Foto Maulana Muhammad Zakariyya An Kandahlawi
2. SILSILAH KETURUNAN MAULANA MUHAMMAD ZAKARIYYA.
•
Silsilah
keturunan dari Garis Ayah :
Maulana Muhammad Zakariyya, anak dari
Maulana Muhammad Yahya, anak dari Maulana Muhammad Ismail, anak dari Syaikh
Ghulam Hussein, anak dari Hakim Karim Baksh, anak dari Hakim Ghulam Mohiuddin,
anak dari Maulana Muhammad Sajid, anak dari Maulana Muhammad Faiz, anak dari
Maulana Hakim Muhammad Syarif, anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf, anak
dari Syaikh Jamal Muhammad Syah, anak dari Syaikh Nur Muhammad, anak dari
Syaikh Bahauddin Syah, anak dari Maulana Syaikh Muhammad, anak dari Syaikh
Muhammad Fadhil, anak dari Syaikh Qutub Syah.
Namanya biasanya disebutkan dengan
satu atau lebih nisbat. Dia Kandahlawi (dari Kandhla) karena asalnya, Gangohi
(dari Gangoh), Saharanpuri (dari Saharanpur), kemudian Madani (dari Madinah).
Muhajir Madani menunjukkan hijrahnya (imigrasi) ke kota suci Islam Madinah.
Dengan silsilah dia Siddiqi , yang menunjukkan keturunan dari Abu Bakar
as-Siddiq .
Dari garis silsilah ke atas, keluarga
Maulana Muhammad Zakariyya bersambung hingga Amirul Mukminin Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Keluarga ini tinggal
di desa Kandhala dan Jinhjana. Mereka terkenal dengan kereligiusan, keilmuan
dan keshalehannya.
Maulana Muhammad
Zakariyya masih keturunan Quraisy, dari Bani Tamim. Nasab beliau mempunyai
keutamaan dan kemuliaan dari Allah subhanahu
wa ta’ala.
Disini kita terangkan mengenai nasab
Maulana Muhammad Zakariyya, bahwa beliau adalah dari keturunan Quraisy, supaya
kita mengetahui bagaimana ketinggian beliau dari segi nasab. Allah subahanahu wa ta’ala telah memberikan
keunggulan kepada suku Quraisy dibandingkan suku-suku yang lain.
Hadits riwayat Wa’ilah bin al Asqa” radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, saya
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah subhanahu wa ta’ala memilih Kinanah dari keturunana Isma’il, memilih
Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih aku dari
Bani Hasyim.” (HR. Muslim)
Dalam kitab Manaqib al Imam asy Syafi’i, Imam Baihaqi menyebutkan hadits-hadits
yang menunjukkan keutamaan suku Quraisy dan ilmu dari seorang alim suku Quraisy
memiliki kemampuan dalam memenuhi lapisan bumi. Salah satunya diriwayatkan Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
berdoa, “Ya Allah, berilah petunjuk
kepada kaum Quraisy, karena ilmunya orang kau Quraisy dapat memnuhi lapisan
bumi. Ya Allah, sebagaimana Engkau timpakan kepada mereka siksa, maka
berikanlah kepada mereka anugerah (ilmu).”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanjatkan do’a tersebut diulangi
sebanyak tiga kali. Kemudian Imam Baihaqi menyatakan, “Sanad-sanad hadits mengenai keutamaan suku Quraisy, jika digabungkan
antara satu dengan yang lainnya, maka akan saling menguatkan sehingga menjadi
riwayat yang kuat.”
Telah ditetapkan secara mutawatir
bahwa Imam Syafi’i selalu membanggakan nasabnya karena berasal dari suku
Quraisy. Imam Syafi’i pernah berkata kepada Khalifah Harus ar Rasyid yang
menuduh dirinya bersekongkol dengan kaum ‘Alawiyyah dan ingin memberontak
pemerintahannya. Ia menegaskan, “Itu
adalah fitnah, wahai Amirul Mu’minin. Sebenarnya saya selalu mendukung Anda dan
tidak menyokong kaum ‘Alawiyyah.” Kemudian Imam Syafi’i membuktikan
pernyataan tersebut dengan mengemukakan nasab dirinya di hadapan Harun ar
Rasyid, karena khalifah merasa sangat khawatir akan hal itu. Pernyataan Imam
Syafi’i tersebut menunjukkan bahwa nasabnya sangat jelas, sejelas sinar
matahari. Dengan kemuliaan nasabnya itulah beliau ingin menunjukkan bahwa
mustahil akan berbuat suatu yang rendah dan hina.
Al Wahidy meriwayatkan
dalam kitabnya sebagai berikut: Mengabarkan kepada kami Hakim Abu Bakrin al
hiyriy, mengabarkan kepada kami Abu Ja’far ‘Abdullah bin Isma’il al Hasyimi,
telah menceritakan kepada kami Sawadah bin ‘Ali, telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Abi Bakrin az Zuhriy, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin
Muhammad bin Tsabit, telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin ‘Abdilldh bin
‘Atiiq dari Sa’id bin ‘Amr bin Ja’dah, dari Ayahnya dari neneknya Ummi Hani
binti Abi Thalibradhiyallahu a’nhu,
telah berkata:
قال النبي صلى اللَّه عليه
وسلم: إِنَّ اللَّهَ فَضَّلَ قُرَيْشًا بِسَبْعِ خِصَالٍ- لَمْ يُعْطِهَا أَحَدًا
قَبْلَهُمْ، وَلَا يُعْطِيهَا أَحَدًا بَعْدَهُمْ-: إِنَّ الْخِلَافَةَ فِيهِمْ،
وَ [إِنَّ] الْحِجَابَةَ فِيهِمْ، وَإِنَّ السِّقَايَةَ فِيهِمْ، وَإِنَّ النُّبُوَّةَ
فِيهِمْ، وَنُصِرُوا عَلَى الْفِيلِ، وَعَبَدُوا اللَّهَ سَبْعَ سِنِينَ لَمْ
يَعْبُدْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، وَنَزَلَتْ فِيهِمْ سُورَةٌ لَمْ يُذْكَرْ فِيهَا
أَحَدٌ غَيْرُهُمْ: لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ.]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah telah memuliakan kaum Quraisy dengan tujuh sifat –
yang tidak didapati satupun pada kaum sebelum dan sesudah mereka – :
Sesungguhnya kekhilafahan ada pada mereka, ada penjagaan pada mereka, ada
sumber air mengalir pada mereka, ada kenabian pada mereka dan diberikan
pertolongan atas serangan gajah, dan mereka menyembah Allah selama 70 tahun
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun selain mereka, dan diturunkan pada
mereka surat yang tidak disebutkan pada surat itu siapapun selain mereka yaitu
surat al Quraisy.”(HR. Hakim di al Mustadrak (2/536), Thabrani dalam al
Kabir (24/409), Imam Bukhari dalam Tarikh al Kabir (1/1/321), Imam Suyuthi
mencantumkan hadits ini pada “ad Dar” (6/396), dan Ibnu Katsir menyatakan dalam
Tafsirnya 8/491).
صحيح مسلم ): في الباب المذكور ) حدثنا هداب بن خالد الأزدي حدثنا حماد بن
مسلمة عن سماك بن حرب قال : سمعت جابر بن سمرة يقول : سمعت رسول الله (ص) يقول : " لا يزال الإسلام عزيزاً إلى اثني عشر خليفة " ثم
قال كلمة لم افهمها فقلت لأبي ما قال (ماذا قال، نخ) فقال : كلهم من قريش ، و روي في الباب المذكور أيضاً هذا
بألفاظ متقاربة بطريقة عن داود عن الشعبي عن جابر ، و بسنده عن حاتم عن المهاجر عن
عامر بن سعد بن أبى وقاص ، و بطريقة عن ابن أبى ذئب عن مهاجر بن مسمار عن عامر عن
جابر ، و رواه كما في مفتاح كنوز السنة الطيالسي في مسنده ( ح 767 و 1278 (
“Telah menceritakan kepada kami
[Haddab bin Khalid Al Azdi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah]
dari [Simak bin Harb] dia berkata; aku mendengar [Jabir bin Samurah] berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam
senantiasa kuat dan berkuasa sampai kedua belas khalifah."
Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang tidak aku fahami, lantas aku
bertanya kepada [ayahku], "Apa yang dikatakan beliau?" dia menjawab,
"Mereka semua dari bangsa Quraisy." (HR. Muslim 3395)
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Para imam adalah dari Quraisy.”
(HR. Ahmad, sanadnya shahih).
Muawiyah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya urusan (Khilafah)
ini ada di tangan orang Quraisy.
Tidak seorang pun yang memusuhi mereka melainkan Allah akan membuatnya
terjungkal ke tanah selama mereka menegakkan agama (Islam).” (HR. Imam
Bukhari)
Perlu diketahui Nasab Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda : ’’Aku adalah Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab (nama
sebenarnya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraish)
bin Malik (An Nadhar) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.’’ (Diriwayatkan oleh Ibnu As
Syakir dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhu)
Tak seorangpun meragukan akan
kebenaran nasab Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang tersebut diatas. ’’Seseorang
wajib mengetahui bahwa khilafah tidak boleh dipegang melainkan oleh keturunan
Fihr bin Malik (An Nadhar) bin Kinanah”.
Perlu diterangkan, terkait siapa yang
termasuk keturunan (nasab) Quraisy,
dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa mereka
adalah keturunan dari Nadhar bin Kinanah. Ibnu Hisyam berkata, “Nadhar
adalah Quraisy. Siapa saja yang
menjadi keturunannya, maka ia Quraisy. Siapa saja yang bukan keturunannya, maka
ia bukan Quraisy.” Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan dari
Fihr bin Malik. Zubair berkata, “Quraisy adalah nama Fihr bin Malik. Dengan demikian siapa saja yang bukan
keturunan Fihr, ia bukan Quraisy (Ibnu Katsir, As-Sîrah an-Nabawiyah li Ibni Katsîr, hlm. 28).
•
Nasab
keturunan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu.
Abu Bakar Ash-Shidiq atau Nama
lengkapnya adalah ‘Abd Allah ibn ‘Utsman (Abu Quhafah) bin Amir bi Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib
bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi‘.
Bertemu nasabnya dengan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam pada moyangnya Murrah
bin Ka’ab bin Lu’ay.
Dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu
al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab
bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah bani
Taim yakni mahsyur digelari BaniTamim.
Nasab Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu termasuk Quraisy,
dari kabilah Bani Tamim.
Sedangkan nasab Maulana
Muhammad Zakariyya,
bersambung ke atas
hingga Abu Bakar radhiyallahu a’nhu,
sehingga beliau juga termasuk
keturunan Quraisy, dari Bani Tamim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar