PERHIASAN DUNIA ADALAH WANITA SHALIHAH
6.16. KERJA – KERJA DA`WAH
1. KHIDMAT
2. TASYKIL
3.
ISTIQBAL
6.17. ADAB MEMASAK
6.18. ADAB ISTINJA’
6.19. ADAB BERSIWAK
6.20. ADAB MENCUCI
6.21. ADAB BERPAKAIAN
6.22. ADAB BERHIAS
6.23. ADAB MENYISIR RAMBUT
6.24. ADAB
MULAQAT
6.16. KERJA – KERJA DA`WAH
1.
KHIDMAT
Khidmat
dalam Islam mempunyai kedudukan penting. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri melakukan khidmat baik di
dalam rumah tangga beliau maupun ketika keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Apabila
kita khidmat di rumah, misalnya :
· Mencuci
pakaian, maka setiap satu helai benang menghapuskan 1000 keburukan dan
memberikan 1000 kebaikan.
· Bila
keluar di jalan Allah subhanahu wa
ta’ala,
semua amal dilipat gandakan pahalanya, demikian juga pahala khidmat.
· Allah
subhanahu wa ta’ala menghargai orang yang mengorbankan
tubuhnya untuk khidmat.
· Barangsiapa
yang khidmat Allah subhanahu wa
ta’ala
akan berikan kepadanya berkah di dalam kehidupan, harta, tubuhnya dan segalanya.
Barangsiapa yang khidmat mendapat pahala dari setiap orang yang mengerjakan
ijtimai amal.
· Jika
tubuh kita letih, jiwa akan bangun dan kerendhan hati akan masuk ke dalam hati
kita.
· Barangsiapa
yang memberikan da`wah tetapi tidak khidmat, maka ia akan takabur.
· Dengan
ibadah kita mendapat surga, dengan khidmat kita akan mendapatkan Allah subhanahu wa ta’ala.
Adab-adab
Khidmat :
· Ketika
keluar di jalan Allah subhanahu wa
ta’ala
tugas khidmat oleh ibu-ibu sedangkan yang berbelanja bapak-bapak.
· Bila
ad kekurangan / keperluan, ibu-ibu bermusyawarah dengan bapak-bapak melalui
petufas khitmat.
· Tidak
dibenarkan ibu-ibu berbelanja sendiri tanpa bermusyawarah dengan bapak-bapak
· Uang
khidmat dirahasiakan / ibu-ibu tidak perlu tahu.
· Bila
sedang keluar di jalan Allah subhanahu wa
ta’ala
semua uang diserahkan kepada suami, bila ibu-ibu ada keperluan lapor kepada
suaminya.
2.
TASYKIL
Tasykil
artinya memberikan pekerjaan / tanggung jawab pada seseorang untuk keluar di
jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Tasykil ibarat menanam benih pada
tanah yang digarap.
Petugas
tasykil sebaiknya :
· Sudah
mengetahui terlebih dahulu orang-orang yang akan ditasykil
· Tanyakan
dahulu suaminya sudah ikut kerja da`wah atau belum
· Kalau
sudah ikut, sudah berapa lama
· Sudahkan
keluar 3 hari atau belum
· Sudahkah
keluar 40 hari
· Dan
wanita itu sudah keluar atau belum , sudah berapa kali, kalau suami istri belum
pernah keluar janganlah didesak untuk keluar, tapi tasykil untuk iktu ta`lim
bulanan atau mingguan, kemudian tasykil untuk menghidupkan ta`lim di rumah, dan
tasykil untuk menjaga shalat 5 waktu.
· Tasykil
dengan penuh pengertian, kita harus tahu masalahnya, jangan tasykil terlalu
keras kapada ibu yang belum paham, cukup dengan menuliskan niatnya saja dulu.
· Tasykil kepada ibu yang sudah paham sedapat
mungkin bujuk agar ia keluar.
· Tasykil
tidak hanya diarahkan pada petugas tasykil, tapi semua jamaah menyebar untuk
tasykil, petugas tasykil mencatat semua hasil tasykilan.
· Jika
mentasykil orang yang banyak alasan, sedapat mungkin kita alihkan pembicaraan
kita dan kita alihkan pada pembicaraan agama, kembalikan bahwa swmua urusan
akan diselesaikan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala.
· Sewaktu
tasykil ceritakan keuntungan – keuntungan keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala
· Apabila
tasykilan berhasil, jangan merasa diri kita yang berhasil mengeluarkan, tapi
semua tasykilan hakikatnya Allah subhanahu wa
ta’ala
yang menggerakkan dan memilihnya
· Apabila
kita mendapat tasykilan jangan merasa bangga, tapi kita harus punya fikir bahwa
semua tasykilan adalah hasil kerja sama jamaah, tanpa mujahadah /
sungguh-sungguh jamaah tidak akan ada tasykilan.
· Apabila
kerja kita berhasil berkembang, ini adalah kerja Allah subhanahu wa ta’ala, bukan kerja kita.
· Tasykil
untuk wanita sangat penting karena menghasilkan dua jamaah yang keluar.
· Kalau
kita ke negara lain dan tidak tahu bahasanya, sukup dengan akhlak dan yakinlah
Allah subhanahu wa
ta’ala
yang akan keluarkan cash jamaah.
· Siang
hari kita tasykil dan da`wah, malam hari kita berdo`a dan sebut nama-nama orang
yang telah ditasykil dalam do`a kita.
· Untuk
menghilangkan rasa bangga / sombong pada diri karena telah berhasil mentasykil
orang lain,maka banyak-banyaklah berkhidmat dan sadari bahwa semuanya terjadi
hanya atas kehendak Allah subhanahu wa
ta’ala.
Cara
– cara Tasykil :
· Sambil
duduk
· Buat
halaqah kalau banyak
· Tulis
nama suaminya
· Anya
apakah suaminya sudak pernah keluar atau belum, kalau belum pernah jangan
didesak untuk keluat, kalau sudah pernah, berapa kali atau berapa masa yang
telah dilakukan
· Tasykil
untuk selalu hidupkan ta`lim rumah dan ta`lim mingguan.
3.
ISTIQBAL
Istiqbal
artinya penerima tamu.
· Petugas
istiqbal harus bersikap ramah tamah, lemah lembut dan murah senyum
· Yang
harus ditanamkan pada hati petugas istiqbal adalah tamu-tamu yang datang pada
majlis ta`lim adalah orang-orang pilihan Allah swt, orang-orang yang
mendapatkan taufik dan hidayah-Nya untuk menghadiri majlis ta`lim yang sangat
disukai Allah subhanahu wa
ta’ala.
Jadi tamu-tamu itu bukan orang-orang yang biasa
· Apabila tamu datang, bersikaplah
seolah-olah kita sudah pernah mengenalnya walaupun kita belum pernah
mengenalnya, sambutlah kedatangannya dengan hangat, jabat tangannya dengan
erat, peluklah dengan rapat seolah-olah kita sudah lama tidak bertemu
· Terimalah
tamu kita dengan senang hati, dengan hati yang ikhlas sebab mereka adalah
tamu-tamunya Allah subhanahu wa
ta’ala
· Al-Faqih
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah subhanahu wa
ta’ala,
maka hendaklah menjamu tamunya”. Jadi muliakanlah kedudukannya, karena
tidak akan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala
orang yang tidak memuliakan tamunya.
Ulama
katakan : Pekerjaan
istiqbal sama dengan tugas malaikat di akhirat nilainya.
6.17. ADAB MEMASAK
1.
Berwudhu dan shalat 2 rakaat.
2.
Baca do`a masuk dapur ( Al-Kahfi : 10 )
رَبَّنَـا اَتِنَـا مِنْ لدنْـكَ رَحْمَـةً وَهيءْلَنـَا مِنْ اَمْرِنـَا رَشَـدًا.
“
Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat yang besar dari sisi-Mu dan persiapkan petunjuk
terhadap urusan kami.”
3.
Do`a mengambil beras ( An-Nahl : 96 ) :
مَـا
عِنْدَكُـمْ يَـنْـفَدُّ وَمـَا عِـنْدَ اللهِ بَـاقٍ.
“
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang di sisi Allah adalah kekal.”
4.
Do`a mencuci
beras :
اَلْحَمْـدُاللهِ
الَّـذِى اَطْعَمَنـَا خَيرا مِنـْهُ.
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberi kami makanan yang lebih baik darinya.”
5.
Do`a menaruh beras dalam periuk :
اَلْحَمْـدُاللهِ الذى اَطْعَمَنـاَ مِنْ جُـوْعٍ .
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan makan setelah lapar.”
6.
Do`a menaruh air dalam beras :
اَلذيْنَ اَمَنُوْاا صْبِرُوْا وَصَـابِرُوْاوَرَابِطُوْا وَتَّـقُوااللهَ لَعَلَّـكُـمْ تُفْلِحُوْنَ .
7.
Do`a mengaduk sayur ke arah kanan ( dengan arah jarum jam ) :
لَيْسَ لَهـاَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كـاَ شِفَـةٌ
“Tidak
ada yang dapat menyatakan hari itu selain Allah.”
8.
Do`a memotong sayur / daging ( Al-Baqarah 71 ) :
فَذَ بَحُوْهـاَ وَمَـا كـاَدُوْا يَفْعَلُوْنَ .
9.
Do`a mencuci sayur :
لَيْسَ لَهـاَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كـاَ شِـفَـةٌ .
10.
Do`a menghaluskan bumbu : Surat Al-Kautsar 1 – 3 .
11. Do`a membuka kekep :
اَللَّهُمَّ بـاَرِكْ لَنـاَ خَيرا مِنْـهُ .
6.18. ADAB ISTINJA`
1.
Memakai tutup kepala agar syetan tidak meletakkan kotorannya di atas kepala.
2.
Pastikan tidak membawa barang yang mengandung tulisan / lafadz Allah atau ayat
al-Qur an.
3.
Masuk dengan kaki kiri sambil baca do`anya.
4.
Cincin di tangan kiri dilepas, sebab digunakan untuk membersihkan kotoran .
5.
Bila sudah buang air kecil berdehem 3x ( untuk mengeluarkan air kencing yang
tersisa di saluran kencing )
6.
Cara duduk : Dengan bertenggong kaki kanan maju ke depan, telapak kaki kiri
ditekuk, tangan kiri di pinggang sambil menekan, tangan kanan di atas lutut
kanan dengan jari di atas kepala ( bila lupa pakai tutup kepala ) / memegang
pundak kiri dan hidung ditutup / diletakkan pada lengan kanan.
7.
Bila sedang tandas, jika dipanggil jangan menyahut, tapi berdehem / dengan
isyarat suara.
8.
Agar jangan bernyanyi, bersiul / sambil makan, jangan terlalu lama di dalam WC
tanpa ada keperluan yang sebenarnya, sebab mudharat bagi kita dan wc adalah
tempat berkumpulnya syetan.
9.
Ibu jari dan telunjuk tidak dibolehkan untuk istinja`
10.
Do`a bersihkan najis setelah istinja` :
اَللَّهُـمَّ طَهِّرْ قَلْبى مِنَ النِّفَـاقِ وَحَسِّنْ فَرْجِ مِنَ الْفَوَاحِشَ
11.
Jangan melihat najis sebab dapat mengurangi nur pada wajah dan akan mengurangi
semangat dalam beribadah .
12.
Keluar dengan kaki kanan dengan membaca do`a :
غُفْرَانَـكَ الْحَمْـدُاللهِ الذى اَذْهَبَ عَنِّ الْعَذَا وَعـَا فَنى
6.19. ADAB BERSIWAK
1.
Siwak menyucikan mulut, membuat Allah swt ridho kepada kita, mewangikan mulut
dan mencerahkan pandangan. ( H.R. Thabrani, Baihaqi ).
2.
Siwak adalah obat. (H.R. Baihaqi)
3.
Siwak menfasihkan bicara. ( H.R. Ibnu `Adi )
4.
Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa digunakan untuk
menggosok gigi.
5.
Panjang siwak adalah sejengkal .
6.
Memakai siwak disunnahkan setiap kali wudhu, bangun tidur, sebelum tidur,
sesudah makan, sebelum makan, akan masuk rumah dan membaca Al-Qur an (H.R. Ibnu
Majah )
7.
Memulai bersiwak dengan membaca Basmalah (H.R. Ibnu Majah )
8.
Membaca do`a bersiwak :
اَللَّهُـمَّ طَهِّرْ فَمِى وَنَوِّرْ قَلْبى وَطَهِّرْ بَدَنى وَحَرِّمْ جَسَدِى عَلى النَّـَارِ .
“
Ya Allah sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, bersihkanlah badanku dan haramkanlah
tubuhku dari api neraka.”
9.
Miswak ( kayu siwak ) hendaknya tidak terlalu keras tidak terlalu lembut
10.
Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu siwak hendaklah dicuci, jika tidak maka
syrtan akan memakainya. (H.R. Ibnu Majah )
11.
Siwak hendaklah disimpan berdiri / tegak dan jangan disimpan di atas tanah.
Sa`id Bin Jabarra berkata :”Barangsiapa yang menyimpan siwak di atas tanah maka
akan ditimpa penyakit gila.”
12.
Jika miswak itu kering sebaiknya direndam dalam air terlebih dahulu
13.
Dianjurkan agar tidak menggunakan miswak pada kedua ujungnya.
14.
Niat bersiwak, Ya Allah aku bersiwak untuk membersihkan mulutku agar aku bisa
mempergunakannya untuk berdzikir, membaca Al-Qur an dan membesarkan Nama-Mu.
15.
Jika memang tidak ada kayu siwak, maka dibolehkan menggunakan ujung jari. (H.R.
Abu Na`im ).
6.20. ADAB MENCUCI
1.
Hendaknya mencuci di air yang mengalir
2.
Pisahkan pakaian yang terkena najis dan pakaian yang tidak terkena najis.
3.
Cucilah dulu pakaian yang terkena najis sampai hilang bau dan warnanya
4.
Usahakan basuh pakaian hingga 3x ganti air, agar najis yang menempel benar-benar
hilang.
5.
Jangan jemur pakaian dalam kita di luar yang dilalui orang banyak, karena itu
juga termasuk aurat kita.
6.
Usahakan mencuci sendiri celana / pakaian dalam kita dan suami.
6.21. ADAB BERPAKAIAN
Syarat-syarat
pakaian muslimah :
1.
Tidak menimbulkan bagian yang akan membuat fitnah, baik tipis atau sempit
seperti pakaian mode atau tradisional.
2.
Bukan pakaian khusus seperti yang dipakai laki-laki. Rasulullah saw melaknat
perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai
perempuan (Al-Hadits )
3.
Bukan pakaian yang dipakai orang kafir.
4.
Tidak menggerak-gerakkan bagian wajah atau tubuh.
5.
Berpakaian menutupi seluruh tubuh termasuk wajah dan telapak tangan.
6.
Pakaian harus lapang dan longgar
7.
Memakai pakaian yang warnanya tidak menyolok, bagi perempuan lebih afdhol
warana hitam, sedangkan laki-laki lebih utama warna putih.
8.
Tidak bermaksud untuk menarik perhatian laki-laki bukan muhrim
9.
Berpakaian tidak untuk kebanggaan
10.
Tidak boleh bagi perempuan membubuhi pakaiannya ketika keluar rumah dengan
wewangian. “Wanita-wanita yang memakai wewangian lalu lewat di depan laki-laki
yang bukan mahram, maka ia dianggap sebagai pezina.”(Al-Hadits)
6.22. ADAB BERHIAS
1.
Kebersiahan adalah sebagian dari iman
2.
10 perkara dari sunnah kebersihan : Memotong kumis, memanjangkan janggut,
bersiwak, gurah (menghirup air kehidung lalu mengeluarkannya), membersihkan
celah-celah jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja`
dengan air dan berkumur. (H.R. Bukhari)
3.
Dianjurkan agar menjaga keindahan dan kerapian rambut
4.
Tidak dibolehkan menyisir rambut terlalu sering
5.
Wanita dilarang mencukur rambutnya seperti laki-laki
6.
Tidak diperbolehkan mencukur sebagian rambut saja (dipuncung atau dijambul) dan
membiarkan sebagian rambut lainyya walaupun kepada anak-anak (H.R Bukhari,
Tirmizi dan Nasa`I).
7.
Rambut yang paling panjang bagi laki-aki adalah sebatas pundak (H.R Muslim)
8.
Disunnahkan menyisir rambut dengan tangan kanan (H.R Muslim)
9.
Tidak diperbolehkan sama sekali mencabut uban, walaupun hanya satu helai. Baik
dari rambut ataupun janggut (HR Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).
10.
Diperbolehkan menyemir rambut atau janggut dengan warna selain dari warna hitam
11.
Orang yang menyemir rambut dengan warna hitam tidak akan mencium bau surga.
12.
Disunnahkan bagi laki-laki agar mencukur kumis dan memanjangkan janggut.(H.R
Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah)
13.
Batsan diperbolehkannya memotong janggut adalah sebatas genggaman tangan.
14.
Wanita dibolehkan mewarnai kukunya dengan henna / inai
15.
Diharamkan mencukur alis, membuat tahi lalat palsu, membuat tato, dan mengikir
gigi.
16.
Tidak boleh memanjangkan kuku, karena akan menjadi tempat bersarangnya syetan.
17.
Wanita diharamkan berhias keluar rumah dan menarik hati laki-laki yang bukan
mahramnya.
Alhamdulillah
6.23. ADAB MENYISIR RAMBUT
1.
Menyisir semua rambut kebelakang dengan tangan kanan, dengan do`a :
الَلَّهُـمَّ اجْعَلْنى مِنْ كُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً وَاَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّـارِ .
2.
Belah rambut menjadi 2 bagian, dengan do`a :
اِهْدِنـَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيم .
3.
Menyisir bagian kanan, dengan do`a :
بِسْمِ اللهِ وَعَلى مِلة رَسُوْلِ اللهِ .
4.
Menyisir bagian kiri, dengan do`a :
بِسْمِ اللهِ عَلى شَغِـرَ رَسُوْلِ اللهِ .
5.
Menyisir sesuai kehendak
Alhamdulillah
6.24. ADAB MULAQAT
1.
Panggil ahliahnya ( bila mengetuk pintu, tanda tidak jelas maka diulang /
dipanggil lagi atau boleh juga dipanggil secara berurutan )
2.
Mulakot cukup dibalik dinding, boleh juga masuk dan duduk dan tidak boleh
berdiri.
3.
Diusahakan tidak bersentuhan badan, seperti bersalaman.
4.
Ketika bertemu ucapkan salam dan tanyakan : Da`wahnya, tasykilan, kenalan, ta`lim,
amalan ( tahajud, dzikir, baca Al-Qur an dll. ), mudzkarah sudah sampai mana,
tanyakan kebutuhan yang mendesak.
5.
Jangan disampaikan progran yang belum pasti
6.
Kalau bicara panjang melantur cepat dipotong
7.
Jangan dibicarakan tentang uang khidmat, amir, petugas bayan .
8.
Waktu mulakot 5 – 10 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar