Pages

Kamis, 30 Januari 2014

200. NASEHAT MAULANA ILYAS RAHMATULLAH 'ALAIH




 Foto Maulana Ilyas rahmatullah 'alaih


1. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
“Yang saya khawatirkan nanti akan terjadi, dimana orang itu seperti usaha agama, namun disisi Allah tidak sedang usaha agama. Mengapa bisa begitu ? Hal ini karena maksud usaha agama ini adalah bagaimana diri kita ini sifatnya tambah baik, yakinnya tambah kuat, ketaatannya pada Allah subhanahu wa ta’ala meningkat, kecintaannya kepada sunnah semakin bertambah, shalatnya makin khusyu’, ilmunya semakin bertambah, dan inilah maksud usaha agama. Tapi hari ini orang usaha agama hanya untuk orang lain saja bukan untuk diri sendiri. Inilah yang dimaksud kita disisi manusia terlihat seperti usaha agama tetapi disisi Allah bukan sedang usaha agama.
2. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
“Siapa saja yang buat kerja dakwah tetapi tidak yakin bahwa Allah akan menolong dia, berarti orang ini adalah orang yang fasik.” Barangsiapa yang buat kerja dakwah dan dakwah menjadi maksud hidupnya, maka Allah akan tolong dia seperti Allah telah tolong para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para Nabi ‘alaihis shalatu wassalam. Siapa saja yang mengisi hatinya dengan Amal Agama, maka Allah akan masukkan cahaya ke dalam hatinya sehingga ia dapat melihat dengan cahaya Allah. Umar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Hati-hati dengan firasat orang beriman.
3. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih menyatakan :
"Hakikat usaha ini adalah satu perjuangan yang sangat besar, sayangnya banyak orang yang masih belum memahami hakikatnya"

4. Kata Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih harus ada niat : Seluruh hidup, seluruh harta, seluruh diri untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Bagaimana supaya Allah subhanahu wa ta’ala tetapkan hidayah untuk kita? Caranya :
1. Jangan lihat keburukan orang lain dan lelaki yang bukan muhrim.
2. Untuk ishlah diri : Semua perintah Allah subhanahu wa ta’ala anggaplah belum tahu dan baru mendengar.
3. Ada fikir dan risaunya seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, memikirkan dan merisaukan bagaimana keadaan ummat sekarang.
4. Bagaimana amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup di seluruh alam.
6 Bagaimana usaha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup di seluruh alam.
Untuk dapatkan ini hendaklah maksud Nabi menjadi maksud hidup kita.
7 Kita hidup untuk Da`wah, Da`wah sampai mati, Mati dalam Da`wah.

5. Nasehat Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih :
Cara menyelesaikan berbagai masalah, baik masalah pribadi, masalah umat, maupun masalah politik adalah dengan Dakwah dan Usaha Agama, berdasarkan satu fikir. Cara-cara yang ditempuh di luar usaha agama nampaknya saja dapat memberikan hasil dan keuntungan dengan segera, sekalipun hanya dengan pengorbanan yang sedikit. Dalam pada itu, usaha agama menghendaki pengorbanan yang besar sedangkan keuntungannya tidak segera dapat dilihat. Itulah sebabnya mengapa orang-orang menjauh dari usaha agama. Demikian pula orang-orang yang terlalu tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan ketika melihat orang-orang yang “tidak produktif” seperti kita atau ketika melihat asas usaha dakwah kita. Namun ternyata mereka tidak mampu melihat hakikatnya, yakni tidak mampu memahami hakikat syariah.
6. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata : Terdapat dua golongan orang yang membuat usaha usaha agama, yaitu :
1. Mereka yang keluar di jalan Allah, dengan niat untuk menyelesaikan masalah hutang/sakit/kesusahan. Orang yang seperti ini tidak akan istiqamah (dalam usaha agama)
2. Mereka yang keluar di jalan Allah, karena menganggap bahwa hal itu adalah perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Orang seperti ini akan istiqamah dalam membuat kerja dan akan mendapat tarbiyyah dan maju (dalam usaha agama).
7. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
"Bahkan dalam saat minum teh pun kita mesti bertanya keadaan ahli keluarga kita, agar tidak ada satupun ahli keluarga yang terlibat kesia-siaan, jangan hidup seperti kaum Yahudi dan Nasrani, yang tidak mempunyai tertib hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam "
8. Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
"Permisalan keadaan ummat ini hari, ibarat seseorang yang memiliki mata tetapi mata tersebut buta, memiliki telinga tetapi tidak bisa mendengar (tuli), sehingga dia dalam keadaan sedang berjalan, tetapi berjalannya menuju jurang... Artinya menuju jurang kehancuran atau jurang neraka. Naudzubillah min dzalik.
9. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
"Musyawarah adalah suatu perkara yg besar. Allah berjanji apabila kalian duduk bermusyawarah dan bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka sebelum kalian berdiri, kalian mendapat taufik pada jalan yang lurus." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang hendak mengerjakan suatu urusan, lalu ia bermusyawarah dengan seorang muslim, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan memberinya taufik kepada urusan yang paling benar dan paling baik untuknya." (HR. Thabrani)
10. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
Ilmu Fadhail memiliki derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang tergerak ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail tentang amalan tersebut.
Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang.
11. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih ditanya orang. Kerja yang kamu buat sekarang ini banyak melalaikan hak makhluk, bagaimana ini? Dijawab oleh beliau, betul. Saya akui kerja yang saya galakkan sekarang ini banyak mengurangi hak makhluk, tapi dengan seorang mengambil usaha ini dengan sebab usahanya banyak orang-orang yang dahulunya melalaikan hak makhluk setelah mendapat hidayah dia menjadi orang-orang yang menunaikan hak makhluk dengan sebenarnya.
12. Beberapa orang datang ke Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, mereka berkata kepada Maulana Ilyas, “Syaikh antum ini wali.” Ini asbab hebatnya kerja dan gerak beliau dalam Dakwah. Namun apa kata Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, “Bukan, saya ini bukan wali, tetapi yang wali itu adalah kerja dakwah ini.” Jadi Maulana Ilyas tidak ingin membawa umat ini kepada pengkultusan, tetapi lebih ingin mengarahkan umat ini kepada kerja dakwah. Kita tidak menafikan adanya orang-orang tertentu yang mempunyai level kedekatan dengan Allah seperti para Aulia, tetapi ini sedikit sekali, tidak semua orang bisa mencapai level ketaatan seperti itu. Itulah namanya orang-orang pilihan Allah. Namun untuk yang secara umum agar umat ini dapat menjadi dekat dengan Allah, maka Allah berikan ummat ini kerja dakwah yang bisa membuat ummat ini diwalikan semua oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam tarekat-tarekat, mereka mempunyai mursyid yang mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dalam doa. Namun dalam kerja dakwah ini tidak ada yang seperti itu, yang paling utama dalam kerja dakwah ini adalah kerja itu sendiri.
13. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih ditanya oleh anaknya yaitu Maulana Yusuf rahmatullah ‘alaih : “Ya ayahanda ! kenapa ayah buat jamaah lagi padahal sudah banyak firqah-firqah dan bermacam-macam jamaah dalam islam ?” Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan : “Wahai anakku !! hari ini amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah banyak dikerjakan oleh ummat islam dan wujud di mana mana tempat dalam jamaah, tetapi maksud hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah hilang dari ummat, sehingga amalan ummat tidak mencapai hakekat amal.”
a. Mereka shalat, yang seharusnya mampu mencegah fakhsya’ dan mungkar, tetapi belum bisa wujud di tengah ummat
b. Puasa, yang seharusnya menghasilkan ketakwaan, juga belum berhasil
c. Zakat, yang seharusnya menghilangkan cinta dunia, malahan menjadikan orang semakin cinta dunia
d. Haji, yang seharusnya mendatangkan kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala justru orang semakin mencintai makhluq
Maksud ittiba’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mengikuti kepada dua perkara :
1. Amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Maksud hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
14. Tahapan Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih dalam merintis dakwah adalah :
1) Membayar orang untuk lakukan dakwah (Tidak ada hasil)
2) Membangun 250 madrasah (Tidak ada hasil)
3) Menganjurkan santrinya berpuasa/menahan lapar dan berdoa (BERHASIL, asbab munajad Maulana sambil lapar, sehingga seiapa saja yang hadir di Masjid beliau di Banglawali tidak akan kelaparan)
4) Maulana amalkan bayan subuh setiap hari 3 jam dengan berdiri dan tidak tidur melebihi 4 jam, serta doa minta diwafatkan ketika berdakwah (BERHASIL, usaha dakwah ini berkembang ke seluruh dunia hingga kini dan Insya Allah sampai hari kiamat)
Kesimpulan : Hanya dengan PENGORBANAN, dakwah akan BERHASIL
15. Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih brkata :
"1/100 pun saya tidak mampu untuk menyampaikan hakekat kerja ini kepada manusia, dan 1/100 dari apa yang telah saya sampaikan pun, tiada seorang pun yang memahaminya." Seandanya Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah menyatakan ketidak sanggupan beliau walaupun 1/100 atas kerja ini, lalu dimanakah derajat kepahaman kita.????"
16. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, setelah sorenya memberikan bayan Maghrib ,tengah malam beliau membersihkan tandas dan membuang kotoran manusia yang pada jaman itu kotoran manusia dikumpulkan bukan safety tank seperti sekarang, tetapi harus dibuang setiap hari.
17. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih pernah berkata, ada 2 (dua) orang yang terkebelakang dari usaha ini :
1. Niat untuk mengishlah orang lain
2. Mau mengishlah kerja ini
18. Satu kali Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah melihat satu orang penarik becak singgah ke masjid untuk buang hajat (ke belakang). Maulana beranggapan dia akan dapat berjumpa lagi dengan orang tersebut dan beliau sempat mengerjakan shalat sunnat 2 rakaat. Setelah selesai Maulana pergi mencari orang tersebut namun sudah tidak kelihatan lagi. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih menangis dan terus menangis. Semasa diakhir hayatnya Maulana Ilyas, sempat menangis dan menceritakan peristiwa tersebut yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Beliau menyesal dengan 2 rakaat shalat sunnat, beliau telah gagal untuk memberikan dakwah pada orang tersebut. Kata Maulana Umar Palanpuri rahmatullah ‘alaih, jikalau kita mendapat peluang untuk buat dakwah, janganlah kita tangguhkan, mungkin dimasa itu Allah subhanahu wa ta’ala telah buat suatu keputusan untuk hidayah seluruh alam. Allahu Akbar!
19. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
Carilah ilmu, yang dengannya kita semakin bertambah pengetahuan tentang kebodohan kita, sehingga kita akan merasa kurang dan kita terus belajar, apa lagi dalam Perkara Agama. Buahnya kita akan jauh dari Sifat Sombong.
20. Pada suatu peristiwa, Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah bertanya kepada orang Mewat apakah mereka faham apa yang dikatakan oleh beliau didalam bayan beliau. Orang-orang Mewat menjawab, "Ya kami faham". Ketika ditanya, "apa yang kamu fahami? Jawab mereka, "beliau menghendaki dengan bayan tersebut agar kami keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, sedlain itu kami tidak tahu, oleh karena itu maka kami sedia keluar di jalan Allah sekarang juga."
Siap sedia insya Allah 4 bulan di jalan Allah............

9 komentar: