ALLAH MAHAKUASA
MAKHLUK TAK KUASA
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا
بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُبِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
”Hai manusia, sembahlah Tuhan-mu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah :
21)
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ
مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath
Thalaq : 12)
Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Dengan kehendak Allah segalanya bisa terjadi. Allah Mahakuasa,
mahluk tak kuasa. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bila kita taat kepada
Allah, maka seluruh doa kita akan dikabulkan.
Manusia punya
keingininan atau kehendak. Allah juga punya kehendak. Bila kehendak manusia
berlawanan dengan kehendak Allah, maka kehendak Allah yang akan berlaku. Kalau
kita taat kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan keinginan kita. Taat kepada
Allah adalah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Bila kita tidak
mengamalkan agama, maka segala bencana akan datang. Bila banyak bencana yang
menimpa kita, jangan menyalahkan orang lain, tapi salahkan diri sendiri.
Bila kita mentaati
segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannnya, bukan hanya di
Akhirat kita akan bahagia. Di dunia pun sudah bahagia. Hidup bahagia baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
Agama adalah untuk
kepentingan manusia, kita, bukan untuk kepentingan Allah. Allah tidak butuh
ketaatan kita, tapi kita butuh taat kepada Allah. Jangan terpengaruh dengan
orang yang tak beriman. Tapi ikuti cara hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada
cara lain untuk memdapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di Akhirat selain
mengikuti cara hidup Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.
Misalnya sebagai
anggota Polri atau TNI atau jabatan apapun, maka jadilah orang yang jujur, yang
amanah, jangan khianat, jangan korupsi, jangan mengambil hak orang lain. Bila
kita mempunyai pemimpin yang tidak amanah, jangan salahkan siapa-siapa. Itu
kesalahan kita. Bila kita semua taat kepada Allah, maka Allah akan berikan kita
pemimpin yang baik dan amanah. Sebaliknya, bila kita tidak taat kepada Allah,
maka Allah akan turunkan pemimpin yang zalim.
Untuk memperbaiki
umat, maka kita harus ajak semua orang untuk taat kepada Allah, baik istri,
anak, tetangga dan lain sebagainya. Hanya dengan ketaatan kepada Allah, maka
semua masalah akan terselesaikan.
Allah telah
memberikan contoh.124 ribu Nabi dan Rasul telah diturunkan Allah untuk
memperbaiki umat agar taat kepada Allah. Kunci untuk menyelesaikan segala
masalah adalah taat kepada Allah. Bila kita semua taat kepada Allah, maka Allah
yang akan menyelesaikan segala masalah kita.
Semua mahluk yang ada
di langit dan di bumi, taat kepada perintah Allah. Gunung meletus atas kehendak
Allah. Demikian juga banjir dan Tsunami, hanya bisa terjadi atas kehendak dan
izin Allah. Allah berfirman:
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan
kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS.
Ar Rum : 41)
Apabila kita
melakukan amal kebaikan, maka balasannya kebaikan juga. Sebaliknya bila kita
melakukan amal (perbuatan) buruk, maka balasannya juga keburukan. Sewaktu Nabi
Muhmmad shallallahu ‘alaihi wasallam
Isra’ Mi’raj, beliau melihat sesuatu yang turun dan yang naik dari langit ke
bumi atau sebaliknya. Yang naik adalah amal-amal dari manusia, sedang yang
turun adalah balasan-balasan dari Allah kepada manusia.
Allah mengirim 124
ribu Nabi dan Rasul ke dunia agar manusia menjadi baik. Agar manusia beriman
kepada yang ghaib. Jangan hanya menggunakan akal, tapi gunakan iman. Ada
seorang yang tidak percaya, bagaimana mungkin dengan menjalankan shalat kok
bisa mendatangkan rezeki?. Dengan shalat akan menjauhkan kita dari kesempitan
hidup?. Tak mungkin. Allah berfirman :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ
نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah
kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha : 132)
Coba perhatikan
seorang polisi lalu lintas, yang menggerakkan kedua tangannya untuk mengatur
lalu lintas di persimpangan jalan. Kalau dilihat, apa manfaat dia susah payah
berdiri di tengah panas sinar matahari?. Ternyata dia menjalankan tugas sebagai
polisi lalu lintas. Dia tak perlu bertanam padi atau memelihara ayam untuk
makannya. Ternyata dia mendapat gaji dari Pemerintah untuk menjamin hidupnya,
hanya karena dia taat menjalankan tugasnya.
Nah bagaimana bila
kita taat menjalankan segala perintah Allah?. Raja dari semua raja. Tentu Allah
yang Maha Kuasa, Yang Maha Memberi Rezeki, akan menjamin rezeki kita, dan akan
menjauhkan kita dari kesempitan hidup. Siapa yang lebih baik dari Allah yang
menjamin rezeki kita?. Tidak ada! Maka yakinlah, bahwa dengan shalat dapat
mendatangkan rezeki, asalkan ditunaikan dengan sungguh-sungguh dengan penuh
keikhlasan. Bila ingin bahagia di dunia dan akhirat, maka amalkan agama dengan
sempurna.
Misalnya untuk
memilih Presiden, diadakan Pemilu, lalu terpilih Presiden. Bila yang terpilih
seorang bandit, tapi bila rakyatnya baik, takwa kepada Allah, dan kita bantu
Presiden dan kita doakan, maka Presiden yang jahat itu akhirnya berubah jadi
baik. Sebaliknya, saat Pemilu terpilih seorang Presiden yang baik, tapi karena
rakyatnya tak beriman dan tak menjalankan Agama dengan baik, maka Presiden yang
tadinya baik akan berubah jadi jahat.
Contoh lain. Nabi
Ibrahmim ‘alaihis salam saat
dimasukkan ke dalam api yang menyala selama 40 hari oleh Raja Namruz. Tamppak di
mata manusia pasti Nabi Ibrahim ‘alaihis
salam menderita dan akan binasa. Tapi karena Nabi Ibrahim ‘alaihis salam beriman dan taat kepada
Allah, maka Allah perintahkan kepada api agar jadi dingin dan keselamatan bagi Nabi
Ibrahim. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam merasa
nyaman, tak merasakan panas sama sekali, malah seperti di ruang AC. Allah Maha
Kuasa berbuat segala sesuatu atas hamba-hambanya.
Bila Allah Kuasa
memberikan kebahagiaan saat kita ada di dalam rumah gedung yang mewah, Allah
juga bisa memberikan kebahagiaan pada kita walaupun dalam rumah gubug. Bila
kita ingin meningkatkan penghasilan, tak perlu kerja di luar negeri jadi TKI
apalagi TKW, tapi tingkatkan amal. Insya Allah rezeki kita akan lebih banyak
dan berkah.
Ada sebuah hadist
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
bila kit melakukan tiga amal buruk, maka akan mendapat empat keburukan sebagai
akibatnya. Tiga amal buruk itu adalah: 1. Membangun gedung-gedung yang tinggi,
2. Pernikahan yang mewah. 3. Ulama dimusuhi atau tidak digubris nasihatnya,
Maka akibatnya Allah turunkan azab berupa: 1. Pemimpin yang dzalim. 2. Pejabat
yang tidak amanah. 3. Harga-harga melambung tinggi dan 4. Dicabut Keberkahan.
Bidang ekonomi, yang
menaikkan atau menurunkan harga adalah Allah. Yang menjadikan kemarau atau
banjir adalah Allah, gagal panen yang menentukan Allah. Harga cabai lebih
Rp.100 ribu atas kehendak Allah. Untuk memperbaiki ekonomi bukan dengan tenaga
ahli S3, doctor dan lain-lain, tapi dengan memperbaiki amal.
Dalam bidang
kesehatan, penyakit datang akibat kita melakukan dosa, tak bisa mengandalkan
rumah sakit atau dokter. Contohnya Amerika, rumah sakit paling modern, tenaga
dokter paling ahli dan banyak. Tapi rumah sakit semakin penuh, semakin banyak
yang sakit. Di zaman para sahabat, tidak ada rumah sakit, tidak ada dokter,
tapi tidak ada yang sakit, padahal makanan mereka sangat sederhana bahkan
sering lapar. Karena mereka mengamalkan Agama dengan sempurna.
Karena praktek seks
bebas dan perzinahan, maka timbul penyakit yang tak ada obatnya, yaitu AIDS.
Itu merupakan hukuman dan peringatan dari Allah. Bila tidak ada perzinahan
lagi, maka penyakit-penyakit itu akan diangkat oleh Allah. Selesaikan semua
masalah dengan amal Agama.
Contoh lain, untuk
menghindari penyakit malaria, maka oarng disuruh membersihkan got, tapi manusia
tidak taat kepada Allah. Lalu Allah turunkan nyamuk yang suka dengan air yang
bersih, yaitu nyamuk demam berdarah. Jadi yang penting, disamping membersihkan
got, juga bersihkan diri dari dosa, taat kepada perintah Allah.
Dalam rumah tangga
juga begitu. Siapa yang ingin bahagia dalam rumah tangganya, maka perbaiki
hubungan dengan Allah, amalkan Agama dalam rumah. Barangsiapa yang memperbaiki
hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan
manusia, baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Istri yang cantik
dapat memberi kebahagiaan, tapi tidak sedikit orang yang mempunyai istri cantik
justru jadi bencana, karena istrinya selingkuh misalnya. Sebaliknya istri yang
berwajah buruk, tidak cantik, belum tentu tidak bahagia. Banyak orang yang
mempunyai istri yang tidak cantik lebih bahagia dari yang punya istri cantik.
Nabi Musa ‘alaihis salam saat di Lembah Suci Thuwa,
yang mempunyai tongkat yang biasanya digunakan untuk membantunya dalam berbagai
keperluan seperti untuk berjalan, memberi makan ternak dan lain-lain. Tapi atas
perintah Allah, tongkat itu dilempar dan berubah jadi ular yang besar dan
menakutkan, bahkan bisa membinasakan Nabi Musa ‘alaihis salam. Tongkat
adalah lambang kebaikan, sedang ular merupakan lambang keburukan. Allah dapat
merubah suatu kebaikan menjadi keburukan seketika itu juga, atau sebaliknya
dapat merubah suatu keburukan menjadi kebaikan.
وَمَا تِلْكَ
بِيَمِينِكَ يَا مُوسَىٰ قَالَ
هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا
مَآرِبُ أُخْرَىٰ قَالَ
أَلْقِهَا يَا مُوسَىٰ فَأَلْقَاهَا
فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ قَالَ
خُذْهَا وَلَا تَخَفْ ۖ
سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَىٰ
“Apakah itu
yang di tangan kananmu, hai Musa? Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku
bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku
ada lagi keperluan yang lain padanya". Allah berfirman: "Lemparkanlah
ia, hai Musa!" Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia
menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: "Peganglah
ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.” (QS. Thaha :
17-21)
Jadi bila kita taat
kepada Allah, maka istri kita akan jadi baik, taat pada kita, Tapi bila kita
tidak taat pada Allah, maka istri akan jadi “ular” yang akan memnatuk dan
membinasakan kita. Begitu juga suatu jabatan, Dengan jabatan dapat menjadi
kebaikan, tapi dengan jababatan juga bisa jadi malapetaka, seperti korupsi yang
bisa mengirim kita ke penjara.
Dalam kehidupan
masyarakat. Bila punya pemimpin yang dzalim, tak perlu berdemo. Perbaiki
hubungan dengan Allah, minta kepada Allah, jangan minta kepada manusia.
Cara-cara yang dilakukan oleh FPI bukan cara Islami, apalagi dengan cara
merusak dan menyakiti manusia.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ،
فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ،
وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
"Barang siapa
yang melihat sesuatu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, sekiranya
tidak mampu maka dengan lidahnya, sekiranya tidak mampu maka dengan hatinya
(membenci dalam hati bahwa itu suatu kemungkaran). Yang demikian itu adalah
selemah-lemah iman.” (Riwayat Muslim)
Syaikh Maulana
Muhammad Yusuf Al Kandahlawi rahmatullah ‘alaih dikritik orang katanya
Jemaah Tabligh hanya Amar Makruf saja tak ada Nahi mungkar. Maka beliau katakan
: Hadits yang menyebutkan : “Jika kamu lihat kemungkaran maka ‘Fal
Yughayyir’ yakni rubahlah bukan hancurkanlah maka lihatlah oleh kalian !!
Perubahan hidup mereka dari maksiat kepada taat.”
Antara yang haq
(benar) dengan yang bathil, bagaikan antara sinar dengan kegelapan. Dengan yang
hak maka yang bathil akan lenyap. Nyalakan lampu, maka gelap akan hilang, akan
jadi terang-benderang. Dalam Agama Islam, tak ada kekerasan. Islam itu sendiri
berarti damai.
Walaupun ganja dan
narkoba misalnya dibakar habis, tapi orang Islam tidak shalat, maka narkoba
akan datang lagi. Tapi bila orang Islam shalat dan taat beragama, tak akan mau
menghisap ganja atau narkoba. Sekali lagi yang haq akan melenyapkan yang
bathil.
Untuk menciptakan
suasana damai, bukan dengan kebencian atau tindak kekerasan, tapi dengan
dakwah, amar makruf nahi munkar, siang berdakwah, dan malamnya berdoa. Sewaktu
tentara Islam menang dan dapat menaklukkan Mekah, tidak ada balas dendam, malah
dengan kasih sayang. Akhirnya orang-orang kafir Quraish, berbondong-bondong
masuk Islam.
Hindun, istri Abu
Sofyan yang pernah memakan hati paman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersumpah tidak akan pernah masuk Islam. Tapi
karena akhlak para sahabat yang mulia, akhirnya Hindun masuk Islam juga, Ketika
ditanya, mengapa dia masuk Islam melanggra sumpahnya?. Apa jawabnya?. “Saya tidak masuk islam, tetapi Islam yang
masuk ke dalam diri saya”. Allahu Kabar.
Jadi kuncinya untuk
mengatasi segala kemungkaran saat ini, satu-satunya cara sesuai yang
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam adalah dengan berdakwah dari pintu ke pintu, dari orang
per orang, lakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan upah atau balasan dari
manusia. Hanya mengharap balasan dan ridho dari Allah. Siang berdakwah, malam
berdoa, mengadu dan meminta kepada Allah. Insya Allah semua masalah akan
diselesaikan oleh Allah. Amin
Dalam Surat Al Mulk:
إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ تَكَادُ
تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۖ كُلَّمَا
أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ قَالُوا بَلَىٰ قَدْ جَاءَنَا
نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ
إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ
“Apabila mereka
dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang
neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran
marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir).
Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah
datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Mereka
menjawab: "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang
pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: 'Allah tidak
menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang
besar'". (QS.
Al Mulk : 7-9)
Nah kita yang sudah diberi hidayah oleh Allah dalam usaha
dakwah ini, apakah tidak takut dengan pertanyaan nanti di akhirat: Apakah sudah
datang jamaah kesini?. Kewajiban kita hanya berusaha mengajak mereka untuk taat
kepada Allah, tapi yang memberikan hidayah adalah Allah.
Yang pasti, bagi yang berdakwah, pasti akan turun hidayah.
Kepastiannya sampai diucapkan 12 kali. Tapi hidayah kepada yang didakwahi
terserah Allah, apakah akan diberi hidayah atu tidak. Contohnya, semua para
ambiya’ mendapat hidayah dan menjadi manusia pilihan Allah karena semua ambiya’
melaksanakan dakwah. Akan tetapi ummat yang didakwahi oleh para ambiya’ ada
yang mendapat hidayah (beriman) ada yang tidak mendapat hidayah (kufur)
Allah Maha Kuasa, makhluk tak kuasa. Laa ilaaha
illallaah. 4 bulan di jalan Allah. Insya Allah………Sedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar