TIADA
HARI TANPA DAKWAH
Dakwah
menurut istilah adalah menyeru, memanggil, mengajak menjamu dan merayu manusia
agar taat, tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan
proses yang berkesinambungan dan ditangani oleh para USAHA DAKWAH. Hal
ini dikarenakan Islam itu adalah dakwah, artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maka
Da’wah ini adalah tugas semua orang Islam yang sudah ada kalimat Laa Ilaaha
Illallaah.
DAKWAH
DIBUAT DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA
Ada
satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Sudah 20
tahun dia menggeluti profesinya sebagai germo. Apakah setelah dia ikut dalam
usaha dakwah, dia langsung tinggalkan teman-temannya yang masih dalam
kegelapan. Sibuk menghidupkan amal maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi
: “20 tahun dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun
berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian dalam
usaha dakwah.”
Satu
orang dai pergi ke club malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung
sangka buruk kepada dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan
kawan-kawan jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah
kembali kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat
itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya.
Satu
orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun tempatan
mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat karena peti
mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi, kalau dia meninggalkan
usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat dakwah kepada orang kristen yang
hampir setiap hari jumpa dengan dia untuk membeli peti mayat.
Nabi
Ibrahim ‘alaihis salam karena berkhidmat kepada ayahnya dia telah
menjual patung. Ketika menjual patung apa yang dikatannya : “Patung ini
tidak bisa memberi mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
Satu
orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia tanya sama
masyaikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya. Masyaikh katakan : “Jangan,
tetaplah bekerja disana”. Asbab dia kerja disana dan setiap hari
pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang kesana dan akhirnya club malam itu
tutup.
Satu
orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam 8 sampai
jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau menjaga warnet
atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah di Facebook, Twitter,
web dsban sebagainya. Para karkun telah mengatakan kepada dia itu tidak sunnah.
Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan dakwah melalui internet itu
salah. Kalau dia tidak buat dakwah di internet, maka siapa lagi orang yang
mengingatkan mereka yang lalai setiap harinya didepan komputer sambil
berinternet.
Sebenarnya
dalam keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di
internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam setiap
harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di internet.
Mari
kita buat dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan
dengan suasana dan keadaan.
Tukang
becak buat dakwah kepada penumpangnya
Supir
taksi buat dakwah kepada penumpangnya
Penjual
bakso buat dakwah kepada pelanggannya
Pedagang
buat dakwah kepada pembelinya
Pegawai
buat dakwah kepada rekan kerjanya
Manager
buat dakwah kepada bawahannya
Operator
komputer buat dakwah melalu internet
Ahli masjid buat dakwah kepada jamaah
masjid
dan
seluruh masyarakat sekitarnya
Jadi,
jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi
mengatakan bid’ah.
Malah
suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia sudah
punya kemampuan dan keluangan waktu untuk buat dakwah di internet tapi dia
tidak melakukannya. Padahal sebagian besar waktunya dia habiskan didepan
komputer.
Sebagaimana
suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada bawahannya
padahal dia punya kemampuan dan kekuasaan untuk buat dakwah kepada bawahannya.
Apa pun profesi atau pekerjaan kita, berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita, jangan saling menyalahkan, jangan saling merendahkan, jangan saling menjatuhkan dan jangan saling mengecilkan pengorbanan siapapun.
Apa pun profesi atau pekerjaan kita, berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita, jangan saling menyalahkan, jangan saling merendahkan, jangan saling menjatuhkan dan jangan saling mengecilkan pengorbanan siapapun.
Kita
berlomba-loma di hadapan Allah agar diri kita termasuk orang yang diakui
sebagai daiNya. Daripada kita mengaku sebagai dai/pendakwah tetapi disisi Allah
tidak diakui. Naudzubillah min dzalik. Maka kita berusaha selalu istiqamah
dalam usaha dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.
Dakwah
itu sendiri ada 4 :
1.
Dakwah Umumi
2.
Dakwah Khususi
3.
Dakwah Ijtimai
4.
Dakwah Infirodi
Dakwah
yang dilakukan ketika kita dalam bekerja, maka ini dikategorikan sebagai dakwah
Infirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah infirodi
ini.
Seperti
sebuah mobil mempunyai 4 roda, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil ini
tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat supaya dakwahnya
berjalan dengan baik.
Seperti
ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan, kalau
kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat jaulah”.
Jaulah
itu penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan itu
Dakwah Ijtimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting, tetapi
sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang untuk shalat
berjamaah ke masjid dan mendengar penyampaian agama (Bayan).
Jadi
jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi keempat
metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat buah roda mobil.
Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting atau roda yang belakang
lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi.
Kisah
Contoh 1 :
Bay
Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual rumahnya
sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah, supaya terbentuk jamaah yang pertama
kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay Wahab sekarang sudah banyak
gereja yang berubah jadi masjid dan hampir setiap hari ada yang masuk islam.
Setelah pulang dari sana Bay Wahab menghafal Al Qur’an dan alhamdulillah beliau
adalah seorang hafidz.
Kisah
Contoh 2 :
Satu
orang Profesor, masyaikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jord
pelajar waktu di Kebun Jeruk. Waktu saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah
pohon dikampus karena tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi
50% muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah pohon
itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggil dia dan
teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada mereka
untuk buat program taklim dan shalat berjamaah.
Bukan
main senangnya mereka karena mendapat fasilitas dari kampus. Didalam ruangan
itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi setiap hari
mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali. Itulah yang mereka lakukan
setiap hari sampai tammat dari kampus tersebut.
Setelah
saya tamat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat
berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya, dan inilah sebenarnya dakwah
yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi suasana dakwah
malah kami yang terdakwah setiap hari menurunkan salib dan memajangnya kembali.
Rektor mereka itu rupanya seorang misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka.
Jadi,
buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja dan
berdakwahlah sesuai dengan profesi dan kemampuan kita.
Jadi,
jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang berbeda
ketika buat dakwah infirodi dalam suasana pekerjaannya yang penting jangan lupa
meluangkan waktu dakwah ijtimai setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari setiap bulan dan
40 hari atau 4 bulan setiap tahun.
Kisah
Contoh 3 :
Satu
orang mahasiswa hendak ambil S2 ke Jepang. Musyawarah dengan syuro Indonesia
beliau tidak dikasih untuk kesana dikhawatirkan suasana dan keadaan disana
mempengaruhi dia, sehingga makin jauh dari agama. Tidak puas dengan hal ini
waktu masyaikh datang dia tanya akan hal ini. Masyaikh katakan silahkan
berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Hasilnya, asbab dakwah yang
dibuatnya disana sebuah biara telah berubah menjadi masjid.
Kisah
Contoh 4 :
Satu
orang dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyaikh saya
ingin bercerai dengan istri saya. Masyaikh katakan sudah berapa lama menikah.
Dijawab 10 tahun. Masyaikh katakan engkau harus bersabar 10 tahun untuk
mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun dilakukan tetapi tidak ada
juga perubahan. Musyawarah lagi dengan Masyaikh, Masyaikh katakan sekarang kamu
setiap hari antar jemput istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap
hari antar jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap
hari menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil bagian
dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di Pakistan.
Kisah Contoh 5
:
Rotor; Musik Metal, & Dakwah Islam Non Komersial
SIAPA mengira bahwa di balik gamis putih, dan sorban tebal yang selalu melilit di kepala pria yang selalu berjalan dengan gagah ke masjid setiap lima kali sehari ini adalah seorang Raja Metal Indonesia. Ia bahkan pernah membuat serangkaian sensasi dan langkah fenomenal dalam kancah musik metal nasional.
Dialah
Irfan Sembiring yang kini seluruh waktunya digunakan untuk mengabdi kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Baginya,
masjid adalah rumah, sehari-hari Irfan berada di rumah Allah tersebut meski
bukan pada waktu-waktu sholat. Beberapa tahun silam, saya sering menginap di
rumah teman di Cinere, Selatan Jakarta, yang kebetulan dekat dengan rumah Irfan
di Komplek AL. Saat itulah saya berkesempatan untuk dekat dengan idola saya
semasa duduk di bangku SMP ini.
Kalau
lagi tidak keliling dunia untuk berdakwah, di Jakarta, ia biasa nongkrong di
Masjid Imam Bonjol, atau Masjid Al-Ittihad di dekat Cinere Mall. Kerjaannya
kalau nggak Ibadah, dzikir qalbi, dakwah, dan nongkrong. Kalau nongkrong pun
obrolannya nggak bakal jauh dari keagungan Allah, meski sesekali diselingi
dengan ngobrol musik, terutama musik rock. “Orang Islam itu kalo di Masjid
ibarat ikan dalam air,” ujarnya berkali-kali kepada saya yang pendosa ini.
Pria
kelahiran Surabaya, 2 Maret 1970 ini kerap keliling untuk berdakwah dari masjid
ke masjid bersama jamaah yang yang bermarkas di Masjid Jami Kebun Jeruk
(Jakarta Pusat) ini. Wajah Irfan yang bersinar, memang jauh berbeda dengan
keadaannya 20 tahun silam. Sewaktu bandnya, Rotor masih berjaya, hidupnya
memang urakan dan tidak pernah nongkrong di rumah Allah.
Baiklah,
kini kita mundur ke belakang, siapakah Irfan Sembiring itu? Dia adalah seorang
pionir thrash metal, pendiri band Rotor yang sangat disegani di era 90-an. Dan
yang patut dicatat, Rotor adalah band thrash metal Indonesia yang pertama kali
masuk dapur rekaman. Saat itu merekam lagu tidak semudah/semurah sekarang.
Sebelum
Rotor berdiri, pada akhir era 80-an, Irfan bermain untuk Sucker Head, yang juga
mengusung thrash metal. Rotor sendiri di bentuk tahun 1992 setelah Irfan merasa
konsep musik Sucker Head masih kurang ekstrem baginya. Nama Rotor digunakan
karena sesuai dengan musik yang dimainkannya, yaitu cepat bak baling-baling
pesawat.
Sebelum
memiliki album, dan memainkan lagu sendiri, Rotor masih bermain lagu Sepultura,
dedengkot metal asal Brazil. Adalah Judapran yang kemudian bergabung dengan
Rotor, setelah ditinggal dua personil sebelumnya. Bersama Juda (Bass) dan
Bakkar Bufthaim (Drums), Irfan menggarap rekaman live di studio One Feel dengan
cara purba alias tradisional. Hanya dengan dua track, left-right, yang isinya
gitar dan drum, tanpa vocalnya, dan bermodal kaset demo itulah, Irfan
menyodorkan konsep musiknya ke label-label rekaman besar dan hasilnya tentu
saja gagal! Musik yang dimainkan Rotor masih dianggap ekstra-ekstrim zaman itu.
Irfan
pun tidak lantas putus asa. Hasil pergumulannya dengan rockstar papan atas
ibukota seperti Slank, (alm) Andy Liany dan sebagainya, dan bermodal gitar dan
ampli kecil, Irfan hidup nomaden dari satu studio ke studio lainnya. Ia ikut
menggarap rekaman Anggun C. Sasmi, ikut membantu Anang (yang saat itu belum
pacaran sama Krisdayanti, apalagi dipanggil Pipi), bahkan membantu rekaman Ita
Purnamasari.
Di
awal 1992 Irfan berkenalan dengan bos label rekaman AIRO, yang juga adik
kandung Setiawan Djody. Hasil rekaman cara purba itu diputar di depan bos Airo
records. Karena tanpa vokal, Irfan bernyanyi metal ala karaoke di depan bos
Airo yang bernama Seno itu. Babak awak perjalanan Rotor bisa dibilang di tahun
1993. Ketika itu pula mereka dipercaya untuk membuka konser Metallica di
Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Meski konsernya bisa dibilang spektakuler, namun
puluhan orang meninggal dunia dan puluhan mobil dibakar.
Saat
konser tersebut, saya masih SD dan belum doyan metal.
Saya kebetulan lewat Stadion Lebak Bulus setelah pulang dari Depok
bersama keluarga. Masih lihat bagaimana dentuman soundsystem yang terdengar
hingga Pondok Indah bahkan Kebayoran, dan kebulan asap dari kejauhan akibat
kerusuhan.
Saat
itu Metallica sedang mengadakan tur dan di Indonesia lah satu-satunya negara
yang ada band pembukanya. Maka bisa dibilang Rotor lah satu-satunya band
pembuka tur Metallica di awal dekade 90-an tersebut. Di konser ini Rotor juga
diperkuat oleh Jodie sebagai vokalis.
Album
pertama Rotor berjudul Behind The 8th Ball kemudian dirilis, dan
disusul dengan babak baru perjalanan Rotor dengan hijrahnya Irfan, Jodie dan
Judha ke Los Angeles, Amerika Serikat. Di kota ini mereka coba mengadu nasib
dengan harapan bisa mengikuti jejak Sepultura, yang sukses menembus Amerika.
Perlu dicatat juga, Rudy Soedjarwo, sutradara film ‘Ada Apa Dengan Cinta’
inilah yang sempat menjadi drummer Rotor selama di Amerika.
Di
Amrik, persaingan menjadi musisi Metal sangat ketat, sulit untuk mendapatkan
job manggung dan sebagainya jika tidak ada agency. Di Amerika, personil Rotor
yang lain sering keluyuran dari satu pub malam ke pub malam yang lain, termasuk
nongkrong di pub Rainbow, tempat nongkrongnya artis-artis porno Amerika.
Karena
kondisi keuangan dan musik mental yang melemah, para personel Rotor kemudian
banting stir untuk bisa bertahan hidup di negeri orang dengan cara mereka
masing-masing. Jodie ke San Fracisco, dan Judha ke Alabama untuk bekerja di
pabrik pengolahan ayam. Sedangkan Irfan bertahan di Los Angeles.
Babak
selanjutnya adalah kembalinya Rotor ke tanah air dengan membuang mimpi menjadi
superstar setelah menaklukan Amerika. Jodie kemudian memutuskan hengkang dari
Rotor dan membentuk Getah. Tahun 1995 Rotor merilis ‘Eleven Key’ dan tahun
selanjutnya album ‘New Blood’ dirilis. Tahun 1997, Irfan mendirikan label
Rotorcorp dan bersama Krisna Sadrach (Sucker Head) menjadi produser album
Metalik Klinik yang legendaris tersebut. Setelah menelurkan tiga album dengan
genre musik yang berbeda, tahun 1998 sang basis, Judhapran meninggal dunia
karena berlebihan dalam mengonsumsi narkotika, disusul dengan kematian Jodie
yang saat itu adalah istri dari aktris Ayu Ashari.
Babak
baru kehidupan seorang Irfan Rotor pun dimulai kembali, penghujung tahun 1999,
bersama beberapa band produksi Rotorcorp ia sudah lima kali lolos dari
pembantaian maut yang hampir merenggut nyawanya. Peristiwa tersebut terjadi di
bagian timur pulau Jawa yang sedang hangat-hangatnya terjadi pembantaian dukun
santet oleh gerombolan ninja.
Lima
kali lolos dari upaya pembunuhan menurut Irfan pastilah mukjizat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semenjak itulah ia
bersumpah untuk bertakwa kepada Allah subhanahu
wa ta’ala dan mendedikasikan hidupnya dengan berdakwah Islamiah non
komersil.
Mengapa
saya sebut non komersil, karena ketika berdakwah, Irfan dan rombongannya tidak
membicarakan dan menyentuh empat hal, yaitu politik praktis dalam dan luar
negeri, perbedaan pendapat antara beberapa mahdzab dalam Islam, dan sumbangan.
Bahkan ketika berdakwah, ia menyisihkan uangnya untuk ongkos sendiri dalam berpergian.
Dalam
belajar agama Islam, Irfan pun tidak tanggung-tanggung. Ia berguru di sejumlah
pesantren dalam negeri hingga luar negeri, beberapa negara seperti Arab Saudi,
Kuwait, Afrika Selatan, Jepang, India, Pakistan, Bangladesh, Amerika Serikat,
dan lainnya telah dikunjunginya dalam rangka belajar dan mendakwahkan agama.
Selain Irfan, beberapa Rockstar yang juga kerap itikaf di antaranya (Alm) Gito
Rollies, Edi Kemput (Ex- Gitaris Grassrock), Henky Tornado (mantan foto model),
Tabah Panemuan (pemain sinetron), Lukman (Gitaris- Peterpan—sekarang Noah),
Ivanka (Bassis- Slank), Sakti (Ex-Gitaris Sheila On 7), dan banyak musisi
underground yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu di sini
Pada
2010 lalu, setelah 13 tahun vakum dari kancah musik metal, Irfan ‘Rotor’
Sembiring kembali menggarap sebuah project bernama IRS, dan sudah merilis
beberapa buah lagu yang syairnya merupakan adaptasi dari Kitab Al Quran.
Silakan cek ‘Infidels – Divine Support – The Flame’ judul lagu baru Rotor yang
juga terdapat dalam CD album kompilasi band Jakarta ‘Born To
Fight’. [sumber: Riezky Andhika Pradana, tribunerockers]
Jadi
buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita.
Insya
Allah semua bersedia ..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar