KHUTBAH IDUL FITRI SAYA DI MASJID AT TAQWA, AHAD 19 AGUSTUS 2012
KHUTBAH IDUL FITRI
اللهُ أَكْبَرُ
9 x كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ
وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ
الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ
كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. الْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ
عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ، وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَادِقُ الْوَعْدِ
الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا كَثِيْرًا
، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ
اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْن
Hadirin jama’ah
shalat id yang berbahagia….
Sejak
tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang
yang dijanjikan oleh Allah bagi kaum muslimin yang telah menjalankan ibadah
puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah subhanahu
wa ta’ala :
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Marilah kita selalu meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah: dengan jalan melaksanakan segala perintah-Nya,
dan menjahui semua yang dilarangan-Nya.
Pada kesempatan
pagi ini kita
berada dalam suasana kebahagiaan, berkat pertolongan Allah, kita telah diberi
kekuatan melaksanakan
ibadah puasa selama bulan ramadhan, sebagai
manifestasi ketaqwaan kita kepada Allah. Kita
melaksanakan ibadah puasa ini semata-mata karena yakin atas perintahNya yang
diwajibkan kepada kita dan yakin pula atas janji-janjiNya dengan keampunan dan
pahala yang besar serta kemenangan, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ
وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ
الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.
Sesungguhnya Allah
yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan
shalat dimalam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan
mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang
dilahirkan ibunya
(HR. Ahmad).
Seiring
dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak hikmah, faidah dan fadhilah yang
dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan
datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah penggemblengan
terhadap dua perkara, yaitu hawa nafsu dan hati.
1. Hawa Nafu.
Dalam
diri setiap manusia terdapat nafsu, seperti nafsu ammarah, nafsu ingin menang
sendiri dan nafsu syahwat. Semua nafsu ini selalu mengarah dan mengajak kepada
keburukan. Karena itulah Allah dan RasulNya memerintahkan agar selalu berjuang
keras untuk menahan dari keinginan hawa nafsu,terutama pada bulan ramadhan.
Seorang mujahid terbesar adalah seorang mampu berjuang atau berjihad melawan
diri sendiri ( اَلْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ هَوَاهُ ).
Sebenarnya nafsu ini hanya satu, tetapi ia dapat bersiat
ammarah, bersifat lawwamah dan terakhir dapat meningkat kepada muthmainnah.
Muthmainnah inilah merupakan puncak kesempurnaan dan kebaikan nafsu insani.
Karena nafsu muthmainnah selalu berteman dan berada di sisi Malaikat.
Senantiasa berusaha untuk mengabdi kepada Allah swt.
Sedangkan nafsu ammarah selalu berdampingan dengan setan.
Menggoda dan mempengaruhi manusia dengan janji-janji palsu, mengajar manusia
mengerjakan kebatilan dan kemaksiatan. Nafsu ammarah merupakan nafsu yang
menjadi penghalang bagi nafsu muthmainnah untuk mencapai tingkat kesempurnaan.
Begitulah seterusnya, bahwa dalam kehidupan kita ada dua nafsu yang selalu
berlawanan.
Imam
Ghazali mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat
berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan
manusia menuju pintu kebahagiaan.
Pertama,
sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ);
tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Pada
bulan ramadhan kita dilatih untuk makan sahur dan bukanya dengan yang halal.
Kedua,
sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ;
tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu
menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. Pada bulan ramadhan
kita dilatih menahan amarah, sehingga kalau ada yang mengajak bertengkar maka
dianjurkan mengatakan “aku sedang berpuasa.
Ketiga
sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan
martabat manusia. Pada bulan ramadhan kita dilatih dengan mendengarkan banyak
nasehat dan latihan mengamalkan perintah Allah.
Sedangkan
satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan
kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang
yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya
jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti
yang luhur (akhlaqul karimah).
2.Hati
Hati memiliki
kedudukan yang sangat penting karena baik dan buruknya seseorang sangat
tergantung pada bagaimana keadaan hatinya, bila hatinya baik, maka baiklah
orang itu dan bila hatinya buruk, buruklah orang itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ
الْقَلْبُ
Ingatlah, di dalam
tubuh manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah anggota tubuh
dan apabila ia buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah, segumpal daging
itu adalah hati
(HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu
hati harus kita perlakukan dengan baik dalam kehidupan ini.
Pertama, hati harus
dibuka dan jangan sampai kita tutup. Yang menutup hati biasanya orang-orang
kafir sehingga peringatan dan petunjuk tidak bisa masuk ke dalam hatinya, Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ
أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ
وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan
pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang
amat berat. (QS Al-Baqarah [2]:6-7)
Orang kafir sangat
membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam,
tetapi setelah masuk Islam menjadi orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dari dirinya
sendiri bahkan nyawanya sendiri.
Kedua hati
dibersihkan. Hati akan terkontaminasi oleh kotornya dosa-dosa, sehingga
kita dianjurkan untuk memohon ampun dan bertaubat dari dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
التاَّ ئِبُ مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang
bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Hati yang bersih
akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa
adalah kekotoran yang membuat manusia menjadi hina, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلاَ تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ لاَ يَنفَعُ مَالٌ
وَلاَ بَنُونَ. إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah
engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).
Ketiga, hati dilembutkan. Hati menjadi
keras karena lalai pada perintah Allah dan lalai dari mengingat Allah /
berdzikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam
bersabda:
لاَ تُكْثِرُواالْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ, فَإِنَّ
كَثْرَةَ الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ, وَإِنَّ
أََبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللهِ الْقَلْبُ الْقَاسِى
Janganlah kalian
banyak berbicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah. Karena banyak
bicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah akan membuat hati keras.
Sementara manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras (HR.
Tirmidzi).
Untuk bisa
melembutkan hati, kita bisa melakukannya dengan banyak cara, di antaranya
menyayangi anak yatim dan orang-orang miskin. Dalam satu hadits disebutkan:
أنَّ رَجُلاً شَكَا إلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ: إِمْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيْمِ وَ أَطْعِمِ
الْمِسْكِيْنِ
Seorang lelaki
pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam
seraya melaporkan kekerasan hatinya, maka beliau menasihatinya: “Usaplah kepala
anak yatim dan berilah makanan kepada orang miskin” (HR. Ahmad).
Karena itu, amat
disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu sehingga sulit
untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil
seperti yang disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala
dalam firman-Nya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا
يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ
مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ
بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah
itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di
antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di
antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di
antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]:74).
Keempat, hati harus
disehatkan.
Hati yang sehat adalah hati yang mempunyai iman yang sempurna kepada Allah,
sedangkan hati yang sakit ada sifat kemunafikan dalam hati. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ
الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا
يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Di antara manusia
ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya
sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka
berdusta. (QS Al-Baqarah [2]:8-10)
Kelima, hati ditajamkan. Hati yang
tajam adalah hati yang memahami perintah Allah dan RasulNya. Dalam
keadaan apapun ingin selalu melaksanakan perintah dan mencintai Allah dan
RasulNya. Dari tidur sampai tidur kembali mengusahakan agar semua aktifitas
sehari-hari menjadi bernilai ibadah disisi Allah.
Setelah satu bulan kita menunaikan ibadah puasa, kini
tiba saatnya hariraya Idul Fitri, hari yang penuh kebahagiaan dan kemenangan bagi
kita semua ummat Islam yang telah memenuhi kewajiban berpuasa pada bulan ramadhan.
اِذَاصَامُوْاشَهْرَرَمَضَانَ
وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ، يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا
مَلَائِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اَجْرَهُ، وَ عِبَادِ يَ الَّذِيْنَ
صَامُوْا شَهْرَهُمْ، وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ، يَطْلُبُوْنَ اُجُوْرَهُمْ،
اِشْهَدُوْا اَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ، فَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَااُمَّةَ
مُحَمَّدٍ، اِرْجِعُوْا اِلَى مَنَازِلِكُمْ، قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ
حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى:
يَاعِبَادِيْ صُمْتُمْ لِىْ وَ اَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًالَكُمْ
Artinya : Apabila orang-orang telah selesai berpuasa pada
bulan ramadhan, lalu keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Allah ta’ala
berfirman : Wahai malaikat-malaikatKu, setiap yang beramal tentu mengharap
pahalanya, dan sekarang hambaKu yang telah berpuasa selama sebulan dan keluar
menuju (shalat) hari raya mereka dan mereka mengharap balasannya, maka
saksikanlah olehmu sekalian bahwa Aku telah benar-benar mengampuni mereka.
Kemudian ada suatu panggilan yang menyeru,”Wahai ummat Muhammad, kembalilah
kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya kesalahan kalian telah diganti
dengan kebajikan”. Lalu Allah ta’ala berfirman,”Wahai hambaKu, kalian telah
berpuasa untukKu dan berbuka untukKu, maka bangunlah kalian dalam keadaan telah
mendapatkan ampunan.”
Namun sebelum hari idul fitri diperintahkan membayar
zakat fitrah. Abdullah bin Umar radahiyallahu anhu berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
فَرَضَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ
تَمْرٍ اَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيْرٍ عَلَى العَبْدِ وَالحُرِّ وَالذَّكِرَ
وَالأُنْثَى وَالصَّغِيْرِ وَالكَبِيْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ
Artinya : Zakat fitrah pada bulan ramadhan adalah 1 sha’
kurma atau 1 sha’ gandum, wajib bagi seorang hamba sahaya dan yang merdeka,
laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak-anak dari kaum muslimin (HR Bukhari dan Muslim)
Untuk apa kita diperintah menunaikan zakat fitrah ? Zakat
fitrah ini merupakan kunci pembuka dan penyempurna agar ibadah puasa ramadhan
kita diterima oleh Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
:
شَهْرُ رَمَضَانَ
مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَا ءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ اِلَى اللهِ اِلاَّ
بِزَكَاةِ الفِطْرِ
Artinya : Bulan ramadhan tergantung diantara langit dan
bumi, dan tidak akan diangkat kehadapan Allah, kecuali dengan zakat fitrah (HR Ibnu Syahin).
Waktu pelaksanaannya sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَرَضَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ زَكَاةَ الفِطْرِ طُهْرَةٌ
للِصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِوَالرَّفَثِ وَطُعْمَةٌ لِلْمَسَاكِيْنِ فَمَنْ
اَدَّهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ وَ مَنْ اَدَّهَا
بَعْدَالصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Artinya : Zakat fitrah adalah pembersih bagi orang yang
berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan perkataan yang kotor, dan sebagai
hidangan bagi orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat Ied
maka ia termasuk zakat fitrah yang diterima, dan barangsiapa yang menunaikan
sesudah shalat Ied, maka ia termasuk sedekah biasa (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
Selanjutnya kita akan memasuki suasana di luar bulan
ramadhan, maka bagaimana kita tetap berusaha menjadikan kita selalu didalam
ampunan Allah dan dalam usaha tetap menjaga ketaqwaan kita kepada Allah. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman :
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ
يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ
وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang
maupun sempit dan dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan." (QS Ali Imran:
134)
Manusia tingkatan I,
menafkahkan harta dalam masa lapang dan sempit
Manusia tingkatan II,
menahan amarah pada ada orang yang berbuat salah kepada kita,
Manusia tingkatan III,
manusia ini tidak hanya mampu menahan
amarahnya ketika ada orang lain yang berbuat salah kepadanya tetapi dia mampu
dengan ikhlas mau memaafkannya.
Manusia tingkatan IV,
(yang paling mulya dan disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala) , yakni
manusia yang bukan sekedar mampu menahan amarah, atau mampu memaafkan kesalahan
orang lain, tetapi lebih dari itu, manusia tersebut mampu berbuat baik kepada
orang yang pernah melakukan kesalahan kepadanya.
Dalam satu hadits
disebutkan bahwa shalat dan puasa belum cukup membawa seseorang ke surga sampai
dadanya bersih dari dendam, hatinya penyayang, dan berbelas kasih terhadap
sesama.
Janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang patut untuk
direnungkan. Beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam
bersabda,
“Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara.
Hendaknya dia bersilaturrahim, niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas
baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam syurga
yang dijanjikan-Nya.” (HR. Ar-Rabii’)
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا
مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ
هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ
وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ
الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ
وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ
اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الله أكبر ×٧ كَبِيْرًا
وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَلَكَ
الشُّكْرُ كُلُّهُ وَإِلَيْكَ يَرْجِعُ اْلأَمْرُ كُلُّهُ عَلاَ نِيتُهُ
وَسِرُّهُ، فَأَهْلٌ أَنْتَ أَنْ تُحْمَدَ، وَأَهْلٌ أَنْتَ أَنْ تُعْبَدَ،
وَأَنْتَ عَليَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اللهم لَكَ الْحَمْدُ حَتَّي تَرْضَي،
وَلَكَ الْحَمْدُ إِذاَ رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضاَ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْواَنِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِناَ وَشَفِيْعِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا
بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوااللهَ فِيْماَ أَمَرَ وَانْتَهَوْا
فِيْماَ نَهَى وَزَجَرَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ بِقَوْلِهِ عَزَّ مِنْ قَائِل: إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاَأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اَللَّهُمَّ
عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ: أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيُّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَناَّ مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ
ياَ أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِناَتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْواَتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَواَتِ ياَ قاَضِيَ
الْحاَجاَتِ
Ya Allah,
ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang
masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ
عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ
يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى
عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah,
ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di
antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan
hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wasallam, berikanlah mereka agar mampu
menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas
musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hakو jadikanlah
kami termasuk dari mereka.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah,
tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah
kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah
kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي
قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ
وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah,
jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati
kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan
jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ
السُّوْءِ عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ
وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا
عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Ya Allah, muliakanlah
Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah
musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya
Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka,
sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta. Ya
Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka,
sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ
وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ
عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ
لِمَا تَعْلَمُ
Ya Allah kami
memohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk
menepati jalan petunjuMu, Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni'matMu
dan beribadah menghambakan diri dengan baik kepadaMu, Kami memohon kepadamu
hati yang suci sejahtera dan lisan yang jujur. Kami memohon kepadaMu kebaikan
yang Engkau Maha Mengetahuinya. Dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan
yang Engkau Maha Mengetahuinya
اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا
وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا وَآمِنْ
رَوْعَاتِنا اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أيْدِيناَ وَمِنْ خَلْفِنا وَعَنْ
يَمِينِنَا وَعَنْ شِمَالِنا وَمِنْ فَوْقِنا ونَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ
نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنا
Ya Allah kami
mohon kepadaMu, keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami,
bagi keluarga dan harta kami. Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, Dan ubahlah
rasa takut kami menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari
belakang kami, Dari Kanan dan dari kiri kami, Dan dari atas kami dan dari bawah
kami, Dan kami berlindung di bawah kemahaagunganMu, Dari malapetaka yang
ditimpakan kepada kami, dari arah bawah kami,
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ
وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا
وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ
الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى
مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ
الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا
مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Ya Allah,
anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan
perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan
kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan
bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih
hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah
atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini
cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa
atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Wahai Tuhan kami, karuniakan
kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari adzab
api neraka
وَصَلِّ اَللَّهُمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ .عِبَادَ
اللهُ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُربَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اكْبَرُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar