Shalat
adalah ibadah yang diwajibkan Allah bagi umat Islam, 5 kali dalam sehari
semalam. Shalat yang dilakukan dengan tepat, benar dan khusyu’ memberikan efek
positip bagi jasmani dan rohani seseorang. Sebaliknya shalat yang dilakukan
tidak dengan tepat dan benar , tidak akan memberikan efek yang berarti bagi
jasmani maupun rohani yang bersangkutan. Karena pentingnya khusyu’ dalam
shalat, maka perlu kita mengusahakan bagaimana shalat kita betul-betul dilaksanakan
shalat secara khusyu’. Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengingatkan kita bahwa : “Yang
pertama-tama diangkat dari ummat ini ialah khusyu’ sehingga tidak terlihat
seorangpun (yang melaksanakan shalat) yang khusyu’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Shalat yang khusyu’ adalah shalat yang
dilakukan dengan sungguh sunguh penuh kesadaran dalam rangka mengabdi pada
Allah. Shalat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Khaliknya. Shalat
adalah merupakan kebutuhan manusia kepada Allah. Orang yang khusyu’ berdialog
dengan Allah didalam shalatnya mengadukan berbagai masalah dan persoalan yang
dihadapinya. Shalat adalah sarana untuk beridialog yang disediakan Allah bagi
seorang hamba yang membutuhkanNya. Karena itu Allah melarang seseorang
mengerjakan shalat dalam keadaan mabuk, hingga ia mengerti setiap kalimat yang
diucapkannya didalam shalat, sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa ayat
43:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ
تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ…
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan,….(QS. An Nisa : 43)
Seseorang
akan mendapatkan hasil dari kualitas shalat yang dikerjakan. Amar bin Yasir radhiyallahu
‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: ”Sesungguhnya seseorang yang selesai dari shalatnya ia tidak
mendapatkan pahala kecuali hanya sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh,
seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga dan seperdua shalatnya itu” (HR.
Abu Dawud).
Hadits
diatas menggambarkan kondisi shalat yang dilakukan oleh setiap orang sehingga
hasilnya berbeda-beda disebabkan karena tingkat kekhusukan yang berbeda pula.
Allah menilai shalat seseorang dari kekhusukannya, banyak orang yang
mengerjakan shalat namun dilakukan hanya sekedar memenuhi kewajiban dan
dilaksanakan tidak dengan khusyu’. Allah mengingatkan dalam salah satu hadits
Qudsi :
Allah
‘Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Tidak semua orang yang
shalat itu bershalat. Aku hanya menerima shalatnya orang yang merendahkan diri
kepada keagunganKu, menahan syahwatnya dari perbuatan haram laranganKu dan
tidak terus-menerus (ngotot) bermaksiat terhadapKu, memberi makan kepada yang
lapar dan memberi pakaian orang yang telanjang, mengasihi orang yang terkena
musibah dan menampung orang asing. Semua itu dilakukan karena Aku.” “Demi
keagungan dan kebesaranKu, sesungguhnya bagiKu cahaya wajahnya lebih bersinar
dari matahari dan Aku menjadikan kejahilannya kesabaran (kebijaksanaan) dan
menjadikan kegelapan terang, dia berdoa kepada-Ku dan Aku mengabulkannya, dia
mohon dan Aku memberikannya dan dia mengikat janji dengan-Ku dan Aku tepati
(perkokoh) janjinya. Aku lindungi dia dengan pendekatan kepadanya dan Aku
menyuruh para Malaikat menjaganya. BagiKu dia sebagai surga Firdaus yang belum
tersentuh buahnya dan tidak berobah keadaannya.” (HR. Ad-Dailami)
Pelaksanaan
shalat melibatkan unsur dhahir (jasmani) dan unsur bathin (rohani). Unsur dhahir
seperti sikap tubuh, gerakan dan bacaan shalat adalah unsur fisik yang bisa
diamati dengan panca indra. Unsur bathin seperti fikiran dan hati adalah unsur
kegiatan shalat yang tidak bisa diamati dengan panca indra. Bagian dhahir dari
orang yang shalat dapat diamati dengan panca indra sebagaimana disebutkan dalam
hadist berikut ini:
Dari Ummi Ruman
radhiyallahu ‘anha, ibunda Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata : ”Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu melihat aku ketika aku shalat, kadang kadang aku
berdiri condong kekiri, kadang kadang kekanan (melihat hal itu) maka Abu bakar radhiyallahu
‘anhu menghardikku dengan keras sehingga hampir saja aku membatalkan shalatku.
Lalu beliau berkata “ Aku dengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
”Jika seseorang berdiri dalam shalat maka ia harus mendiamkan dengan menjaga
anggota badannya jangan sampai bergerak gerak seperti bergeraknya orang Yahudi.
Karena berdiam tanpa bergerak gerak dalam shalat termasuk kesempurnaan shalat”.
(HR. Hakim dan Tirmidzi)
Allah
menjanjikan kemenangan, keberuntungan dan kejayaan bagi orang yang khusyu’
dalam shalatnya sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 1-2.
قَدْ أَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang
beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya”.
Untuk
memperbaiki mutu shalat dibutuhkan latihan yang serius dan sungguh sunguh.
Merubah suatu kebiasaan yang sudah dikerjakan selama bertahun tahun bukanlah
perkara mudah. Kita tidak akan bisa melakukan shalat khusyu’ hanya dengan
belajar dan berlatih selama satu hari saja. Kita harus melatih unsur dhahir dan
bathin kita untuk melakukan shalat dengan khusyu’. Bagaimana melakukan gerakan
shalat dengan tenang, tertib dan tidak tergesa gesa. Bagaimana menikmati setiap
gerakan shalat dengan tenang dan relaks. Bagaimana mensinkronkan fikiran dan
hati agar fokus pada bacaan yang dibaca dalam shalat. Semua itu butuh latihan
yang serius dan sungguh sungguh. Kita bisa saja mengikuti latihan shalat khusuk
satu atau dua hari. Namun itu baru sebatas penguasaan ilmunya saja. Untuk dapat
melakukan shalat dengan khusyu’ dan benar kita harus melatih ilmu yang sudah
didapat itu dengan sungguh sungguh.
Berikut
ini latihan membaca bacaan di dalam shalat dan memahami artinya.
Bacaan di dalam shalat adalah sebagai
berikut :
Takbiratul
Ihram
اللهُ اَكْبَرْ
Allaahu
akbar
Artinya
: Allah Maha Besar
Do’a
iftitah atau do’a pembukaan, yaitu :
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَّالْحَمْـُدِللهِ
كَثِيْرًا وَّسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ
لِلَّذِىْ فَطَرَالسَّمَواَتِ واَلْاَرْضَ حَنِيْفًامُّسْلِماًوَّمَااَناَمِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
. اِنَّ صَلاَتِىْ وَنُسُكِىْ وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِـيْ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَناَمِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu
akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardha haniifam muslimaw
wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wa mahyaaya wa mamaatii
lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahuu wabidzaalika umirtu wa ana minal
muslimiin.
Artinya
: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, sebanyak puji-pujian itu
bagi Allah. Maha suci Allah pada pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku dengan
sebaik-baiknya kehadirat Allah yang menjadikan tujuh lapis langit dan bumi, hal
keadaanku tetap beragama islam dan aku bukanlah dari orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku bagi Allah Tuhan yang
memiliki sekalian alam, tiada sekutu baginya dan aku adalah dari golongan orang
muslimin.”
اَللَّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا
باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللَّهُمَّ
نَقِّنِىْ مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اَللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ
باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
Allaahumma
baa’id bainii wabaina khataayaa-ya kamaa ba‘adta
bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khataayaa kamaa yunaqqats
tsaubul abyadhu minaddanas. Allaahummaghsil
khataayaa-ya bil maa-i wats-tsalji walbarad.
Artinya
: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku
dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah,
cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”
Surat
Fatihah, yaitu :
أَعُوْذُ بِاِللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A-‘uudzubillaahi minasy syaythaanir
rajiim
Artinya
: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk.”
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ.
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
الرَّحْمَٰنِ
الرَّحِيمِ .
مَالِكِ
يَوْمِ الدِّينِ .
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ.
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ .
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّالِّينَ . اَمِيْـنَ
Bismillaahir
rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki
yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. ihdinashshiraathal mustaqiim.
Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim
waladhdhaalliin. Aamiin.
Artinya
: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan yang memiliki sekalian alam. Raja yang menguasai hari
pembalasan. Kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang
yang telah Engkau beri ni’mat atas diri mereka, dan bukan jalan orang-orang
yang Engkau murkai atas diri mereka dan bukan jalan mereka yang telah sesat.
Perkenankanlah permohonan kami.”
Membaca
Ayat dalam al qur’an.
Misalnya
surat Al Ikhlas :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ
الرَّحِيمِ. قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ
الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ
كُفُوًا أَحَدٌ
Bismillaahir
rahmaanir rahiim. Qulhuwallaahu ahad. Allaahushshamad. Lamyalid walamyuulad
walam yakullahuu kufuwan ahad.
Artinya
: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah
bahwa Allah itu Esa. Allah tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tiada seorangpun yang menyerupai Dia.”
Surat
Al Falaq
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ . قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ.
وَمِن
شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى
ٱلْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا
حَسَدَ
Bismillaahir
rahmaanir rahiim. Qul
a-'uudzu birabbil falaq. Minn
syarri maa khalaq. Waminn syarri ghaasiqin idzaa waqab. Waminn syarrinn naffaatsaati fiil 'uqad. Waminn syarri haasidin idzaa hasad.
Artinya
: “Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan
makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki".
Surat
An Nas
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ . قُلْ أَعُوْذُ
بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ
الخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Bismillaahir
rahmaanir rahiim. Qul
a-'uudzu birabbinn naas. Malikinn naas. Ilaahinn naas. Minn syarril waswaasil khan
naas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurinn naas. Minal jinnati wann naas.
Artinya
: “Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada
Tuhan (Rob/yang memelihara) manusia, Raja manusia, Sembahan (Ilaah) manusia.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.”
Tasbih
dalam ruku’ :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيـْمِ وَبِحَمْدِهِ ×3
Subhaana
rabbiyal ‘adziimi wabihamdihi 3x.
Artinya
: “Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan dengan segala puji-pujiannya.”
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
Subhaanaka
allaahuma rabbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.
Artinya:
“Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan Allah
ampunilah aku”.
I’tidal
:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . رَبَّنـَالَكَ الْحَمْدُمِلْءُالسَّمَوَاتِ وَمِلْءُالْاَرْضِ
وَمِلْءُمَاشِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Sami’allaahu
liman hamidah. Rabbanaa lakal hamdu, mil-us samaawaati wamil-ul ardhi
wamil-umaa syi’ta minn syai-im ba’du.
Artinya
: “Mendengarlah Allah dari orang yang memujinya. Wahai Tuhan kami, bagi
Engkau segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa saja yang Engkau
kehendaki dari sesuatu sesudah itu.”
رَبَّنَا
وَلَكَ اْلحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
Rabbanaa
walakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi.
Artinya
: “Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang banyak, baik, dan
diberkahi padanya ”.
Tasbih
dalam sujud :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ ×3
Subhaana
rabbiyal-a’laa wabihamdihi 3x.
Artinya
: “Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagiNya.”
Do’a
antara dua sujud :
رَبِّ اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ
وَارْفَعْنِىْ وَارْزُقْنِىْ وَاهْدِنِىْ وَعَافِنِىْ وَاعْـفُ عَنِّىْ
Rabbighfirlii
warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu’annii.
Artinya
: “Ya Tuhanku ampunilah dosaku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkat
derajatku, berilah aku rizki, pimpinlah/ tunjukilah aku, sehatkanlah aku dan
ma’afkanlah kesalahanku.”
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Allaahummaghfirlii
warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.
Artinya
: “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku,
dan berilah rizki untukku”.
Tasyahhud
awal :
اَلتَّحِيّـَاتُ الْمُـبَاركَاَتُ
الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ للهِ اَلسّـَلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِىُّ وَرَحْمَةُاللهِ
وَبَركَاَتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيـْنَ اَشْهَدُاَنْ
لَااِلـَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللهِ اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَـيِّدِنَامُحَمَّدٍ
Attahiyyaatul
mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika
ayyuhannabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna
Muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa
aali sayyidinaa Muhammad.
Artinya
: “Segala kehormatan, berkah, shalawat/rahmat dan kebaikan adalah bagi
Allah. Mudah-mudahan keselamatan tetap terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi,
demikian pula rahmat dan berkah Allah. Dan mudah-mudahan keselamatan juga
dilimpahkan kepada kita semua dan kepada hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad
adalah utusan Allah. Ya Allah berikanlah rahmat kepada junjungan kita nabi
Muhammad saw. Dan juga kepada keluarga junjungan kita nabi Muhammad saw.”
اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Attahiyyaatu
lillaahi washshalawaatu waththayyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi
wabarakaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshaalihiin. Asyhadu
anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warasuuluh.
Artinya
: “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah,
Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan
kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan
hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”.
Tasyahhud
akhir :
اَلتَّحِيّـَاتُ الْمُـبَاركَاَتُ
الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ للهِ اَلسّـَلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِىُّ وَرَحْمَةُاللهِ
وَبَركَاَتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيـْنَ اَشْهَدُاَنْ
لَااِلـَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللهِ اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَـيِّدِنَامُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ
عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْـمَ وَعَلَى اَلِ سَيّـِدِنَااِبْرَاهِيـْمَ وَبَارِكْ
عَلَى سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيـْمَ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيـْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ
اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Attahiyyaatul
mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika
ayyuhannabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna
Muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa
aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa Ibraahiim wa ‘alaa
aali sayyidinaa Ibraahiim. Wabaarik ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali
sayyidinaa Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa Ibraahiim wa ‘alaa aali
sayyidina Ibraahiim. Fil ‘aalmiina innaka hamiidum majiid.
Artinya
: "Segala kehormatan,
berkah, shalawat/rahmat dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan
keselamatan tetap terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi, demikian pula rahmat
dan berkah Allah. Dan mudah-mudahan keselamatan juga dilimpahkan kepada kita
semua dan kepada hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah
berikanlah rahmat kepada junjungan kita nabi Muhammad saw. Dan juga kepada
keluarga junjungan kita nabi Muhammad saw. Sebagaimana Engkau telah memberikan
rahmat kepada junjungan kita nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berikanlah
berkah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Sebagaimana
Engkau telah memberikan berkah kepada junjungan kita nabi Ibrahim dan kepada
keluarganya. Di seluruh alam sesungguhnya Engkau adalah maha terpuji lagi
termulia."
Catatan
:
Pada waktu membaca laa ilaaha illallaah, jari telunjuk kanan kita diacungkan ke depan.
Pada waktu membaca laa ilaaha illallaah, jari telunjuk kanan kita diacungkan ke depan.
اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ, وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ
وَالْمَمَاتِ, وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ
الدَّجَّالِ
Allaahumma
innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri. Wamin fitnatil
mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.
Artinya
: “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa
kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah
dajjal (pengembara yang dusta)”.
Salam
:
اَلسَّـلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu
‘alaikum warahmatullaah.
Artinya
: “Keselamatan semoga tetap atas kamu semua, demikian pula rahmat Allah.”
CARA
MENEGUR IMAM
Caranya
ma’mum menegur imam atas kekeliruan yang ada di dalam shalat adalah sebagai
berikut : Bagi laki-laki membaca tasbih سُبْحَانَ اللهِ (Subhaanallah)
Bagi
perempuan memukulkan tapak tangan kanannya ke atas belakang tangan kirinya.
DO’A
QUNUT
أَللَّهُمَّ
اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ, وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ,
وَتَوَلَّنِيْ
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ, وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّ
مَا قَضَيْتَ, فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ, وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ
وَالَيْتَ,وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَاقَضَيْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ
إِلَيْكَ, وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ.
Allaahummahdinii
fiiman hadaiit. Wa’aafinii fiiman ‘aafaiit. Watawallanii fiiman tawallaiit.
Wabaariklii fiimaa a’thaiit. Waqinii birahmatika syarramaa qadhaiit.fainnaka
taqdhii walaa yuqdhaa ‘alaiik. Wainnahuu laayadzillu man walaiit. Walaa ya’izzu
man ‘aadaiit. Tabaarakta rabbanaa wata’aalaiit. Falakalhamdu ‘alaa maaqadhaiit.
Astaghfiruka wa atuubu ilaiik. Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadinin
nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi washahbihi wabaaraka wasallam.
Artinya
: “Ya Allah berilah kami petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau
tunjukkan. Dan sehatkanlah kami sebagaimana orang yang telah Engkau sehatkan.
Dan kasihanilah kami sebagaimana orang yang telah Engkau kasihi. Dan berilah
berkah kepada kami dalam rizki yang telah Engkau berikan. Dan jagalah kami dari
kejelekan taqdir yang telah Engkau tentukan. Sesungguhnya Engkaulah yang dapat
menentukan dan bukannya yang ditentukan. Sesungguhnya tidak akan merasa hina
orang yang telah Engkau beri pertolongan. Dan tidak akan merasa mulia orang
yang Engkau musuhi. Maha suci Engkau, ya Tuhan kami dan Engkau Maha Tinggi
pula. Bagimu adalah segenap puji atau segala sesuatu yang telah Engkau
tentukan. Aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu. Semoga Allah tetap
mengaruniai rahmat kepada nabi Muhammad, yakni nabi yang ummi dan kepada
segenap keluarga serta sahabatnya dan Allah juga memberikan keberkahan dan keselamatan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar