaknya, anak dari anaknya (cucunya), dan penduduk tetangganya yang terdekat dan yang dekat di sekitarnya. Dan mereka akan selalu dalam penjagaan Allah Yang Maha Perkasa lagi Mahaagung, selama ia berada di sisi mereka.”
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu juga pernah mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اِنَّ اللهَ لَيَدْفَعُ بِالْمُسْلِمِ الصَّالِحِ عَنْ مِائَةِ اَهْلِ بَيْتٍ مِنْ جِيْرَانِهِ بَلاَءً
Artinya : “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala dengan berkah Muslim yang saleh menolak bencana atau musibah dari seratus penduduk rumah dari tetangganya.”
Hadirin yang dimuliakan Allah...
9. Tanggungjawab Ummat akhir Zaman adalah Dakwah.
Kita adalah ummat akhir zaman, ummat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana Allah memberi gelar ummat ini sebagai ummat yang terbaik, yang dilahirkan di tengah-tengah manusia dengan tugas Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, sebagaimana firmanNya :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya : “Kalian adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…….” (QS. Ali Imran : 110)
Hari ini Agama Islam bisa sampai ke tempat kita dan ada pada ummat seluruh alam tumbuh berkembang atas pengorbanan harta, jiwa raga, tetesan darah para syuhada’, dan tetesan air mata Nabi dan para sahabat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberi tahu bahwa sebelum datangnya hari kiamat, Islam akan kembali jaya. Tanda-tandanya adalah ummat paham agama, orang berbondong-bondong mengamalkan agama, sehingga laki-laki yang baligh memakmurkan masjid, wanitanya tutup aurat secara sempurna, menyuruh suami dan anak laki-laki keluar di jalan Allah, mendidik anak secara Islam sehingga menjadi Alim alimah, Dai daiyah, Hafidh hafidhah, Abid abidah dan Mujahid mujahidah
Ini semua bisa terwujud manakala :
a. Menangguhkan 8 perkara yaitu menangguhkan keperluan bapak, anak, saudara, istri, keluarga, harta yang diusahakan, perniagaan yang ditakuti kerugiannya, rumah yang dicintai
b. Mendahulukan 3 perkara, yaitu perintah Allah, sunnah Rasul dan keluar di jalan Allah
c. Menafikan 6 perkara, yaitu bangsa, suku, bahasa, warna kulit, profesi, dan madzhab
Untuk merealisasikan perkara ini maka kita perlu melibatkan diri dalam USAHA DAKWAH, dengan membawa 6 keyakinan, yaitu :
a. Usaha dakwah adalah perintah Allah
b. Usaha dakwah adalah sunnah Rasulullah
c. Usaha dakwah adalah semata-mata mencari ridha Allah
d. Dalam dakwah ada janji Allah, yaitu dibalas di akhirat
e. Dalam dakwah ada jaminan Allah yaitu diberikan di dunia
f. Dalam dakwah ada pertolongan Allah, yaitu yang datangnya sewaktu-waktu (saat dibutuhkan)
Hai ummat Nabi, jadikan dakwah sebagai maksud hidup, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati, mati dalam dakwah. Ini namanya mendapat hidayah.
Jangan jadikan sawah sebagai maksud hidup, hidup untuk sawah, sawah sampai mati, mati dalam sawah. Ini namanya musibah.
Bersedia 4 bulan...Insya Allah....

Sabtu, 05 April 2014

214. BAYAN MAGHRIB MAHASISWA NIZAMUDDIN 1 UNIVERSITAS AL AZHAR


Foto: Jamaah India


Bayan Maghrib

oleh mahasiswa dari nizamudin 1 universitas al-azhar
(GAMBAR DI ATAS ketika ana(tabligh jamaah &  @USTADZ ROCK)  di pakistan 
Santri hafidz di pakistan masjid babus salam multan city 10des 2011 —
Tarzim oleh : USTADZ Hafiz Muhamad Al Hadromi

Setelah memuji Allah dan memberI salam kepada Rasulullah, maka beliau berkata :

Alhamdulillah Allah SWT telah gerakkan usaha kita dengan taat dan musyawarah. Saat ini umat telah kehilangan sifat taat, padahal Allah SWT telah sembunyikan hidayah dibalik ketaatan. Mulai saat ini hendaknya hidup kita didasari pada ketaatan dan musyawarah.

Di daerah kami ada syaikh Muhammad Yunus yang mengatakan bahwa usaha kita telah pada level di mana baik orang mendukung atau tidak mendukung, tidak akan mempengaruhi usaha da’wah ini, justru orang-orang dalam usaha da’wah ini yang menambah atau mengurangi pengorbanan yang akan mempengaruhi usaha da’wah ini. Maulana Sa’ad katakan “Seseorang tidak bisa mempengaruhi orang lain tapi besar dan kemalasan pengorbanan dia yang akan mempengaruhi diri sendiri”.

Maulana Yusuf katakan “Oleh karena itu setiap 2 tahun sekali kami minta dari setiap Negara untuk datang ke Nizammuddin”. Maka orang-orang bertanya “ mengapa tidak dikirim email atau surat apabila ada arahan lagi ?”, maka beliau katakan “agar kalian tidak bekerja sesuai dengan pemikiran kalian sendiri tidak sesuai dengan arahan musyawarah.”

Maulana Yusuf katakan “hendaknya ada 3 sifat dalam diri kita, 1. Kesatuan hati, 2. Kesatuan fikir, 3. Cara yang betul. Karena dengan 3 sifat itu akan ada pertolongan Allah SWT, hendaknya Da’i mempunyai 1.Ada pengorbanan atas diri, harta dan waktu, 2. Menangis dan berdo’a kepada Allah SWT”

Hendaknya Da’i memikirkan dan mengusahakan kehidupan Rasulullah SAW dan kehendak Allah SWT. Allah SWT hantar para Nabi dan Allah SWT tidak berikan secara material. Rasul SAW sejak bayi telah ditinggal Ayahnya dan Ibunya, bahkan kakeknya yang merawatnya pun beberapa tahun kemudian wafat.

Belajar sejarah Nabi agar kita tahu apa yang dibutuhkan dalam usaha da’wah ini. Ketika Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah r.ha yang mana orang kaya dan Rasul pun bisa hidup menjadi orang kaya seperti lainnya, tapi setelah diangkat nabi semuanya diinfakkan. Kehidupan Rasul setelah baligh(sebelum diangkat menjadi Nabi) maka Rasul telah mengetahui apa yang dikerjakan di sekitar ka’bah misal Zina di dalam Ka’bah. Thowaf telanjang, mabuk , judi dll, maka Rasul pun saat itu memikirkannya dan Rasul pun pernah mengumpulkan 40 orang tentang masalah ini tapi dari 40 orang ini tak punya risau sama sekali. Maka Rasul menyendiri di Gua Hira’ selama +- 40 hari berdo’a dan memikirkan masalah ini shingga Khadijah r.ha mengirimkan makanan ke Gua Hira’, dan tak satupun orang yang ikut. Jadi kita tahu bagaimana Rasul mulai usaha da’wah ini. Setelah diangkat menjadi Rasul, dari 40 orang hanya satu yang ikut Rasul untuk jalankan usaha da’wah.

Ketika itu dalam Gua Hira’ datang malaikat Jibril dengan bentuk aslinya yang mana sayapnya sangat besar dan luas, dan tubuh yang sangat besar dan tinggi. Dan Rasul ketika itu pun ketakutan, tapi Allah SWT berikan ketenangan dan Jibril pun memerintahkan Iqro’ 3x dan didekap dengan badan sebesar itu. Maka kata Masyaikh dalam membaca hadits hendaknya dibaca 3 x.

Itulah langkah pertama Allah SWT mulai jalankan usaha da’wah ini dan Rasul pun pulang ketakutan dan bertemu istrinya dan diberikan hidayah untuk masuk islam. Maka kita singkirkan pikiran kita bahwa untuk jalankan ini usaha butuh kekayaan, pemerintahan, jumlah yang banyak dan lainnya, tapi hendaknya kita pikir usaha ini dapat jalan hanya dengan pertolongan Allah SWT. Yang pertama Rasul pun habiskan kekayaan Rasul sampai habis hingga wafat tanpa apapun.

Selama umat ini merasa tidak memiliki kekuatan apapun maka Allah SWT akan berikan keselamatan, seperti angka nol (0) yang tidak ada nilainya apabila ditambah angka (1) akan menjadi 10, maka apabila semua yang hadir di sini merasa menjadi nol maka sudah cukup untuk dunia.

Maka setelah diangkat menjadi Rasul, Rasul bilang ke istrinya mulai saat ini tidak ada istirahat selepas hari ini.

Apabila umat ini tidak sanggup meninggalkan ketenangan atau istirahat maka Allah tidak akan turunkan angin hidayah.

Dikatakan Masyaikh apabila semua orang di dunia ini keluar 4 bulan tidak akan bisa hilangkan kebatilan, baru yang bisa menghancurkan adalah hati / perasaan yang ada dalam hati kita, karena kita belum bisa hancurkan kebatilan yang ada dalam hati kita.

Bagaimana Rasul mulai usaha da’wah ini, dimulai dari keluarga yaitu Rasul pun habiskan semua hartanya, dan harta keluarganya sehingga anak-anak beliau menangis sehingga Khadijah r.ha menangis, tapi bukan karena harta habis, tetapi karena anak-anaknya menangis (mubayin mau menangis). Mubayin bertanya ,”apakah ada yang bisa menghancurkan kekuatan Allah ?” jawab hadirin, “Tidaaak”, lalu beliau berkata “ lalu mengapa kalian takut lakukan pengorbanan? Sebagaimana tidak ada yang bisa hancurkan kekuatan Allah maka begitu juga tidak ada yang bisa hancurkan yang ikut dalam usaha da’wah.

Maka orang kafir pun memutuskan hubungan dengan umat islam dan menuliskannya di depan ka’bah, bahwa kami(orang kafir) putus hubungan dengan Muhammad dan pengikutnya, tapi Rasul katakan kepada pamanya hendaknya dituliskan Allah dan RasulNya saja. Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasulullaah, jadi nama Nabi berada di tengah-tengah Allah, sehingga tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghancurkan Rasul. Maka orang yang hidup mencontoh nabi, maka tidak ada satu kekuatan batil pun yang akan menghancurkan kita, maka perlu kita hidupkan sunnah Rasulullah SAW yaitu 3 perkara Siroh, Suroh dan Syariroh. Alhamdulillah suroh dan siroh sudah sedikit demi sedikit kita mulai mencontoh nabi, tapi dalam syariroh kita masih jauh, kita masih ada pikir bagaimana ikut usaha da’wah tapi tidak rugi perdagangan kita, biar tidak hilang dunia kita dll.

Maka usaha ini adalah usaha Rasulullah SAW maka harus dengan cara Rasulullah SAW, jangan sampai kita ingin usaha ini tapi ingin hidup seperti orang kafir. Kita harus korban seperti Rasulullah SAW. Dan ini tidak hanya Rasul saja tapi juga sahabat beliau. Dalam peperangan khaibar 3 bulan Rasul dalam rumah tidak nyala api. Mubayin bertanya, “ Coba kita buktikan sekarang orang islam mana yang ada yang 3 bulan tidak nyala api dapurnya?” hadirin menjawab, “Tidak”, beliau lanjutkan lalu mengapa takut jalankan usaha da’wah.

Sampai di Madinah, masjid Nabawi 4 tahun tidak nyala lampu, lalu bagaimana kehidupan Rasul dan para sahabat. Satu shof shalat berjamaah pingsan semua dan itu selama 23 tahun tidak 40 hari, 4 bulan. Maka sampai akhir hayat pun di rumah Rasul pun tidak ada lampu yang menyala. Maka orang pun bertanya kepada A’isyah r.ha tentang hal itu, dijawab kalo seandainya ada minyak di rumah kami maka kami akan minum karena kelaparan.

Pengorbanan bukan 40 hari atau 4 bulan, tapi semua yang kita punya kita korbankan. Bagaimana selepas 13 tahun buat usaha da’wah, kehidupan Rasul dan para sahabat semua telah sempurnakan pengorbanan, baru tahun ke 14 (perang badar) Allah berikan pertolongan. Pertolongan ketika itu Allah turunkan malaikat, maka bagaimana pengorbanan kita untuk agama ini? Sedangkan sahabat selama 13 tahun telah korbankan seluruhnya untuk agama ini.

( Mubayin dengan nada menangis) beliau menyampaikan. Pada peperangan khaibar mendapatkan ghanimah, maka Rasulullah SAW membagi semuanya kepada umat islam dan saat itu istri Rasulullah menunggu untuk mendapatkan makanan, minuman, minyak dan lainnya, tetapi Rasulullah kembali dengan tangan kosong dan ketika itu istri Rasulullah bertanya tentang hal itu maka Rasul katakan saya dikirim ke dunia ini bukan untuk hidupkan dapur keluargaku tapi dapur semua umat islam. Maka kalau kita tidak ikut cara Rasul, maka sulit untuk mendatangkan hidayah dari Allah.

(Mubayin Menangis) maka selepas membentuk jamaah para sahabat diteruskan oleh tabi’in-tabi’in, hingga 4 abad berjalan sehingga muncul ulama-ulama contoh kota bukhoro yang melahirkan Imam bukhari yang mana orang alim saat ini kalo belum ngaji kitab bukhori belum disebut alim, tetapi karena usaha ini begitu ditinggalkan secara ijtima’I dan beberapa tahun ( 20-25 tahun) yang lalu jamaah dikirim ke bukhoro (di kota dari Rusia), jamaah bertemu dengan seorang nenek. Nenek ketika itu melihat jamaah berpikir bahwa jamaah ini adalah orang islam dilihat dari penampilannya berjubah dan bersurban, nenek itu pun bertanya apakah jamaah bawa Alquran, ketika itu jamaah tidak membawa Alquran karena ditinggal di Masjid. Lalu nenek itu pun minta supaya besok dibawakan Alquran ke rumahnya. Maka besoknya jamaah datang ke rumahnya dan ternyata nenek itu telah menunggu di depan pintu. Jamaah dipersilakan masuk dan langsung nenek meminta untuk diperlihatkan Alquran. Maka setelah jamaah memberikan Alquran kepada nenek tersebut, nenek menangis karena diberikan kesempatan untuk melihat Alquran selama masih hidup dan bahkan dia berjanji barang siapa yang memperlihatkan Alquran kepadanya maka dia akan memberikan kotak yang berisi seluruh perhiasan dia. Lalu diambillah kotak tersebut untuk diberikan kepada jamaah.

Hadirin inilah apabila da’wah ditinggalkan secara ijtima’I, di kota Bukhori dulu yang keluar ulama’-ulama’ tapi sekarang untuk melihat Alquran saja susah.

Maka hadirin hendaknya kita merasa kasihan kepada seluruh umat, binatang saja kalo ada yang jatuh ke api orang kafir pun ingin menyelamatkannnya lalu bagaimana kalo manusia yang jatuh ke api neraka.

Apakah ada pikir lain dari Rasul kecuali untuk menyelamatkan umat ini dari api neraka.

Alhamdulillah Allah SWT telah berikan taufiq kepada Maulana Ilyas untuk memikirkan umat ini, ia pergi haji ke Baitullah menangis merisaukan umat ini dan berdo’a kepada Allah agar diberikan solusinya, hingga setelah pulang dari haji beliau terus menangis dan berdo’a seperti itu juga, berhari-hari dalam keadaan seperti itu hingga istrinya bertanya, “ wahai suamiku ada apa? Kenapa engkau menangis seperti ini ?” jawab beliau kalau saja ada dua orang yang menangis maka Allah SWT akan turunkan hidayah. Akhirnya kedua kalinya beliau pergi haji dan terus berdo’a sehingga mendengar suara kembalilah dan kerjakan usaha ini. Sehingga beliau bertanya kepada ulama’-ulama’ di Madinah bagaimana ini saya tidak sanggup jalankan usaha ini, tapi kata ulama’ di Madinah jalankanlah karena bukan kamu yang akan menjalankannya tetapi usaha kamu yang diterima. Sehingga sampai beliau di rumah semua kekayaan yang beliau miliki dikorbankan dan istrinya pun diceritakan tentang pengorbanan Fatimah, Khadijah dan sahabiyah-sahabiyah lainnya r.anhum, sehingga istri beliau pun menyerahkan seluruh hartanya sehingga usaha ini tersebar sampai ke seluruh dunia.

Maka ini 1 orang saja bisa buat perubahan ke seluruh dunia, maka apabila 10 orang saja di Indonesia atau di P jawa atau di Madura ini buat pengorbanan yang sam a maka akan cukup untuk merubah dunia ini.

Allah SWT letakkan pondasi usaha ini mulai dari Nabi Ibrahim yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar hingga dapat berdiri Baitullah sehingga semua orang sampai saat ini berkunjung ke Ka’bah. Sama dengan perang Tabuk yang saat itu harus meninggalkan kurma yang akan panen, maka saat ini orang pergi haji akan pulang dengan membeli kurma Madinah. Begitu juga dengan Maulana Ilyas yang membuat jamaah dengan kekurangan makanan sehingga saat ini jamaah pun tidak pernah kelaparan lagi.

Sekarang jangan lihat dulu korban Nabi, tapi Maulana Ilyas yang mana beliau korbankan hingga kelaparan, sehingga saat ini orang ribuan datang ke rumahnya dapat makan terus.Mubayin bertanya, “ Darimana ini ?”, jawab hadirin, “ dari khasanah Allah”,mubayin melanjutkan, “ lalu apakah khasanah Allah hanya untuk rumah beliau ?”,jawab hadirin, “ tidak”, lanjut beliau lagi,”lalu mengapa kalian takut berkorban.

Mubayin bercerita tentang permisalan datangnya rejeki Allah, kita mengangap saat ini apabila kita memasang kran seperti perdagangan, kantor, pertaniaan adalah tempat untuk mengalirkan rejeki, namun jawab beliau sesungguhnya kita ini mempersempit aliran rejeki dari Allah. Maka kalau kita tidak meninggalkan ini kran-kran maka rizki Allah akan sulit mengalir. Di kubur akan ditanya siapa Tuhanmu, kalau kita tidak melepas itu kran makan akan susah untuk menjawab. Kita akan menjawab toko yang memelihara saya, anak akan menjawab bapak yang memelihara saya, istri akan menjawab suamiku yang memelihara saya.

Oleh karena itu semua siap untuk melepas kran????

Diawali dengan korban selama 4 bulan ,…. Insya Allah. (Tasykil).


اِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ . نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً
Alhamdulillah Allah subhanahu wa ta’ala telah gerakkan usaha kita dengan taat dan musyawarah. Saat ini umat telah kehilangan sifat taat, padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah sembunyikan hidayah dibalik ketaatan. Mulai saat ini hendaknya hidup kita didasari pada ketaatan dan musyawarah.
Syaikh Muhammad Yunus mengatakan bahwa usaha kita ini, yaitu Usaha Dakwah dan Tabligh saat ini telah sampai pada suatu level, di mana seseorang mendukung atau tidak mendukung, tidak akan mempengaruhi usaha da’wah ini. Justru orang-orang dalam ambil bagian dalam usaha da’wah itu sendiri yang bisa menambah atau mengurangi pengorbanannya. Orang yang istiqamah dengan pengorbanan dalam usaha dakwah maka dia akan terpilih untuk selalu berada dalam hidayah Allah, sedangkan yang tidak bisa istiqamah bahkan kurang berkorban dalam usaha dakwah, maka boleh jadi dia bisa terlempar dari usaha dakwah. Naudzubillah min dzalik. Maulana Sa’ad katakan “Seseorang tidak bisa mempengaruhi orang lain tapi besar dan kemalasan pengorbanan dia dalam usaha dakwah yang akan mempengaruhi dirinya sendiri”.
Maulana Yusuf katakan “Oleh karena itu setiap 2 tahun sekali kami minta dari setiap Negara untuk datang ke Nizamuddin”. Orang-orang bertanya “mengapa tidak dikirim email atau surat apabila ada arahan lagi ?”, maka beliau katakan “agar kalian tidak bekerja sesuai dengan pemikiran kalian sendiri tidak sesuai dengan arahan musyawarah.”
Maulana Yusuf katakan “hendaknya ada 3 sifat dalam diri kita, 1. Kesatuan hati,
2. Kesatuan fikir,
3. Cara yang betul.
Karena dengan 3 sifat itu akan ada pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, dan hendaknya Da’i mempunyai :
1. Ada pengorbanan atas diri, harta dan waktu,
2. Menangis dan berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Hendaknya Da’i memikirkan dan mengusahakan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala hantar para Nabi dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak berikan secara material. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak bayi telah ditinggal Ayahnya dan Ibunya, bahkan kakeknya yang merawatnya pun beberapa tahun kemudian wafat.
Belajar dari sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita tahu apa yang dibutuhkan dalam usaha da’wah ini. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikah dengan Khadijah radhiyallahu ‘anha yang merupakan wanita kaya, sebenarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bisa hidup menjadi orang kaya seperti lainnya, tapi setelah diangkat nabi dan rasul semua hartanya diinfakkan untuk kepentingan agama. Kehidupan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam setelah baligh (sebelum diangkat menjadi Nabi) maka Rasulullah telah mengetahui apa yang dikerjakan di sekitar ka’bah misal Zina di dalam Ka’bah, thowaf telanjang, mabuk, judi dan lain-lain, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun saat itu memikirkannya.
Rasulullah pun pernah mengumpulkan 40 orang tentang masalah ini tapi dari 40 orang ini tak punya risau sama sekali. Maka Rasulullah menyendiri di Gua Hira’ bertahannut (menyepi diri dengan tafakkur dan tadabbur) selama  40 hari, berdo’a dan memikirkan masalah ini sehingga Khadijah radhiyallahu ‘anha mengirimkan makanan ke Gua Hira’, dan tak satupun orang yang ikut. Jadi kita tahu bagaimana Rasulullah mulai usaha da’wah ini. Setelah diangkat menjadi Rasul, dari 40 orang hanya satu yang ikut Rasulullah untuk jalankan usaha da’wah.
Ketika itu dalam Gua Hira’ datang malaikat Jibril ‘alaihis salam dengan bentuk aslinya yang mana sayapnya sangat besar dan luas, dan tubuh yang sangat besar dan tinggi. Dan Rasulullah ketika itu pun ketakutan, tapi Allah subhanahu wa ta’ala berikan ketenangan dan Jibril pun memerintahkan Iqro’ 3x dan didekap dengan badan sebesar itu. Maka kata Masyaikh dalam membaca hadits hendaknya dibaca 3 x.
Itulah langkah pertama Allah subhanahu wa ta’ala mulai jalankan usaha da’wah ini dan Rasulullah pun pulang ketakutan dan bertemu istrinya dan diberikan hidayah untuk masuk islam. Maka kita singkirkan pikiran kita bahwa untuk jalankan ini usaha butuh kekayaan, pemerintahan, jumlah yang banyak dan lainnya, tapi hendaknya kita pikir usaha ini dapat jalan hanya dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Yang pertama Rasulullah pun habiskan kekayaannya sampai habis hingga wafat tanpa apapun.
Selama umat ini merasa tidak memiliki kekuatan apapun maka Allah subhanahu wa ta’ala akan berikan kekuatan dan keselamatan, seperti angka nol (0) yang tidak ada nilainya kecuali apabila ditambah angka (1), maka akan menjadi bernilai yaitu 10. Apabila semua yang hadir di sini merasa menjadi nol, yaitu merasa tidak ada kemampuan apa-apa, tetapi melaksanakan usaha dakwah dengan penuh keyakinan karena dakwah ini diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah akan memberikan kekuatan dan sudah cukup untuk dakwah ke seluruh dunia. Setelah diangkat menjadi Rasul, Rasulullah berkata kepada istrinya, mulai saat ini tidak ada istirahat lagi. Apabila umat ini tidak sanggup meninggalkan ketenangan atau waktu istirahatnya, maka Allah tidak akan turunkan angin hidayah.
Dikatakan Masyaikh apabila semua orang di dunia ini keluar 4 bulan tidak akan bisa menghilangkan kebatilan, dan baru bisa menghancurkan kebatilan apabila perasaan yang ada dalam hati, kita korbankan karena Allah. Saat ini kita belum bisa hancurkan kebatilan yang ada dalam hati kita, karena kita belum bersungguh-sungguh mengorbankan diri, waktu dan perasaan di jalan Allah.
Bagaimana Rasulullah mulai usaha da’wah ini, dimulai dari keluarga yaitu Rasulullah habiskan semua hartanya, dan harta keluarganya sehingga anak-anak beliau menangis, Khadijah radhiyallahu ‘anha menangis, tapi bukan karena harta habis, tetapi karena anak-anaknya menangis (mubayin mau menangis). Mubayin bertanya,”apakah ada yang bisa menghancurkan kekuatan Allah ?” jawab hadirin, “Tidaaak”, lalu beliau berkata “lalu mengapa kalian takut lakukan pengorbanan?” Sebagaimana tidak ada yang bisa hancurkan kekuatan Allah, maka begitu juga tidak ada yang bisa hancurkan yang ikut dalam usaha da’wah.
Maka orang kafir pun memutuskan hubungan dengan umat islam dan menuliskannya di depan ka’bah, bahwa kami (orang kafir) putus hubungan dengan Muhammad dan pengikutnya, tapi Rasulullah katakan kepada pamannya hendaknya dituliskan Allah dan RasulNya saja. Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasuulullaah, jadi nama Nabi berada di tengah-tengah Allah, sehingga tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghancurkan Rasulullah. Orang yang hidup mencontoh kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tidak ada satu kekuatan batil pun yang akan menghancurkan kita, maka perlu kita hidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu 3 perkara Siroh (bentuk nabi), Suroh (Kehidupan nabi) dan Syariroh (fikir dan risau nabi). Alhamdulillah suroh dan siroh sudah sedikit demi sedikit kita mulai mencontoh nabi, tapi dalam syariroh kita masih jauh, kita masih ada pikir bagaimana ikut usaha da’wah tapi tidak rugi perdagangan kita, biar tidak hilang dunia kita dan lain-lain.
Usaha Dakwah dan Tabligh ini adalah usahanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka harus dengan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jangan sampai kita ingin buat usaha Dakwah dan Tabligh ini, tapi ingin hidup seperti orang kafir. Kita harus korban seperti korbannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ini tidak hanya Rasulullah saja yang berkorban tapi juga seluruh sahabat beliau. Dalam peperangan khaibar 3 bulan Rasulullah dalam rumah tidak nyala api. Mubayin bertanya, “Coba kita buktikan sekarang, orang islam mana yang ada yang 3 bulan tidak nyala api dapurnya?” hadirin menjawab, “Tidak”, beliau lanjutkan lalu mengapa takut jalankan usaha da’wah.
Sampai di Madinah, masjid Nabawi 9 tahun tidak nyala lampu, lalu bagaimana kehidupan Rasulullah dan para sahabat. Rasulullah dan sahabat susah payah semua dalam rangka untuk agama Allah dan itu selama 23 tahun, tidak 40 hari atau 4 bulan. Maka sampai akhir hayat pun di rumah Rasulullah pun tidak ada lampu yang menyala. Maka orang pun bertanya kepada A’isyah radhiyallahu ‘anha tentang hal itu, dijawab kalau seandainya ada minyak samin di rumah kami, maka kami pasti akan meminumnya karena kelaparan.
Pengorbanan untuk agama Allah bukan sekedar 40 hari atau 4 bulan, tapi semua yang kita punya kita korbankan. Bagaimana selepas 13 tahun buat usaha da’wah, kehidupan Rasulullah dan para sahabat semua telah sempurnakan pengorbanan, baru tahun ke 2 Hijrah (perang badar) Allah berikan pertolongan. Pertolongan ketika itu Allah turunkan malaikat, maka bagaimana pengorbanan kita untuk agama ini? Sedangkan sahabat selama 13 tahun telah korbankan seluruhnya untuk agama ini.
(Mubayin dengan nada menangis) beliau menyampaikan. Pada peperangan khaibar mendapatkan ghanimah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membagi semuanya kepada umat islam dan saat itu istri Rasulullah menunggu untuk mendapatkan makanan, minuman, minyak dan lainnya, tetapi Rasulullah kembali dengan tangan kosong dan ketika itu istri Rasulullah bertanya tentang hal itu maka Rasul katakan saya dikirim ke dunia ini bukan untuk hidupkan dapur keluargaku tapi dapur semua umat islam. Maka kalau kita tidak ikut cara Rasulullah, maka sulit untuk mendatangkan hidayah dari Allah.
(Mubayin Menangis) Oleh karena itu setelah membentuk jamaah para sahabat diteruskan oleh tabi’in dan selanjutnya diteruskan oleh tabi’-tabi’in, bahkan 2 abad berjalan maka muncul ulama-ulama, seperti di kota Bukhoro yang melahirkan Imam Bukhari yang mana orang alim saat ini kalau belum ngaji kitab Bukhari belum disebut alim. Namun karena usaha Dakwah dan Tabligh ini ditinggalkan oleh ummat berikutnya secara ijtima’i kemudian secara berangsur-angsur kesuksesan yang diraih oleh ummat Islam terdahulu semakin menurun, sehingga orang sudah tidak mengenal lagi ketinggian usaha Dakwah dan Tabligh yang dibuat oleh Rasulullah dan para sahabat. 
Beberapa tahun yang lalu (30 - 35 tahun), jamaah dikirim ke Bukhoro (sekarang ada di wilayah Rusia), jamaah bertemu dengan seorang nenek. Nenek ketika itu melihat jamaah berpikir bahwa jamaah ini adalah orang islam dilihat dari penampilannya berjubah dan bersurban. Nenek itu pun bertanya apakah jamaah bawa Al Quran, ketika itu jamaah tidak membawa Al Quran, karena ditinggal di Masjid. Lalu nenek itu pun minta supaya besok dibawakan Al Quran ke rumahnya. Besoknya jamaah datang ke rumahnya dan ternyata nenek itu telah menunggu di depan pintu. Jamaah dipersilakan masuk dan langsung nenek meminta untuk diperlihatkan Al Quran. Setelah jamaah memberikan Al Quran kepada nenek tersebut, nenek itu menangis karena diberikan kesempatan untuk melihat Al Quran selama masih hidup dan bahkan dia berjanji barang siapa yang memperlihatkan Al Quran kepadanya, maka dia akan memberikan kotak yang berisi seluruh perhiasan dia. Lalu diambillah kotak tersebut untuk diberikan kepada jamaah.
Demikianlah, apabila usaha Da’wah dan Tabligh ditinggalkan secara ijtima’i, di kota Bukhoro dulu yang keluar ulama’-ulama’ tapi sekarang untuk melihat Al Quran saja sulit.
Hendaknya kita merasa kasihan kepada seluruh ummat, binatang saja kalau ada yang jatuh ke api, orang kafir pun ingin menyelamatkannnya, lalu bagaimana kalau manusia yang jatuh ke api neraka. Apakah ada pikir lain dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali untuk berfikir dan berupaya menyelamatkan ummat ini dari api neraka.
Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala telah berikan taufiq kepada Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih untuk memikirkan ummat ini, ia pergi haji ke Baitullah menangis merisaukan ummat ini dan berdo’a kepada Allah agar diberikan solusinya. Setelah pulang dari haji beliau terus menangis dan berdo’a seperti itu juga, berhari-hari dalam keadaan seperti itu hingga istrinya bertanya, “wahai suamiku ada apa? Kenapa engkau menangis seperti ini ?” Jawab beliau, kalau saja ada dua orang yang menangis, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan turunkan hidayah. Akhirnya keduanya sering menangis dan untuk kedua  kalinya beliau pergi haji dan terus berdo’a, sehingga mendengar suara kembalilah dan kerjakan usaha Dakwah dan Tabligh ini. Beliau bertanya kepada ulama’-ulama’ di Madinah, bagaimana ini saya tidak sanggup jalankan usaha ini. Kata ulama’ di Madinah, jalankanlah usaha itu karena bukan kamu yang akan menjalankannya tetapi Allah yang akan memberi kekuatan untuk jalankan usaha itu sehingga usaha kamu diterima.
Sesampainya beliau di rumah, semua kekayaan yang beliau miliki dikorbankan dan istrinya pun diceritakan tentang pengorbanan Fatimah radhiyallahu ‘anha, Khadijah radhiyallahu ‘anha dan sahabiyah-sahabiyah lainnya radhiyallahu ‘anhum, sehingga istri beliau pun menyerahkan seluruh hartanya dan mulailah usaha ini tersebar sampai ke seluruh dunia.
Lihatlah betapa dengan 1 orang saja buat usaha Dakwah dan tabligh dengan pengorbanan, bisa buat perubahan di seluruh dunia, maka apabila 10 orang saja di Indonesia atau di P jawa atau di Madura ini buat pengorbanan yang sama, maka akan cukup untuk merubah dunia ini.
Allah subhanahu wa ta’ala letakkan pondasi usaha ini mulai dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail ‘alaihis salam dan Siti Hajar hingga dapat berdiri Baitullah. Asbab pengorbanan mereka, kita lihat bagaimana banyak orang sampai saat ini berkunjung ke Ka’bah. Sama juga dengan pengorbanan Rasulullah dan sahabat dalam perang Tabuk, dimana saat itu harus meninggalkan kurma yang akan panen, maka asbab pengorbanan mereka, saat ini orang pergi haji akan pulang dengan membeli kurma Madinah. Begitu juga dengan pengorbanan Maulana Ilyas yang membuat jamaah dengan kekurangan makanan, sehingga saat ini jamaah pun tidak pernah kelaparan lagi.
Sekarang jangan lihat dulu korban Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi lihat bagaimana Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih yang mana beliau korbankan hartanya hingga kelaparan, sehingga saat ini ribuan orang datang ke rumahnya dapat makan terus. Mubayin bertanya, “Darimana ini?”, jawab hadirin, “dari khasanah Allah”, mubayin melanjutkan, “lalu apakah khasanah Allah hanya untuk rumah beliau ?”, jawab hadirin, “tidak”, lanjut beliau lagi, ”lalu mengapa kalian takut berkorban.
Mubayin bercerita tentang permisalan datangnya rejeki Allah, kita mengangap saat ini apabila kita memasang kran seperti perdagangan, kantor, pertaniaan adalah tempat untuk mengalirkan rejeki, namun jawab beliau sesungguhnya kita ini mempersempit aliran rejeki dari Allah. Maka kalau kita tidak meninggalkan ini kran-kran maka rizki Allah akan sulit mengalir. Di kubur akan ditanya siapa Tuhanmu, kalau kita tidak melepas itu kran makan akan susah untuk menjawab. Kita akan menjawab toko yang memelihara saya, anak akan menjawab bapak yang memelihara saya, istri akan menjawab suamiku yang memelihara saya.
Oleh karena itu semua siap untuk melepas kran????
Diawali dengan korban selama 4 bulan ,…. Insya Allah. (Tasykil).
Santri hafidz di pakistan masjid babus salam multan city 10 des 2011 — Tarzim oleh : USTADZ Hafiz Muhamad Al Hadromi