Mengikhlaskan Niat dalam
Jihad di Jalan Allah
Tiada pahala bagi orang yang
bertujuan dunia dan popularitas
Diriwaayatkan oleh Imam Abu
Dawud dan Ibnu Hibban dalam kitab shahih-nya, juga oleh al-Hakim dengan singkat
dan disahihkan olehnya, dari Abu Hurairah ra., bahwa seseorang lelaki bertanya,
“Wahai Rasulullah, ada seorang lelaki yang keluar berjihad dengan tujuan harta
benda dunia.” Jawab Rasulullah saw., “Tiada pahala baginya.” Orang-orang
menganggap jawaban itu sangat berat, lalu mereka berkata kepadanya, “Ulangilah
pertanyaan itu kepada Rasulullah saw., barangkali engkau belum menyatakannya
dengan jelas.” Maka lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah! Ada seorang lelaki
yang ingin berjihad di jalan Allah kerena ingin mencari harta benda dunia.”
Rasulullah saw. bersabda, “Tiada pahala baginya.” Orang-orang menganggap
jawaban itu sangat berat, dan mereka berkata, “Ulangilah pertanyaan itu kepada
Rasulullah saw.!” Maka lelaki itu bertanya kepada beliau untuk ketiga kalinya,
“Ada seorang lelaki yang ingin berjihad di jalan Allah karena ingin mencari
harta benda dunia.” Rasulullah saw. bersabda, “Tiada pahala baginya” Demikian
tercantum dalam kitab at-Targhib (juz 2, hal. 419).
Dalam riwayat Imam Abu Dawud
dan an-Nasa’i, dari Abu Umamah ra., katanya: Seorang lelaki datang menemui
Rasulullah saw. ddan bertanya, “Bagaimana
pendapatmu mengenai seorang lelaki yang berperang untuk mencari pahala
dan pujian menusia terhadap dirinya. Apakah yang akan diperolehnya?” Rasulullah
saw. menjawab, “Ia tidak akan memperoleh apa pun.” Lelaki itu mengulangi
pertanyaanya tiga kali, dan Rasulullah saw. menjawab, “Ia tidak akan memperoleh
apa pun.” Kemudian beliau bersabda, “Sesungguguhnya Allah tidak akan menerima
suatu amalan kecuali bila dilakukan dengan ikhlas dan ditujukan untuk mencari
ridha-Nya.”
Demikian tercantum dalam
kitab at-Targhib (juz 2, hal. 421).
Kisah Quzman
Imam Ibnu Izhaq meriwayatkan
dari Asmin bin Umar bin Qatadah ra., katanya: Terdapat seorang leaki asing di
antara kami yang tidak diketahui siapa dia. Dia biasa dipanggil dengan nama
Quzman. Apabila disebutkan namanya, Rasulullah saw. selalu mengatakan,
“Sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka.” Sebelumnya ketika terjadi perang
Uhud, orang itu berperang dengan dahsyatnya sehingga dia berhasil membunuh
delapan atau tujuh orang musyik sendirian. Ia adalah orang yang sangat kuat.
Kemudian ia tertahan oleh cidera dan dibawa kekampung Bani Zharaf. Beberapa
lelaki Muslim berkata kepadanya, “Demi Allah, engkau telah menunjukkan
kekuatanmu sampai musuh mencederaimu pada hari ini, hai Quzman! Maka
bergembiralah.” Tanya Quzman, “Dengan apakah aku akan bergembira? Demi Allah,
aku tidak berperang kecuali demi kebanggaan kaumku. Jika bukan karena itu, aku
tidak akan berperang.” Ketika cideranya semakin parah, ia mengambil sebatang
anak panah dari wadahnya kemudian membunuh dirinya sendiri.
Demikian tercantum dalam
kitab al-Bidayah (juz 4, hal.36).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar