Maulana Umar Palanpuri
Pengalaman
manusia itu adalah khilaf/berbeda-beda tetapi kesan amal itulah
sebenarnya merupakan haqiqat. Allah subhanahu wa ta’ala mewujudkan
khasiat atau kegunaan pada setiap benda yang diciptakanNya. Dan dalam diri
manusia Allah mewujudkan pula roh. Tugasnya ialah untuk tarbiyah bagi badan yang
dzahir. Dengan adanya roh maka badan akan senantiasa sehat serta kestabilan
wujud dalam kehidupan keseharian.
Setiap
anggota badan akan berfungsi mengikuti ketentuan masing-masing. Kesan kesehatan
pada perasaan dan hati, maka sifat senyum, senang, tenang dan gembira akan bias
didzahirkan. Apabila kita tidur, fungsi dzahir tadi akan hilang sehingga mata,
telinga, mulut dan anggota lain tidak akan berfungsi lagi. Dan sifat itu hilang
sama sekali bila telah datang daripada maut/kematian.
Roh
takluk kepada beberapa keadaan :
1.
Tidur di alam dunia ini adalah seumpama
mati (lihat arti doa bangun tidur).
اَلْحَمْـدُ ْاللهِ الَّذِى اَحْيـَانـَا بَعْدَمَـا
اَمـَاتَنـَا وَاِلَيْهِ النُّشُـوْرُ .
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku kembali
setelah mematikan aku dan kepadaNyalah tempat kembali”
Bangun
dari tidur sama seperti bangun dari tidur di Padang Mahsyar kelak.
2.
Di alam dunia kita tidur, kemudian
bangun dan kemudian tidur kembali. Tidur yang sebenarnya ialah di Alam Kubur.
Manusia diciptakan, kemudian dimatikan dan dihidupkan kembali.
أَوَلَمْ
يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ
بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ ۚ
بَلَىٰ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan
apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan tidak merasa payah
karena menciptakannya itu, kuasa (pula) menghidupkan orang-orang mati? Ya, sesungguhnya
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Ahqaaf (46) : 33)
وَأَنَّ
السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِي
الْقُبُورِ
“Dan
sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj
: 7)
Segalanya
pasti terjadi dengan izinNya karena Allah subhanahu
wa ta’ala Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
3.
Seluruh manusia akan dibangkitkan
kembali di Alam Akhirat.
وَهُوَ
الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ
حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ
فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ
كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan). Hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al A’raaf (7) : 57)
Disanalah
segala amalan akan dibalas (sesuai dengan amalan yang dikerjakan ketika di
dunia). Orang beriman jika masuk neraka maka api neraka pun akan menjerit: "Keluarlah kamu dari sini, aku mulai
sejuk sekarang!" Ia akan buat "Jaulah"
(ziarah) di neraka untuk menyelamatkan mereka yang mempunyai iman walau sebesar
dzarah. Mereka yang ada sifat rahim/kasih sayang dalam diri manusia maka dia
akan dikasihi dilangit. Dalam ta'lim kita dengar perkara ini supaya senantiasa
mengasihi orang lain. Bila wujud kesatuan hati diantara kita ummat Islam maka
pandangan Allah jatuh pada kita. Dengan demikian orang kafir akan tertarik,
maka wujudlah dakwah.
Wujudnya
dakwah pada : Lidah (percakapan), Anggota tubuh (amal perbuatan), Hati (perasaan
dan keyakinan), Fikir (dakwah/ menyeru) untuk keluarga amat penting. Lihatlah
keluarga Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan
Nabi Ismail ‘alaihis salam. Bagaimana
keluarga mereka? Tarbiyah atau pendidikan iman dan amal dimulai dari keluarga.
Malah fikir seluruh alam (global) juga datang dan dimulai dari fikir keluarga dan
fikir kampung. Inilah yang disebut amalan maqami.
Suatu
hari saya (Maulana Umar rahmatullah ‘alaih) berjumpa dengan sekumpulan
doktor yang tidak percaya kepada alam kubur. Kita terkadang yakin tentang apa
yang tidak kita lihat ketika ada seorang yang pakar (ahli) memberitahu kita
mengenainya. Pakar tadi ditanya oleh Maulana Umar : "Benarkah dalam
tubuh manusia ada berbagai zat-zat tertentu?" Jawab mereka: "Benar
karena kami telah membuat kajian bersama para pakar lainnya dalam bidang
ini."
Kata
Maulana Umar rahmatullah ‘alaih : "Walaupun saya tidak melihat
bahan itu tetapi kepakaran kamu telah meyakinkan saya. Jadi begitulah juga Alam
Akhirat. Yakinlah dengan kepakaran baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam."
Pada
diri manusia ada 2 keadaan. Diluar kita nampak seperti sekarung gula, sebatang
besi dan sebagainya. Dalam badan kita seperti karbohidrat, mineral, protein dan
air yang tidak dapat kita lihat. Begitulah juga dengan alam akhirat. Didunia
kita dapat melihat ular, keledai, kala jengking dan bermacam-macam jenis benda
tetapi didalam kubur ada ular, kala jengking, dan api tetapi tidak nampak
dengan mata dzahir kita ini, namun betul-betul ada karena telah disampaikan
oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Untuk
itu buatlah usaha agama dengan perasaan takut dan penuh kebimbangan, karena kesan
amal tidak mungkin hilang. Kesannya tetap wujud di dunia dan akhirat. Jadi
mengapa terkadang amal itu tidak makbul… jawabnya ialah karena amal yang dibuat tidak diiringi
dengan keyakinan yang kuat dan benar.
Untuk
mendatangkan roh (kekuatan) dalam amal maka kita perlu :
1. Sahih Yakin - iman yang berasal dari dakwah dan pengorbanan
1. Sahih Yakin - iman yang berasal dari dakwah dan pengorbanan
2.
Sahih Tariqat - cara (sunnah) yang betul dari taklim masail
3.
Sahih Qurb - penumpuan yang tepat (maqam Ihsan) dari amalan membaca al Quran, dzikir
dan do’a
4.
Sahih Jazbah - keghairahan dalam amal (Ihtisab) yang diperoleh dari taklim
fadhail
5.
Sahih Niat - niat yang betul dari kesempurnaan iman.
Untuk
menyempurnakan amal dalam rangka ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka
tunaikanlah pula hak saudara muslim kita. Supaya tidak ada seorang pun yang
kita sakiti. Hindarkan dari menjadi muflis atau bangkrut di akhirat. Segalanya
akan mulai wujud secara bertahap dalam suasana dakwah. Oleh karena itu iman
akan mulai terbina. Sebagaimana kisah Abu Darda' radhiyallahu ‘anhu yang
yakin dengan amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Ketika Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu diberitahu bahwa rumahnya
terbakar namun beliau tetap yakin rumahnya selamat tidak terbakar, walaupun
beberapa kali orang datang memberitahu rumahnya terbakar. Akhirnya terbukti
kebenarannya walaupun rumah tetangga sekelilingnya terbakar.
Nasihat
Maulana Umar : “Berdoa itu tidak terlalu susah untuk mengucapkan dengan
lisan tetapi untuk mewujudkan keyakinan dalam hati itu amatlah rumit.”
Dalam dunia ini keputusan Allah dilaksanakan secara berangsur-angsur secara
sunnatullah. Seperti diciptaakannya dunia ini selama 6 hari. Segala proses
pembinaan dan perubahannya secara bertahap dan berangsur-angsur. Sedangkan alam
akhirat adalah telah ada tanpa melalui proses tahapan seperti di dunia dan
tiada lagi proses secara berangsur-angsur. Seperti kubur, makhsyar, mizan dan
sirath yang kecpatannya seperti kilat. Bila manusia dihisab di akhirat , maka
manusia menjadi sangat gelisah dan akan mengalami kesengsaraan yang tidak
tertahankan, sehingga manusia berkata :
يَارَبِّ ارْحَمْنِىْ وَلَوْ اِلَى النَّارِ
“Ya
tuhan …..kasihanilah saya walaupun saya masuk neraka?”
Mereka
para orang kafir memohon dengan sangat pilu, "Cepatkanlah
penghisaban... kami tidak tahan lagi dengan segala kepedihan ini... walaupun
keputusannya masuk neraka pun kami rela.” Padahal nanti kesengsaraan di
neraka lebih pedih lagi dan lebih lama penderitaan dan kesusahannya. Pada waktu
itu semua para Nabi pun tidak ada yang berani berbicara dan menghadapkan
masalahnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah kesengsaraan
akhirat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyampaikan
perkara tersebut dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in yang
mendengar perkara itu juga bersama-sama menangis, mengenang suatu saat nanti
hari penghisaban yang akan terjadi.
Kehidupan
kita di dunia ini melalui beberapa peringkat yaitu perut ibu, perut dunia,
perut kubur dan alam akhirat. Keadaan kita hidup di dunia ini melambangkan cara
hidup akhirat. Oleh karena itu keperluan terpenting bagi manusia yang
sebenarnya dibutuhkan adalah hidayah atau petunjuk Allah.
Hidayat
ialah nur yang masuk ke dalam hati manusia dan memberi kefahaman tentang 1000
tahun yang telah lalu dan 1000 tahun kemudian. Apa yang ada di langit pun
mereka faham. Malah segala yang diciptakan oleh Allah akan difahami pula.
Sebenarnya tiada
kejayaan dalam benda-benda. Kejayaan hanya wujud dalam amal agama tetapi kejayaan dalam amal agama tidak nampak.
kejayaan dalam benda-benda. Kejayaan hanya wujud dalam amal agama tetapi kejayaan dalam amal agama tidak nampak.
Dan
ummat terbagi kepada 2 golongan :
1.Mereka
nampak kejayaan dalam kebendaan. Jalan hidup mereka tidak betul.
2.Yakin
kejayaan dalam amal maka mereka memilih cara hidup Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dan kehidupan mereka susah payah demi amal cara sunnah Nabi. Sudah
menjadi sunnatullah orang berpegang teguh kepada sunnah Nabi akan mengalami
berbagai musibah dan bencana sebagai ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ummat
yang yakin dengan kebendaan merasa berjaya hanya ketika melihat perniagaan
besar dan pengaruh yang kuat dari kebendaaan tersebut. Pokoknya tang dilihat
hanya berdasarkan segala macam asbab. Sedangkan kejayaan dalam amal agama,
segala asbabnya adalah yang ghaib seperti berkat, pahala, malaikat dan nusrah
atau pertolongan Allah. Kejayaannya tidak dapat dilihat dengan mata dzahir,
tetapi dengan mata hati atau bashirah.
Pemimpin
kafir Quraisy telah menuduh para sahabat berjuang karena ada kepentingan. Ketika
Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu membaca Al Quran semua penduduk Mekkah
tertarik, sehingga mereka mula bimbang dan ragu. Tuhan mereka yang banyak (360
berhala) itu menciptakan seekor lalatpun tidak mampu.
Hari
inipun orang yang buat usaha dakwah menghidupkan usaha Nabi dan para sahabat
dianggap punya kepentingan lain, yaitu ingin menguasai masjid. Padahal dahulu
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu
‘anhum ajma’in membuat amalan masjid sehingga masjid hidup 24 jam. Kejayaan
mereka karena menghidupkan amalan masjid, sebagaimana Sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam :
اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كَلِّ تَقِيٍّ…
“Masjid
adalah rumahnya orang yang bertaqwa…”
Makhluk
diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah. Hanya Allah yang Maha Berkuasa.
Dengan satu perintah-Nya semuanya yang dikehendakiNya pasti terjadi. Manusia
begitu juga sangat….sangat lemah. Jika seluruh manusia berkumpul dari keturunan
sejak pertama beribu tahun yang lalu sampai hari kiamat, tidak akan mampu untuk
menciptakan satu kaki nyamuk pun. Untuk itu kita perlu senantiasa membicarakan
kebesaran Allah dan juga perlu sering mendengarnya, serta senantiasa menafikan
kehebatan makhluk.
Ummat yang beriman kecil kelompoknya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
Ummat yang beriman kecil kelompoknya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
… وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“…Dan sedikit
sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.” (QS. Saba’ :
13)
Nabi
Musa ‘alaihis salam pernah merayu ummatnya agar membantu dakwahnya
(Hawariyyin). Baginda ‘alaihis salam menerangkan dengan sungguh-sungguh tentang
tugas dan kepentingan kerja ini. Tetapi tidak banyak yang mentaatinya. Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menawarkan dirinya: "Siapakah
diantara kalian yang mau membawa saya kepada keluarga kamu atau kampung
kamu?" Rayuan demi rayuan dibuat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam tetapi hanya sekelompok kecil saja yang tertarik dan mau menerima
seruan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga bantuan ghaib datang
dengan berbagai cara. Hanya penduduk Madinah saja yang mau menerima seruan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kenapa Orang Madinah yang mau
menerima seruan dakwah, dapat dilihat dalam http://imandanamalshaleh.blogspot.com/search/label/Sejarah%20Madinah
Penduduk
Madinah mempunyai kekuatan dalam iman, ibadat, mu’asyarat, muamalat dan akhlak.
Segalanya mengikut ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang luar
menjadi amat tertarik ketika melihat cara hidup mereka. Dari jahiliyah bertukar
menjadi kehidupan yang baik. Bahkan di depan rumah sahabat dibangun sebuah
rumah persinggahan yang kecil. Daging disediakan untuk musafir yang lewat. Setiap
musafir dilayani dengan makan dan minum walaupun tanpa turun dari
tunggangannya. Musafir dapat melihat kemakmuran Masjid Nabawi.
Masjid
Nabawi telah dimakmurkan selama 24 jam. Kehidupan di Madinah dalam suasana
kenyamanan dan keindahan dengan suasana ibadah yang penuh kesakralan sehingga
musafir yang masuk Madinah seperti seorang yang masuk dari tempat yang panas
ketempat yang "berhawa dingin." 'Mahol' yaitu suasana di Masjid
Nabawi mengubah kerohanian musafir yang lewat, karena roh amal agama telah
hidup pada setiap rumah orang Madinah. Contoh masjid diatas permukaan bumi ini
ialah Masjid Nabawi. Dan kampung contoh adalah Madinah Munawwarah. Dalam 24 jam
jumpa orang dan bawa ke masjid untuk hidupkan amalan jamaah masjid.
Di
akhir zaman ini kita tidak dituntut untuk berkorban sebagaimana sahabat.
Sedikit pengorbanan saja sudah memadai. Dalam hadits ada diberitahu bahwa : "Seorang
yang buat usaha dakwah di akhir zaman ini dapat fadhilah 50 sahabat."
Dari
Abu Umayyah Asy Sya’baniy berkata: Aku bertanya kepada Abu Tsa’labah: “Ya
Aba Tsa’labah apa yang engkau katakan tentang ayat Allah” :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ
لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ…
“Hai
orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian, tidak akan bisa orang-orang
yang sesat itu memberikan mudharat kepada kalian apabila kalian telah
mendapatkan petunjuk...” (QS. Al Maidah : 105)
Berkata
Abu Tsa’labah: “Demi Allah aku telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tentang ayat itu maka beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Beramar ma’ruf dan nahi mungkarlah kalian sehingga
kalian melihat kebakhilan sebagai perkara yang dita’ati hawa nafsu sebagai
perkara yang diikuti; dan dunia sebagai perkara yang diagungkan, tiap orang
merasa ta’jub dengan akal pemikirannya masing-masing maka peliharalah diri-diri
kalian dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu adalah
hari yang penuh dengan kesabaran. Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti
seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api seseorang yang beramal pada
hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya.” Seseorang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya
Rasulullah pahala 50 orang dari mereka?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata: “Pahala 50 orang dari kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi,
Ibnu Majah, Nasai, Ibnu Hibban, Abu
Nuaim, dan Hakim)
Dalam
peperangan, sahabat mendapat bantuan dari Allah karena sifat mereka adalah
taqwa, sabar serta do’a dengan menangis. Bantuan ini tetap akan turun hingga
hari Kiamat manakala ummat ini ada sifat sebagaimana sifat para sahabat. Para
sahabat ditolong bukan hanya dalam Perang Badar. Terkadang pertolongan ini
dilambatkan, karena Allah ingin melihat kerisauan kita. Perkara yang
menyebabkan Allah menurunkan kekalahan kepada pihak musuh karena mereka
mengedepankan sifat sombong dan congkak, bermegah-megah dengan keduniaan dan
menghalangi orang yang membuat kerja agama seperti saat terjadinya Perang Badar.
Sekarang asbab usaha dakwah yang kita kerjakan ini pertolongan Allah telah
turun kepada kita. Yang jahat ditukar kepada baik dan yang kaya dapat tunaikan
zakat. Duit untuk faqir miskin untuk menolong mereka sementara, tetapi untuk
kerja agama, untuk pengorbanan dalam usaha agama, maka ianya akan berterusan.
Pertolongan
Allah akan diangkat apabila :
1.
Buat usaha agama dengan niat mencari dunia,
2.
Kelemahan dalam jazbah,
3.
Wujudnya pecah-belah,
4.
Orang tidak taat.
Inilah
yang terjadi dalam Perang Uhud, dimana saling berkaitan diantara satu dengan
yang lain. Dalam Perang Uhud 1000 sahabat yang ikut dalam perang, tetapi 300
orang ada kepentingan yang lain. Golongan munafik yang dipimpin oleh Abdullah
bin Ubay kembali ke Madinah. Kekalahan sementara dirasakan oleh ummat Islam
karena wujudnya golongan yang mementingkan dunia, yaituharta ghanimah atau
rampasan perang.
Satu
tamsil :
Seorang
yang sedang sakit parah diberi obat oleh seorang dokter. Obat tersebut berupa
antibiotic yang harus dilaksanakan secara tertib, baik cara berapa kali makan
dan jumlahnya. Jika tidak sembuh dengan obat itu maka dokter tersebut terpaksa
membedahnya. Demikian pula untuk orang yang ada penyakit rohani maka Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam akan menghantarkan sahabat untuk buat dakwah. Dakwah adalah
seperti obat antibiotik. Dakwah yang disertai dengan akhlak. Akhlak itu
seumpama tertib berapa obat yang harus dimakan dan lama waktunya. Jika masih
tidak sembuh maka terpaksa dipotong, kalau tidak ia akan berjangkit. Natijah
penyakit jasmani adalah maut atau kematian. Namun natijah penyakit rohani adalah
Neraka Jahannam. Dalam neraka mereka menjerit lalu diingatkan oleh Allah
tentang dakwah dan peringatan yang diberikan ketika di dunia.
Fir’aun
dan kaumnya yang musnah dahulu dihancurkan oleh Allah sendiri. Allah sendiri
yang menjalankan "Operation". Sekarang Allah tidak akan menjalankan
“operation” seperti dulu tetapi secara berangsur-angsur atau pelan-pelan. Ketika sahabat menghadapi penderitaan oleh kaum kafir di Mekkah, mereka tidak membalas walaupun mereka mampu karena taat pada perintah Allah. Di Madinah barulah perintah "melawan" itu turun, sehingga terjadi peperangan.
“operation” seperti dulu tetapi secara berangsur-angsur atau pelan-pelan. Ketika sahabat menghadapi penderitaan oleh kaum kafir di Mekkah, mereka tidak membalas walaupun mereka mampu karena taat pada perintah Allah. Di Madinah barulah perintah "melawan" itu turun, sehingga terjadi peperangan.
Dalam
perang Uhud, tentera kafir hampir kalah dan ghanimah telah ditinggalkan. Ini
dilihat oleh pasukan yang sedang berjaga-jaga di atas bukit. Amirnya ialah
Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu. Tercetus fikir dalam hati
tentera tersebut, "Kita mesti turun untuk mengambil ghanimah dan membantu
meringankan urusan mereka yang ada di bawah serta membantu memerangi musuh yang
masih ada." Hanya tinggal 12 orang yang tetap patuh kepada Abdullah
bin Zubair radhiyallahu ‘anhu. Khalid bin Walid yang ketika itu belum masuk
Islam mengambil kesempatan menyerang tentera Islam dari belakang. Khalid
hanya mengetuai 100 orang tentera kafir untuk melaksanakan serangan itu. Dalam peperangan itu 70 orang sahabat telah mati syahid. Seorang musyrikin bernama Abdullah Qaniah telah ‘mensyahidkan’ gigi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sempat pulan memecahkan topi besi baginda.
hanya mengetuai 100 orang tentera kafir untuk melaksanakan serangan itu. Dalam peperangan itu 70 orang sahabat telah mati syahid. Seorang musyrikin bernama Abdullah Qaniah telah ‘mensyahidkan’ gigi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sempat pulan memecahkan topi besi baginda.
Dalam
kerja ijtima’i/berjamaah, kita semua akan mendapat masalah walaupun hanya
segelintir saja yang membuat amal tidak betul. Dalam peperangan Uhud Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dihebohkan telah wafat. Dalam hal ini sahabat mengambil
sikap: "Nabi telah syahid, maka kitapun harus syahid pula atau kitapun
teruskan perjuangan (usaha) sampai menemui syahid." Inilah tahapan
dalam perang Uhud :
1.
Kemenangan,
2.
Kekalahan sementara (karena bantuan diangkat oleh Allah),
3.
Bantuan datang kembali, setelah sahabat kembali menolong Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.
Iktibar
dari peristiwa perang Uhud :
1.
Seorang yang beriman tetapi kotor dengan keduniaan maka Allah akan tepis dan membuang
kotoran itu.
2.
Apabila sudah bersih, barulah bantuan didatangkan kembali.
Perlu
diperhatikan bahwa janganlah meminta tepisan ini. Ia adalah ujian dari Allah subhanahu
wa ta’ala. Sebaliknya mintalah afiat dari Allah. Bila telah melakukan suatu
kelalaian saat sedang dalam usaha agama, tepisan akan datang dari Allah untuk menyelesaikan
kelalaian tersebut pada diri sendiri. Senantiasa selalu menyalahkan diri dan
merasa bahwa diri kita amat banyak kekurangan. Sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam : "Semua kamu adalah orang yang bersalah."
Tiada siapa yang betul. Siapa yang berkata bahwa dirinya betul maka dia telah
menentang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara terbuka. Sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam : "Orang yang terbaik diantara orang yang telah
melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat, memohon ampun kepada Allah
subhanahu wa ta’ala."
Satu
hari seorang yang telah berbuat satu dosa berdoa kepada Allah sedangkan Maulana ada dibelakangnya : "Ya Allah,
aku hina ini seperti anjing, ampunkanlah aku seperti anjing Ashabul Kahfi. Orang
lain ada pelindung seperti shalat, taklim dan amalan baik yang lain. Aku ini
tidak mempunyai kebaikan seperti mereka. Ya Allah... Aku berjanji tidak akan
mengulanginya lagi."
Maulana mendoakan si pendosa itu dari belakangnya. Kata Maulana, dia itu lebih baik dari orang yang buat usaha agama dengan sifat sombong dan takabur. Dan pada pagi harinya dia telah membuat pengakuan dalam ijtima' bahwa dirinya telah bertaubat.
Maulana mendoakan si pendosa itu dari belakangnya. Kata Maulana, dia itu lebih baik dari orang yang buat usaha agama dengan sifat sombong dan takabur. Dan pada pagi harinya dia telah membuat pengakuan dalam ijtima' bahwa dirinya telah bertaubat.
Maulana
minta dia untuk keluar 4 bulan untuk mengekalkan perasaan itu. Dia berkata pada
Maulana : "Saya tetap tidak akan mengulangi perbuatan saya yang
lalu." Selang beberapa lama setelah keluar 4 bulan dia datang dan
mengucapkan terima kasih pada Maulana karena telah mentasykil dia keluar.
Sekarang dia telah buat perniagaan yang kecil-kecil yang halal.
Dalam
perang Uhud, Allah subhanahu wa ta’ala telah membersihkan orang yang ada
cinta pada dunia, dengan mensyahidkan 70 orang sahabat. Allah hendak menguji
untuk meningkatkan iman dan menaikkan derajat mereka disisiNya. Orang beriman
dan tidak beriman sama-sama merasakan susah, tetapi kesusahan orang beriman
adalah bermanfaat. Orang yang tidak beriman diberi peluang oleh Allah untuk menunjukkan
kemegahannya seperti Fir’aun. Semua orang akan sama-sama mati, tapi yang berbeda
adalah natijahnya, yaitu kejayaan atau kegagalan. Dalam usaha agama semua
sama-sama membuat, yang membedakannya adalah cuma keikhlasannya atau tidak.
Bila
ujian turun, Allah akan mengasingkan, sehingga dengan sendirinya orang yang
tidak mempunyai iman tulen akan
dipinggirkan. Sedangkan sifat orang yang tidak tulen imannya, maka mereka suka duduk dipinggir berdekatan dengan lorong-lorong.
dipinggirkan. Sedangkan sifat orang yang tidak tulen imannya, maka mereka suka duduk dipinggir berdekatan dengan lorong-lorong.
Maulana
membaca ayat Al Quran, yang maksudnya bahwa bila nikmat datang maka merekalah orang
yang paling
heboh dan berada di depan, tetapi bila ujian dating pada mereka, maka cepat-cepat lari ke pinggir lorong tadi, untuk menyatakan ketidaksukaannya. Sesungguhnya ujian Allah ini tetap akan datang bagi siapa saja untuk menghasilkan dan memilih siapakan yang benar-benar tulen imannya.
heboh dan berada di depan, tetapi bila ujian dating pada mereka, maka cepat-cepat lari ke pinggir lorong tadi, untuk menyatakan ketidaksukaannya. Sesungguhnya ujian Allah ini tetap akan datang bagi siapa saja untuk menghasilkan dan memilih siapakan yang benar-benar tulen imannya.
Apabila
beri zihin atau jazbah dalam musyawarah janganlah memasukkan kepentingan diri kita
serta taatlah pada setiap keputusan musyawarah. Orang yang menjadi jumindar
atau amir musyawarah janganlah menjadi seperti pemerintah yang bersifat
otoriter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar