Simak 5 kota
dunia yang terancam tenggelam berikut ini.
1. Bangkok
Pada tahun 2100,
Bangkok diprediksi akan menjadi Atlantis kedua. Ibukota Thailand tersebut
tenggelam disebabkan beberapa faktor, antara lain perubahan iklim karena efek
rumah kaca, naiknya permukaan air laut, erosi pantai, dan pergeseran tanah.
Prediksi
tersebut dikemukakan oleh kepala Pusat Peringatan Bencana Nasional Thailand
Smith Dharmasaroja. Oleh sejumlah pihak, prediksi Smith ditanggapi serius.
Sebelumnya dia sudah meramalkan adanya Tsunami di sekitar Samudera Hindia pada
tahun 2004.
Selain itu,
letak kota yang berada 1,5 meter di bawah permukaan laut menyebabkan Bangkok
selalu mengalami banjir setiap tahun.
2. Ho Chi Minh City
Salah satu kota
di Asia Tenggara yang terancam tenggelam adalah Ho Chi Minh City. Setiap tahun,
ketinggian banjir meninggi setinggi 2 sentimeter.
3. Shanghai
Struktur tanah
yang semula daerah rawa yang kemudian dipenuhi oleh bangunan pencakar langit,
menyebabkan permukaan tanah Shanghai menurun setengah inchi setiap tahunnya.
Kebutuhan akan
bangunan pencakar langit tersebut meupakan imbas dari melonjaknya populasi
penduduk Shanghai. Pada tahun 2001, penduduk kota yang berada di muara Sungai
Yangze ini berjumlah 20 juta orang.
4. Mumbai
Pada tahun 2008,
Kelompok aktivis Greenpeace memperkirakan, pada tahun 2100, kota Mumbai akan
tenggelam oleh air laut. Naiknya air laut hingga 5 meter disebabkan oleh
mencairnya es kutub.
Dalam laporan
yang berjudul ‘Iklim Migran di Asia Selatan’ Greenpeace mencairnya es
kutub disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi hingga 4-5 derajat karena
pemanasan global.
5. Jakarta
Banjir di Bundaran
HI Jakarta
Selain letak
geografis yang berada di bawah permukaan air laut, kebutuhan akan air tanah
yang tinggi ditengarai menjadi salah satu penyebab tenggelamnya daratan
Jakarta. Populasi penduduk yang terus meningkat menjadi alasan utama kebutuhan
akan air tanah. Dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, diperkirakan jumlah
penduduk di Ibukota meningkat hingga 40 juta jiwa.
pakar hidrologi asal Belanda, Jan Jaap Brinkman menjelaskan, jika proses penyedotan air yang terus-menerus
dilakukan tidak segera dihentikan, di akhir abad, Jakarta akan tenggelam.
“Jika ekstraksi (penyedotan) air tanah
tidak segera dihentikan, di penghujung abad, Jakarta akan tenggelam dengan
kedalaman lima hingga enam meter,” jelasnya
seperti dikutip theatlanticcities.com.
Dahsyat! Anjloknya
Tanah Jakarta Terekam dari Luar Angkasa
Penurunan
permukaan tanah Jakarta diabadikan dari luar angkasa melalui satelit yang
mengorbit Bumi. Foto dirilis Badan Antariksa Eropa (ESA).
Foto tersebut
dirilis situs Badan Antariksa Eropa
atau European
Space Agency (ESA) pada 2 April 2012.
Sudah lima hari (17-22 Januari
2013) banjir belum mau pergi dari Kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara. Empat kelurahannya -- Pluit, Penjaringan,
Penjagalan, dan Kapuk masih terendam. Ribuan warga masih mengungsi, sebagian
menempati lokasi yang tak layak ditinggali.
Setidaknya ada
sejumlah hal yang disebut sebagai penyebab banjir di Penjaringan, di antaranya
Waduk Pluit yang meluap, tingginya curah hujan, dan pompa yang mati. Namun ada
penyebab lain yang sejatinya nampak secara kasat mata : permukaan
tanah yang makin anjlok.
Deformasi berupa
penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara sempat diabadikan dari luar angkasa
melalui satelit yang mengorbit Bumi.
"Peta ini
mempresentasikan deformasi permukaan tanah dari tahun 2007 hingga 2011 di
ibukota Indonesia, Jakarta," demikian keterangan yang disampaikan ESA di
situs www.esa.int.
Terutama di Teluk Jakarta, yang ditandai
dengan kotak bergaris biru. "Terdeteksi terjadi penurunan tanah lebih dari
20 centimeter per tahun."
Saat peta ESA
dicocokkan dengan peta DKI Jakarta, bisa dilihat wilayah yang berada di garis
biru adalah sebagian Pluit, Penjaringan, Pademangan, hingga Tipar. Dan jika
dikalkulasi total, penurunan tanah di kawasan itu diperkirakan lebih dari 1
meter.
Tanah Turun,
Drainase Gagal
Penurunan tanah
tentu saja berimplikasi pada makin parahnya banjir. "Secara kasat mata implikasinya kegagalan sistem drainase,"
kata pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna kepada Liputan6.com, Selasa
(22/1/2013) malam.
Penurunan
elevasi tanah akan membuat air yang menggenang stagnan dan makin lambat
mengalir. Apalagi ditambah fakta, sejumlah wilayah Jakarta ketinggiannya berada
di bawah permukaan air laut.
Untuk kasus
Pluit, Yayat menduga, ada indikasi penurunan tanah yang diperparah pasang laut.
"Makin banyak penurunan tanah, makin
menambah wilayah genangan baru," kata dia.
Lantas, apa yang
bisa dilakukan untuk menanggulanginya?
Untuk mengatasi
banjir, yang harus dilakukan adalah membuat penampungan air sementara atau fodder.
"Kemudian dari sana air akan dipompa ke laut," kata Yayat.
Sementara, untuk
menghentikan laju penurunan tanah, jawabannya, tak lain tak bukan adalah dengan
menghentikan pengambilan air tanah. "Selama air baku tak disediakan dengan
baik, sementara kebutuhan tinggi. Diperparah daratan banjir terbentuk dari
tanah aluvial, endapan pasir -- tanah muda, permukaan tanah akan terus
turun."
Bukti penurunan
tanah sudah bisa dilihat dengan amblesnya sejumlah bangunan. "Ambles
bahkan sudah dialami sejumlah gedung, rumah-rumah fondasinya turun dan retak-retak,"
kata dia.
Pengaruhnya
sudah terasa, yang kini bisa dilakukan adalah melakukan aksi untuk
menghentikannya. "Penurunan terparah ada di Jakarta Utara dan Jakarta
Pusat," kata Yayat.(Ein)
Begini Cara Kerja TMC untuk Atasi Banjir Jakarta
Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan suatu upaya pemerintah DKI Jakarta dalam
mengurangi intensitas curah hujan di wilayah Jakarta agar banjir dapat diredam.
Pelaksanaan TMC
ini dilakukan dengan mengerahkan empat pesawat terbang yaitu satu Hercules C-130
TNI AU dan 3 peswat CASA 212-200 untuk mempercepat awan menjadi hujan.
Sedangkan untuk
menghambat pertumbuhan awan dipasang 25 titik GBG (Ground Based Generator) yang
membakar flare berisi bahan higroskopis (NaCl). Selain itu, teknologi ini
didukung tiga radar hujan, dan enam stasiun pos meteorologi. Posko dengan
Hercules di Lanud Halim PK sedangkan tiga Casa berada di Pondok Cabe.
Dengan
menggunakan pesawat hercules milik TNI Angkatan Udara ini, lima ton garam
diangkut untuk kemudian akan dijatuhkan ke gumpalan awan yang telah
ditargetkan. Teknik ini akan mempercepat proses awan menjadi hujan sebelum
memasuki aliran sungai di hulu maupun di hilir yang bisa mengakibatkan banjir.
"Teknologi
modifikasi cuaca ini kita targetkan mampu mengurangi curah hujan di DKI Jakarta
minimal 30 persen. "Jadi kita harapkan dengan target tadi, banjir yang
diperkirakan akan kembali menggenangi jakarta pada tanggal 27 Januari ini dapat
dikurangi," kata Kepala BPPT, Sutopo Purwo Nugroho, Ahad (27/1).
Kekhawatiran
akan adanya hujan lebat di tanggal 27 Januari ini ternyata tidak terbukti
adanya. Hujan hanya mengguyur beberapa wilayah Jakarta dengan intensitas
ringan.
Hal ini sesuai
dengan pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang
memprediksi cuaca pada tanggal 27 Januari di wilayah Jabodetabek memiliki
peluang curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Namun, BMKG
menyatakan hingga satu pekan ke depan curah hujan lebat dapat saja terjadi di
Jakarta dan sekitarnya.
108,6 Ton Garam
Disebar ke Awan
Selama 16 hari, terhitung sejak 26 Januari 2013 (termasuk hari
ulang tahun penulis blog ini) sampai Minggu 10 Pebruari 2013, operasimodifikasi
cuaca dilakukan dengan menyebar sebanyak 108,6 ton bahan semai beruma NaCl atau
garam dapur ke awan di wilayah Jabodetabek. Hal ini dilakukan untuk menghindari
tingginya curah hujan sehingga diharapkan tidak terjadi banjir di Jakarta.
Oprasi modifikasi cuaca itu dilakukan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNBP) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), serta didukung Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan
TNI. Caranya dengan memanfaatkan arah angindan letak awan, sehingga hijan bisa
dipindahkan.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP
di Jakarta, Minggu 10 Pebruari 2013 menjelaskan, totalnya sudah 36 sorti
penerbangan dilakukan untuk menaburkan bahan semai ke awan, yaitu 24 sorti
dengan pesawat Hercules C-130 dan 12 sorti dengan pesawat Casa 212-200.
Berdasarkan evaluasi sementara, diketahui bahwa upaya modifiaski
cuaca ini telah berhasil mendistribusikan hujan. Dibandingkan dengan rata-rata
hujan historis wilayah Jakarta, curah hujan yang terjadi selama pelaksanaan
modifikasi cuaca lebih kecil. Berarti ada penurunan curah hujan di Jakarta dan
sekitarnya.
Menurut Sutopo, target awal hujan berkurang 30 % dari hujan
normalnya. Pada hari Minggu 10 Pebrurasi 2013 dilakukan 3 sorti penerbangan.
Sorti pertama pada pukul 10.56 – 12.53 wib menggunakan pesawat Hercules.
Penyemaian dilakukan pada sesl-selawan Cumulus pada ketinggian 11.000-13.000
kaki di Timur Jatiluhur sampai Lembang dan di daerah Laut Utara Pantai
Indramayu dengan bahan 4 ton garam dapur tepung. Sorti kedua pukul 11.28 –
12.57 wib menggunakan pesawat Casa 212-200. Penyemaian dilakukan pada awan
Cumulus dengan ketinggian 13.000-14.000 kaki di daerah Cikotok. Ketinggian
penyemaian 10.000 kaki dan menghabiskan bahan semai 1 ton. Sorti ketika dengan
pesawat Hercules A323 pada pukul 14.45 – 16.06 wib, penyemaian dilakukan di
daerah Purwakarta, Cikampek, dan Subang pada ketinggian 10.000 kaki. Di darat
telah dilakukan pengoperasian GBG dengan 23 flare di13 lokasi dan GBG sistem
larutan di 3 lokasi selama masing-masing 6,5 jam.
6. Venice is Sinking [Kota Venesia akan tenggelam]
Venice
is known as a town which sinking , but these pictures says more than a word!
Venesia
memang dikenal sebagai kota yang terapung diatas air, sudah tenggelam. Tapi
foto-foto berikut, menjelaskan lebih “jelas”
Venice
(Italian: Venezia, Venetian: Venesia) is a city in northern Italy known both
for tourism and for industry, and is the capital of the region Veneto, with a
population of about 272,000 (census estimate 1 January 2004). Together with
Padua, the city is included in the Padua-Venice Metropolitan Area (population
1,600,000).
Venesia,
adalah kota yang terletak di Utara Italia, yang sudah dikenal lama sebagai kota
Industri dan tujuan wisata dunia. Populasi Venesia mencapai 272 ribu jiwa pada
tahun 2004.
The
name is derived from the ancient tribe of Veneti that inhabited the region in
Roman times. The city historically was the capital of an independent
city-state. Venice has been known as the “La Dominante”, “Serenissima”, “Queen
of the Adriatic”, “City of Water”, “City of Masks”, “City of Bridges”, “The
Floating City”, and “City of Canals”. Luigi Barzini, writing in The New York
Times, described it as “undoubtedly the most beautiful city built by man”.
Venice has also been described by the Times Online as being one of Europe’s
most romantic cities.
Beberapa
julukan untuk Venesia diantaranya “La Dominante”, “Serenissima”, “Queen of the
Adriatic”, “Kota Air”, “Kota Topeng”, “Kota Jembatan”, “Kota Terapung”, dan
“Kota Kanal”
The
city stretches across 117 small islands in the marshy Venetian Lagoon along the
Adriatic Sea in northeast Italy. The saltwater lagoon stretches along the
shoreline between the mouths of the Po (south) and the Piave (north) Rivers.
The population estimate of 272,000 inhabitants includes the population of the
whole Comune of Venezia; around 60,000 in the historic city of Venice (Centro
storico); 176,000 in Terraferma (the Mainland), mostly in the large frazioni of
Mestre and Marghera; and 31,000 live on other islands in the lagoon.
The
Republic of Venice was a major maritime power during the Middle Ages and
Renaissance, and a staging area for the Crusades and the Battle of Lepanto, as
well as a very important center of commerce (especially silk, grain and spice
trade) and art in the 13th century up to the end of the 17th century. This made
Venice a wealthy city throughout most of its history. It is also known for its
several important artistic movements, especially the Renaissance period. Venice
has played an important role in the history of symphonic and operatic music, and
it is the birthplace of Antonio Vivaldi.
Jaman
dulu, Republik Venesia terkenal dengan kemampuan kelautannya.
Origins
While there are no historical records that deal directly with the obscure and peripheral[7] origins of Venice, tradition and the available evidence have led several historians to agree that the original population of Venice consisted of refugees from Roman cities near Venice such as Padua, Aquileia, Treviso, Altino and Concordia (modern Portogruaro) and from the undefended countryside, who were fleeing successive waves of Germanic invasions and Huns.
While there are no historical records that deal directly with the obscure and peripheral[7] origins of Venice, tradition and the available evidence have led several historians to agree that the original population of Venice consisted of refugees from Roman cities near Venice such as Padua, Aquileia, Treviso, Altino and Concordia (modern Portogruaro) and from the undefended countryside, who were fleeing successive waves of Germanic invasions and Huns.
Kota yang Telah Tenggelam Ribuan Tahun Silam
1. Kota Kuno Alexandria Tenggelam 1600 Tahun
Lalu (Mesir)
Kota Kuno Alexandria, Mesir
yang tenggelam 1600 tahun lalu
1600 tahun lalu kota kuno Alexandria,
Mesir, tenggelam karena gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah itu. Kota
bersejarah itu telah ditemukan termasuk sejumlah sisa-sisa reruntuhan kota yang
menjadi jejak sejarah kota kuno itu.
Kota Alexandria merupakan kediaman Cleoptra, ratu mesir yang terkenal. Kota itu juga menjadi saksi sejarah hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar, Marc Antony dan Octavius, semuanya adalah petinggi Kerajaan Romawi yang tergila-gila pada oleh Cleopatra.
Kota Alexandria merupakan kediaman Cleoptra, ratu mesir yang terkenal. Kota itu juga menjadi saksi sejarah hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar, Marc Antony dan Octavius, semuanya adalah petinggi Kerajaan Romawi yang tergila-gila pada oleh Cleopatra.
Meski terbenam selama 1600 tahun,
namun jejak kemewahan istana-istana di Alexandria, masih bisa ditemukan oleh
para arkeolog. Dikabarkan, ada sekitar 500.000 rumah ikut terbenam dalam
bencana mengerikan kala itu. Ini diketahui dari 700.000 gulungan catatan yang
ditemukandi perpustakaan. Ditemukan juga 25 sphinx, patung dewa-dewa juga
patung Cleopatra. Penggalian dipusatkan di bawah laut Pulau Antirhodus yang
diperkirakan merupakan pusat istana sang ratu. Penemuan lainnya adalah kapal
karam serta tiang granit merah, patung wajah ayah Cleopatra, King Ptolemy XII.
Namun sebagian peninggalan itu diminta tidak dibawa naik ke darat karena
Pemerintah Mesir menginginkan semua peninggalan pulau Cleopatra itu tetap di
dasar laut. Pemerintah menjadikan dasar laut itu museum di dalam air.
2.
Port Royal
Pusat Perdagangan Abad Ke-17
(Jamaika)Gempa bumi dahsyat telah menghancurkan sebuah kota yang gegap gempita,
Port Royal, di Jamaika. Bukan hanya meluluhlantakan kota itu, tapi juga
membenamkan semua yang ada di sana ke dasar laut. Dulunya, kota pelabuhan itu
sangat terkenal sebagai sarang bajak laut, pelacuran, mabuk-mabukan.
Kota yang berada di Laut Karibia ini
tenggelam hampir dua abad silam. Bandar itu dulu dikenal sebagai pusat
perdagangan Spanyol yang paling terkenal di Karibia, bahkan di seluruh Amerika
waktu itu. Menjelang senja hari, 7 Juni 1692, terasa bumi di bawah Port Royal
menggeliat tiga kali, yang segera disusul gelombang pasang.
Tak ada lagi waktu untuk mengungsi. Sebab dalam beberapa menit saja, 90% dari kota bergedung 2000 itu -- kebanyakan bertingkat dua dan tiga -- atau amblas atau meluncur ke dalam laut. Lebih dari 2000 orang meninggal seketika. Kerugian harta benda tak tertaksir banyaknya. Catatannya kebanyakan tersimpan di arsip-arsip pemerintahan kolonial Spanyol.
Tak ada lagi waktu untuk mengungsi. Sebab dalam beberapa menit saja, 90% dari kota bergedung 2000 itu -- kebanyakan bertingkat dua dan tiga -- atau amblas atau meluncur ke dalam laut. Lebih dari 2000 orang meninggal seketika. Kerugian harta benda tak tertaksir banyaknya. Catatannya kebanyakan tersimpan di arsip-arsip pemerintahan kolonial Spanyol.
Berpedoman pada arsip-arsip Spanyol
itu, tahun 1966 pemerintah Jamaica mulai melancarkan operasi penyelaman dan
penggalian besar-besaran untuk menemukan bandar abad ke-17 yang tenggelam itu.
Walaupun lokasi kota di bawah-air itu tak terlalu dalam -- berkisar antara 1
sampai 20 meter -- sedang seluruh lokasi yang diselami 'hanya' 140 ribu mÿFD,
toh penyelaman dan pengangkatan artifak-artifak Port Royal praktis makan waktu
tiga tahun.
3.
Mahabalipuram Candi yang Berada di
Dalam Air (India)
Menurut 'legenda'nya Candi Tepi Laut
yang terkenal dengan sebutan Mahabalipuram di pantai Tamil Nadu, bukanlah satu
satunya candi tapi satu dari tujuh candi yang ada di sana, namun enam candi
lain telah tenggelam. Kisah rakyat itu kemudian dibuktikan dengan ekspedisi tim
arkeolog di lepas pantai dari Mahabalipuram, dan ditemukan sisa sisas batu,
tembok, dll. Dikisahkan, pada abad ke 7, Dinasti Pallava yang memerintah daerah
itu telah membuat banyak candi diantaranya Mahabalipuram dan Kanchipuram.
4.
Yonaguni-Jima Tenggelam 2000 Tahun Lalu
(Jepang)
Yonaguni-Jima letaknya dekat ujung
selatan Kepulauan Ryukyu, Jepang, kira-kira 75 mil (120 kilometer) pantai timur
Taiwan. Pulau Yonaguni digambarkan sebagai tempat yang luar biasa, namun daya
tarik paling istimewa dari pulau ini adalah reruntuhan kota bawah laut yang
berada di pantai selatan Yonaguni. Disebutkan kota ini tenggelam karena gempa
bumi dan tsunami pada 2000 tahun lalu.
Ditemukan artefak dari lempengan batu
yang masih kokoh, yang diduga menggunakan teknologi tinggi untuk mengukirnya.
Artefak artefak yang ditemukan dipahat dengan lempengan batu yang sepertinya
menggunakan peralatan yang belum ada pada zaman itu.
Namun Masaaki Kimura, ahli geologi
laut dari Universitas Ryukyu, Jepang, meyakini kalau reruntuhan itu merupakan
kota kuno yang telah ada 5000 tahun lalu.
5.
Pavlopetri , Kota Pelabuhan Zaman
Perunggu (Yunani)
Kota kuno Pavlopetri terdapat pada
tiga sampai empat meter air saja di lepas pantai selatan Laconia di Yunani.
Reruntuhan gedung sedikitnya ada 15 gedung yang masih terlihat bentuknya,
masing-masing terdiri dari 3-4 kamar, jalan-jalan, bahkan kuburan masih bisa
ditemukan. Dari penelitian ada perkiraan kalau kota ini telah ada pada 2800 SM
namun ada pendapat lain bahwa kota lebih tua dari itu, yakni periode Mycenaean
sekitar 1600-1100 BC. Yang menakjubkan, meski telah berusia ribuan tahun, namun
struktur kota yg ditemukan terbilang utuh. Dari artefak tembikar yang
ditemukan, diduga dibuat sekitar 1100 BC.
Diperkirakan, dulunya Pavlopetri
adalah kota pelabuhan yang maju dan menjadi tempat berbisnis dengan penduduk
setempat ataupun dengan pedagang di seluruh Mediterranean. Penemuan tempat ini
menambah gambaran pengetahuan baru, khususnya tentang kehidupan masyarakat
zaman perunggu.
Arkeolog Dr Jon Henderson, dari
Universitas Nottingham, adalah arkeolog pertama untuk mempunyai akses resmi
meneliti tempat itu. Ia mendapat izin istimewa dari pemerintah Yunani untuk
meneliti kota di bawah laut itu. Menurut Henderson, penemuan ini sangat langka
dan penting
6. Bay of
Cambay, India
Beberapa tahun yang lalu ditemukan sebuah kota berumur lebih dari
9500 tahun. Lebih penting lagi penemuan ini lebih tua 5000 tahun dari apa yang
pernah ditemukan di daerah ini, memaksa para ahli sejarah untuk mengevaluasi
kembali pengertian mereka tentang sejarah kebudayaan di daerah itu. Penemuan
ini dinamakan Dwarka atau Kota Emas, yang dinamakan menurut kota tua dalam laut
yg dimiliki dewa Khrisna.
7. Kwan
Phayao, Thailand
Sebetulnya candi berumur 500 tahun yang berada di dasar danau
Phayao tidak aneh.Tetapi yang aneh adalah bahwa danau tersebut baru dibuat
dengan sengaja 70 tahun yang lalu.
8.
Havana, Cuba
Sebuah tim ilmuwan melanjutkan penelitian tentang puing-puing
megalitic di selat Yucatan dekat Cuba. Mereka menemukan bukti bahwa ada sebuah
pemukiman urban sepanjang beberapa mil sepanjang pantai. Beberapa percaya bahwa
yang dahulu tinggal ditempat tersebut adalah kebudayaan America tua.
9. North
Sea, Europe
Sebuah landscape baru-baru ini ditemukan di bawah Laut Utara. Dulu
pernah didiami oleh manusia kurang lebih 10000 tahun yang lalu. Area tersebut
dulu adalah sungai, danau dan samudra sekarang ada di bawah dasar laut.
10.
Atlantis, Antarctica?
Lebih dari 100 tahun yang lalu seorang kurator museum di Istanbul
menemukan sebuah peta tua. Setelah menelitinya dia menemukan lokasi yang
ditandai dengan deretan gunung yang lokasinya adalah dimana Antartica sekarag
berada. Peta ini adalah salah satu dari sekian bukti yang menyatakan bahwa
Antartica adalah kota Atlantis yang hilang. Bukti terbaru adalah penemuan
menggunakan teknologi sonar yg menunjukkan bahwa ada struktur lagi dibawah
Antartica.
11. Singkil, Kisah Kota yang
Tenggelam
Pohon-pohon mati di
tepi pantai Singkil lama, Aceh, Sabtu (25/2). Ratusan tahun lalu, kawasan
tersebut merupakan hutan lebat. Hutan tersebut kemudian tenggelam karena
naiknya air laut ke daratan akibat gempa dan tsunami.
Air laut
perlahan mengusir kehidupan dari kota Singkil, Aceh. Rumah, sekolah, kantor
polisi, dan masjid ambles ke dalam bumi, lalu terisi air. Kota Singkil
sepertinya akan bernasib sama dengan Singkil lama yang terlebih dulu hilang
ditelan Samudra Hindia.
Pagi itu
langit cerah setelah berhari-hari sebelumnya mendung mengirim hujan. Kami
menghilir menyusuri Sungai Singkil dengan perahu untuk mencari jejak kota
Singkil lama.
Lebat
nipah dan bakau memagari tepian sungai. Sekitar 45 menit berperahu, kami tiba
di tepi pantai. Deretan pohon mengering. Akar dan sebagian batang pohon itu
tenggelam.
”Dulu ini
hutan lebat. Setelah gempa 2004 dan 2005, tanah turun. Pohon-pohon mati. Hanya
bakau yang bisa tumbuh,” kata Alimuddin (64), penduduk Singkil baru yang jadi
penunjuk jalan. ”Di sini masih ada kuburan, rel, sumur, dan tembok rumah,” kata
Alimuddin. Dia lalu menuntun kami ke rawa-rawa untuk mencari reruntuhan kota
yang ditinggalkan itu.
Hutan
bakau tumbuh lebat, lumpur hingga sepaha dalamnya. ”Terakhir ke sini tiga tahun
lalu tidak selebat ini,” kata Alimuddin kebingungan.
Tiba-tiba
Alimuddin yang berjalan cepat menghilang dalam lebat bakau. Kami terpisah dan
berpencar. Dari hutan, muncul Rai Radi (34). ”Wah, kalian menakuti burung.
Bakal tak ada tangkapan hari ini,” keluh lelaki dari Desa Ujung, Singkil.
Rai berburu
burung di Singkil lama sejak 10 tahun lalu. Dia membuat jebakan kurungan yang
diberi batok kelapa berisi air dan makanan. Setiap burung yang masuk tak akan
bisa keluar. Hanya burung dan ikan yang bisa hidup di Singkil lama.
”Padahal,
di sinilah dulu kakek-nenek kami bermukim,” katanya. Rai lalu menunjuk
lubang-lubang bekas penggalian yang menganga di sejumlah titik. ”Itu bekas
orang menggali untuk cari harta karun,” katanya.
Rai
mengajak mencari peninggalan Singkil lama. Di rawa-rawa yang dikelilingi lebat
bakau, kami menemukan makam tua yang dikelilingi reruntuhan tembok bata. Kami
juga menemukan koin bertuliskan Hindia Belanda berangka tahun 1834, pecahan
keramik dan kaca, sumur tua, serta reruntuhan tembok bata. ”Ini hanya sisanya.
Kata orang tua, dulu di sebelah sana banyak deretan dinding rumah,” kata Rai,
menunjuk Samudra Hindia.
”Galoro”
Tak ada
catatan pasti kapan Singkil lama tenggelam. Namun, berdasarkan catatan
Moehammad Saleh dalam buku otobiografinya, Riwajat
Hidoep dan Perasaian Saja, 1965,
hingga pertengahan abad ke-19, kota Singkil masih menjadi salah satu pusat
perdagangan.
Sekitar
awal 1861, Saleh berlayar ke Singkil untuk berdagang. Dia menginap beberapa
hari, lalu kembali berlayar ke Pariaman. ”Belum lama saya di Pariaman, kembali
dari Singkil, pecah kabar bahwa Pasar Singkil tenggelam, terbenam karena gelora
(air laut) naik yang disertai gempa bumi,” tulis Saleh. Gempa itu disebut Saleh
telah menenggelamkan gosong Djawi-Djawi yang berada di dekat Singkil. ”Bukan
hanya Pasar Singkil yang tandas, perkuburan pun disapu licin air bah. Banyak
orang mengungsi, melarikan badan ke bagian selatan Singkil, ke Ujung Bawang.”
Dalam
rekaman warga, Singkil lama ditinggalkan karena dilanda galoro, yaitu ombak
besar yang menerjang daratan setelah terjadi gempa. ”Cerita galoro ini berulang
kali diceritakan orangtua kami,” kata Datuk Amirul Alam (74), warga Kilangan,
Singkil. ”Kami baru tahu galoro itu sama seperti tsunami setelah gempa 26
Desember 2004.”
Setelah
dilanda galoro, warga Singkil lama pindah, menjauh dari muara Kuala Singkil.
Permukiman baru itu kini dikenal dengan Singkil. ”Permukiman pertama di
Kilangan yang paling ujung di dekat sungai, kemudian menyebar ke Desa Ujung,
Desa Pasar, dan Pulau Sarok.”
Singkil
Baru
Namun,
kota Singkil (baru) di sebelah hulu sungai, sekitar 45 menit berperahu motor
dari Singkil lama, kembali tenggelam setelah dihantam gempa pada 26 Desember
2004, disusul gempa pada 28 Maret 2005.
Setelah
dua gempa itu, daratan di Singkil ambles. Peneliti gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Danny Hilman, menemukan, daratan di Singkil turun 0,5 meter hingga
1,5 meter akibat gempa Maret 2005.
Sedikitnya
3.000 rumah di Singkil terendam air laut akibat turunnya tanah. Warga terpaksa
meninggalkan rumah. Sebagian di antaranya kembali dan meninggikan lantai rumah
mereka.
Abnan
Balok (44), warga Kampung Kilangan, Singkil, mengatakan sudah tiga kali
meninggikan lantai rumahnya. Akibatnya, jarak lantai rumah dan langit-langit
semakin pendek.
”Padahal,
di sini dulu pasar ikan, ramai sekali,” ujar Bakarudin (63), warga Desa Pasar,
Singkil, meratapi kotanya yang terus tenggelam.
Hilangnya
Singkil lama dan tenggelamnya Singkil (baru) membuktikan kuasa alam dalam
mengubah jalan sejarah.(Agung Setyahadi/Ingki Rinaldi)
12. Banjarmasin, Kota yang Tenggelam
Bila kita melihat di Wikipedia, tercantum bahwa
Kota Banjarmasin (3°,15 sampai 3°,22 Lintang Selatan dan 114°,32 Bujur Timur)
mempunyai ketinggian tanah pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir
seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang.
Artinya? Kota Banjarmasin sudah tenggelam sejak
awal dia didirikan. Dan masyarakatnya sudah memutuskan untuk membangun suatu
peradaban diatas air. Maka rumah-rumah didirikan diatas tiang-tiang tinggi atau
dibiarkan mengapung seperti rakit, yang dinamakan lanting. Masyarakat asli
Banjarmasin tidak mengurug tanah untuk mendirikan bangunan, namun menajakkan
tiang-tiang rumah, membiarkan air mengalir disela-selanya. Demikian juga dalam
membuat jalan, yaitu membuat titian. Sedangkan jalan, adalah sungai. Masyarakat
asli Banjarmasin telah beradaptasi dengan kondisi alamnya, dengan
menyeleraskan, bukan menaklukkannya. Tuhan juga telah menciptakan kayu ulin
yang kuat dan tahan air di daerah itu. Jadi arti pembangunan infrastruktur di
masyarakat seperti itu seharusnya juga berbeda dengan masyarakat darat. Bukan
jembatan, namun terusan. Bukan pengurugan, namun pengerugan dan pelebaran
sungai. Bukan mobil, namun perahu.
Namun kenyataan ini hanya diketahui sebagian kecil
penduduk Indonesia, meskipun nama Banjarmasin sebagai ibukota provinsi
Kalimantan Selatan (yang paling dekat dengan Pulau Jawa) sudah dihapalkan dalam
pelajaran geografi di sekolah dasar. Dan parahnya hal ini juga dialami para
pengambil kebijakan di tingkat pusat. Kekurangan pemahaman akan keunikan
geografis dalam pola negara yang sentralistik (di Jawa) menyebabkan arah
pembangunan Banjarmasin selanjutnya mirip dengan Jawa yang berkonsep
kedarat-daratan. Di Jawa sungai adalah saluran pembuangan, atau sesuatu yang dianggap
kotor, maka itu mayoritas bangunan-bangunan di Jawa membelakangi sungai. Lain
halnya dengan Banjarmasin yang bangunan (aslinya) malah menghadap sungai.
Budaya sungai di Banjarmasin juga mulai bergeser, hal ini bisa ditengarai
dengan bergesernya transportasi kota ke arah transportasi darat, bangunan
perumahan yang berkonsep ala bangunan di tanah padat dan penyumbatan dan
pengurugan sungai tanpa memperhatikan keseimbangan alam. Kemudian timbul
pandangan (terutama dari ‘orang darat’) bahwa budaya sungai tidak higienis dan
tidak modern.
Bergesernya budaya sungai ke budaya darat ini pula
yang bisa menyebabkan kekacauan dan kesemrawutan sebagaimana yang dialami oleh
Banjarmasin. Lahan (tanah padat) di Banjarmasin bukannya mudah didapat,
terutama karena biaya dan keterbatasan titik kembang kota. Pembangunan di
wilayah rawa-rawa jauh lebih sulit dan menghabiskan biaya daripada lahan
bertanah padat. Menimbun tanah rawa juga bukannya tidak menimbulkan masalah
dikemudian hari karena bila tak dibatasi akan mengurangi daerah resapan air.
Sekarang kita melihat ke ibukota, dimana selalu
dihantui akan banjir dan tenggelamnya kota karena pemanasan global, penyedotan
air tanah dan abrasi air laut. Biaya yang dibuang untuk menanggulangi banjir
saja sudah tak terhitung, dan penduduknya merasa tidak ada perbaikan atau tidak
ada gunanya dalam mengatasi banjir. Ada baiknya melihat jauh ke negeri yang
pernah menjajah kita, Belanda, tanahnya di bawah permukaan laut. Sudah ratusan
tahun penduduknya berjuang melawan banjir, dengan pembangunan kanal-kanal,
sistem drainase dan bendungan. Namun bukan berarti masalah telah selesai.
Setiap dibangun suatu infrastruktur dan sistem anti banjir, alam sepertinya
juga membuat pola penyerangan terbaru. Perang melawan banjir tidak ada
habisnya.
Ada baiknya belajar mengenai apa yang dilakukan
oleh masyarakat Banjarmasin (tempo doeloe). Daripada terus menerus berperang
melawan alam, lebih baik menyelaraskannya. Daripada menghadang air dan banjir,
ada baiknya membiarkan air menggenangi kota dan mulai beradaptasi dengannya.
Tidak mau? Solusinya pindah saja ke dataran tinggi.
Nanti masalah banjir dan air mungkin dapat sedikit teratasi. Tapi silakan
berkenalan dengan tanah longsor, gempa bumi dan kontur yang ektrim.
Cara
Menyelesaikan Masalah
Sebenarnya sesuatu yang terjadi di dunia
ini sudah ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Setiap masalah yang
datang pada diri kita ataupun pada alam ini karena ketentuan dari Allah, maka
bagi orang yang beriman adalah menyelesaikan masalah yang terjadi, dengan
berbuat amal kebaikan dan memohon atau berdoa selalu kepada Allah agar masalahnya
diselesaikan oleh Allah.
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ ۗ
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ
وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
[QS:13:11]
Untuk menyelesaikan permasalahan ummat, agar
ummat tidak terjatuh pada kesusahan yang panjang, penderitaan yang abadi, dan
dijauhkan dari segala musibah baik di dunia dan akhirat, maka 3 perkara yang
dibuat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
setelah Hijrah :
1. Membangun Masjid
2. Meluangkan Masa untuk Masjid
3. Membuat Amalan Masjid
Apa itu Amalan Masjid Nabawi? Amalan Masjid Nabawi
adalah :
1. Dakwah Ilallah
2. Taklim Wa Ta’alum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat
Jika suatu masjid sudah hidup 4 Amalan Masjid,
maka rahmat Allah akan turun di kampung tersebut bercurah-curah. Keadaan
kampung akan aman, tentram, dan sejahtera. Bukan semata-mata dengan cara
perbaikan ekonomi, fasilitas kota, keamanan, tetapi dengan perbaikan amalan masjid,
baru keadaan masyarakat di daerah itu akan baik dan aman. Sebagaimana baik dan
amannya kehidupan kota Madinah, karena asbab hidupnya amalan Masjid Nabawi,
dengan 4 amalan tersebut diatas.
7 Jaminan Allah subhanahu wa ta’ala akan diberikan bagi yang menghidupkan Amalan Masjid
:
1. Keberkahan Rizki dan pertolongan dari
arah yang tidak disangka-sangka
2. Allah akan menjaga rumah kita
sebagaimana Allah menjaga Baitullah
3. Allah akan jaga istri dan anak kita
sebagaimana Allah jaga istri dan anak Ibrahim ‘alaihis salam
4. Allah akan menangkan yang Haq dan
hancurkan yang Bathil
5. Allah akan jadikan diri kita sebagai
asbab hidayah
6. Allah akan jaga anak keturunan kita
hingga 11 keturunan dalam kebaikan
7. Allah akan lindungi keluarga dan
kampung kita dari fitnah dajjal
Mari kita hidupkan hidupkan 4 Amalan Masjid Nabawi dalam Masjid
atau Mushalla kita, sehingga kita dan ummat manusia akan diberi keamanan, ketentraman,
kesuksesan, kejayaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat…..
Insya
Allah sedia semuanya!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar