Mencintai Da’wah dan Meresapkannya ke dalam Hati
Ath-Thabarani
meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman-Nya: ”Maka diantara mereka ada
yang celaka dan ada yang berbahagia. Dan ayat-ayat Al-Qur’anyang semisal ini ,
dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. Sangat menginginkan agar seluruh umat
manusia mau beribadah dan membai’at beliau dalam satu perjanjian. Maka Allah
‘’azza wa jalla memberitahukan kepada beliau bahwa seseorang tidak akan beriman
kecuali orang yang telah ada ketetapan dari Allah didalam Lauh al-Mahfuzh,
bahwa dia termasuk orang yang merugi. Kemudian Allah ‘azza wa jalla berfirman
kepada Nabi-Nya: “Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena
mereka tidak beriman, jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka
mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.
(Al-Haitsami,7/85, berkata: Semua perawinya dapat dipercaya, tapi Ali Bin Abi
Thalib tidak mendengar langsung dari
Ibnu Abbas.
Beliau
saw. Menda’wahi Kaumnya Saat Kematian Abu Thalib
Ibnu
Jarir meriwayatkan dari Abu Abbas, dia berkata: ”Ketika Abu Thalib sakit,
sekelompok pemuka bangsa Quraisy masuk menemuinya, di antaranya Abu Jahl
sendiri. Sesungguhnya keponakanmu itu mencaci tuhan-tuhan kami,berbuat ini dan
itu, dan berkata ini dn itu.Bila engkau panggil dia, maka kami akan
mencegahnya.” Abu Thalib pun memanggil beliau sedang beliau datang dan masuk ke
rumah pamannya.Saat itu diantara mereka dan Abu Thalib ada tempat kosong
sebesar tempat duduk satu orang.Abu Jahl-la’natullah- khawatir, kalau Nabi
duduk disamping Abu Thalib niscaya akan merasa kasian kepadanya. Maka Abu Jahl
pun melompat dan duduk ditempat tersebut. Maka Rasulullah saw. Tidak
mendapatkan tempat duduk di dekat pamannya sehingga beliau duduk didekat pintu.
Abu Thalib berkata kepada beliau: “Hai keponakanku! Mengapakah kaummu sampai
mengadukan perihalmu dan menuduh kamu mencaci tuhan mereka dan kamu pun berkata
ini dan itu?” Merekapun banyak berkomenter terhadap beliau.Rasulullah saw.
Menjawab: “wahai pamanku! Sesungguhnyaaku menginginkan mereka itu diatas satu
kalimat yang bila mereka mengatakannya, maka seluruh orang Arab akan tunduk kepada mereka dan seluruh orang asing
akan membayarkan jizyah kepada mereka.” Mereka pun terkejut karena ucapan
beliau itu, lalu mereka berkata: “Satu kalimat saja! Baiklah, demi bapakmu,
sepuluh kalimat pun kami sanggup. Apakah kalimat itu?” Abu Thalib berkata:
”Kalimat apakah itu hai keponakanku?” Beliau saw. menjawab: “Laa Illaha Illallah.”Maka
mereka berdiri dalam keadaan terkejut dan mengibaskan pakaian mereka seraya
berkata: “Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat mengherankan.” Dengan kejadian
di atas turunlah ayat di atas sampai firman-Nya: Dan sebenarnya mereka belum
merasakan azab-Ku.(QS. Shad: 8). (Demikian diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad,
An-Nasa’i, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Jarir semua pada bab tafsir masing-masing.
At-Timidzi meriwayatkannya dan berkata: Hadis Hasan.Demikian juga di kitab
tafsir Ibnu Katsir (4/28); al-Baihaqi
(9/188) dan al-Hakim (2/432)juga meriwayatkan hadis tersebut dengan makna sama,
dan berkata: Hadis ini sahih sanadnya, akan tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak
meriwayatkannya. Adz-Dahabi berkata: Hadis ini sahih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar