I. KEAGUNGAN SHALAT
Sesungguhnya shalat merupakan perkara yang sangat agung
dalam Islam dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah subhanahu wa
ta’ala, di sisi Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yaitu merupakan
rukun kedua dari rukun Islam setelah dua kalimat syahadat. Karena itulah di dalam
Islam, shalat adalah menjadi tiang agama Islam. Sedangkan pondasinya adalah iman. Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ
عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ
عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ
رَمَضَانَ
“Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Musa] dia
berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hanzhalah bin Abu Sufyan] dari
['Ikrimah bin Khalid] dari [Ibnu Umar] berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam dibangun diatas lima
(landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan". (HR. Imam Bukhari No. 7, Imam Muslim No. 21 dan 22)
Bagi Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in, mereka telah
dianugerahkan rasa indah, agung dan lezatnya menegakkan shalat. Bagi kita yang belum merasakannya, maka dapat mengusahakannya
dengan melihat kebesaran dan
keagungan shalat dengan teropong ilmu
ataupun secara ilmiah.
Sesungguhnya
keagungan shalat ini sangat banyak, namun penulis membatasi pembahasannya dalam
7 bahasan. Dan yang lainnya akan dibahas dalam fadhilah atau keutamaan shalat
berjamaah.
I.1.
Shalat
adalah Kewajiban Pertama setelah
Seorang Beriman kepada Allah dan yang Pertama kali Dihisab
pada Hari Kiamat.
·
Shalat merupakan Amalan yang Didakwahkan
Pertama kali setelah Iman.
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ
بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ
فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي
كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ
اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ
أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
“Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Adh-Dlohhak bin Makhlad] dari
[Zakariya' bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari [Abu Ma'bad]
dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz radliyallahu 'anhu ke negeri Yaman, Beliau berkata,: "Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak
ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah.
Jika mereka telah mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan
atas mereka shalat lima
waktu sehari semalam. Dan jika mereka telah mena'atinya, maka
beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari
harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada
orang-orang faqir mereka". (HR. Imam
Bukhari No. 1308)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ بْنُ بِسْطَامَ
الْعَيْشِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا رَوْحٌ وَهُوَ ابْنُ
الْقَاسِمِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ قَالَ
إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ
إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ
فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ
وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا فَعَلُوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ
عَلَيْهِمْ زَكَاةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ
“Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham
al-Aisyi] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i`] telah menceritakan
kepada kami [Rauh] -yaitu Ibnu al-Qasim- dari [Ismail bin Umayyah] dari [Yahya
bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ketika mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau bersabda:
"Sesungguhnya kamu menghadapi suatu kaum Ahli Kitab, maka hendakah
pertama kali yang kalian dakwahkan kepada mereka adalah penyembahan kepada
Allah azza wa jalla, apabila mereka mengenal Allah, maka beritahukanlah bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka shalat
lima waktu pada siang dan malam mereka, apabila mereka melakukannya maka
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat atas mereka
yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang fakir mereka.
Jika mereka menaatimu dengan hal tersebut, maka ambillah zakat dari mereka dan
takutlah dari harta mulia mereka." (HR. Imam Muslim No. 28)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ بْنُ بِسْطَامٍ
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ
إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ
عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ عَلَى الْيَمَنِ قَالَ إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ
فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللَّهِ فَإِذَا عَرَفُوا
اللَّهَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ
فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا فَعَلُوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ
فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ
“Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham] telah menceritakan
kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Al
Qasim] dari [Isma'il bin Umayyah] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari
[Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz radliyallahu 'anhu
ke negeri Yaman, Beliau berkata,: "Kamu akan mendatangi Ahlul Kitab, maka hendaklah
da'wah yang pertama kali lakukan kepada mereka adalah mengajak mereka untuk
ber'ibadah kepada Allah. Jika mereka telah mengenal Allah, maka beritahukanlah
bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan
jika mereka telah melaksanakannya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah
mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang akan diberikan
kepada orang-orang faqir dari mereka. Jika mereka telah menaatinya, maka
ambillah dari mereka (sesuai ketentuannya) dan peliharalah kesucian harta
manusia". (HR. Imam Bukhari
No. 1365)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنِي حِبَّانُ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ إِنَّكَ
سَتَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى
أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ
اللَّهِ فَإِنْ هُمْ طَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ
فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ
طَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ
صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ
هُمْ طَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ
دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ قَالَ
أَبُو عَبْد اللَّهِ طَوَّعَتْ طَاعَتْ وَأَطَاعَتْ لُغَةٌ طِعْتُ وَطُعْتُ وَأَطَعْتُ
“Telah menceritakan kepadaku [Hibban] Telah mengabarkan kepada kami
[Abdullah] dari [Zakaria bin Ishaq] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari
[Abu Ma'bad] -mantan budak [Ibnu Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepada Mu'ad ketika mengutusnya ke Yaman,
"Engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, Apabilah telah sampai kepada
mereka maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak
untuk disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Jika mereka ta'at
untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika
mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada
mereka untuk mengeluarkan zakat harta mereka, di ambil dari orang-orang kaya
mereka dan diberikan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Jika mereka
taat untuk itu, maka hati-hatilah engkau dari mengambil harta milik mereka yang
paling baik, takutlah engkau dengan do`anya orang dizhalimi, sebab antara ia
dengan Allah tidak ada yang menghalanginya." Abu Abdullah berkata;
'Thawwa'at, thaa'at, 'Athaa'at secara bahasa adalah 'Ti'tu, dan Tu'tu, serta
'Atha'tu. (Aku ta'at). (HR. Imam
Bukhari No. 4000)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ
إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى
أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ
عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً
تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ
أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ
الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan
kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya' bin Ishaq]
dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari [Abu Ma'bad] sahayanya [Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada Mu'adz bin Jabal radhiyalahu 'anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: "Sesungguhnya kamu
akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka
ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu
tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada
setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena'ati kamu tentang
hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat
yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada
kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena'ati kamu dalam hal itu maka
janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap
do'anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab
(pembatas yang menghalangi) nya". (HR. Imam Bukhari No. 1401)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ يَقُولُ قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا هَذَا الْحَيَّ مِنْ
رَبِيعَةَ وَقَدْ حَالَتْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ كُفَّارُ مُضَرَ فَلَسْنَا
نَخْلُصُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَشْيَاءَ نَأْخُذُ
بِهَا وَنَدْعُو إِلَيْهَا مَنْ وَرَاءَنَا قَالَ آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ
وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَعَقَدَ وَاحِدَةً وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ
وَأَنْ تُؤَدُّوا لِلَّهِ خُمْسَ مَا غَنِمْتُمْ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ
وَالنَّقِيرِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ
“Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan
kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu Jamrah] dia berkata; Aku Mendengar
[Ibnu 'Abbas] berkata; Beberapa utusan 'Abdul Qais datang kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka berkata; Ya Rasulullah, sesungguhnya kami
dari kampung Rabi'ah. Namun antara kami dan anda terhalangi oleh orang-orang
kafir Mudlar, hingga kami tidak bisa bertemu dengan anda kecuali pada
bulan-bulan haram. Maka perintahkanlah kepada kami beberapa hal yang dapat
kami kerjakan dan bisa kami sampaikan kepada orang-orang di belakang kami."
Beliau bersabda: "Aku perintahkan kepada kalian empat perkara dan aku
larang dari empat perkara. Aku perintahkan kalian agar beriman kepada Allah,
yaitu: "Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mengeluarkan seperlima dari hasil ghanimah. Dan aku
larang kalian dari empat perkara; membuat perasan nabidz dalam Ad Duba, An
Naqir, Al Hantam dan Al Muzaffat." (HR. Imam Bukhari No. 4021)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ
حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا هَذَا الْحَيَّ مِنْ رَبِيعَةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ
كُفَّارُ مُضَرَ فَلَسْنَا نَصِلُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ الْحَرَامِ
فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نَأْخُذُ بِهِ وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا قَالَ
آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَعَقَدَ بِيَدِهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَأَنْ تُؤَدُّوا لِلَّهِ خُمُسَ مَا
غَنِمْتُمْ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالنَّقِيرِ وَالْحَنْتَمِ
وَالْمُزَفَّتِ
“Telah bercerita kepada kami [Abu an-Nu'man] telah bercerita kepada kami
[Hammad] dari [Abu Hamzah adl-Dluba'iiy] berkata aku mendengar [Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma] berkata; Telah datang utusan 'Abdul Qois lalu berkata;
"Wahai Rasulullah, dalam kehidupan kami ini, antara kami dan Baginda ada orang-orang
kafir suku Mudlar, yang kami tidak dapat melakukan kontak hubungan bersama
Baginda kecuali pada saat bulan-bulan Haram. Maka berilah kami suatu
perintah yang kami ambil sebagai pegangan, yang dengannya kami mengajak
orang-orang di belakang kami". Maka Beliau bersabda: "Aku
perintahkan kalian dengan empat hal dan aku larang kalian dari empat hal pula.
(Yang pertama) aku perintahkan kalian untuk beriman kepada Allah dengan
bersyahadat laa ilaaha illallah. Beliau mengepalkan tangan Beliau,. mendirikan shalat,
menunaikan zakat, shaum di bulan Ramadlan dan agar kalian menerapkan ketentuan
seperlima untuk Allah dari harta ghanimah yang kalian dapat. Dan aku larang
kalian dari duba', hantam, naqir, dan muzaffat". (HR. Imam Bukhari No. 2864)
·
Shalat merupakan Kewajiban Pertama kali setelah Iman.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
أول ما افترض الله على أمتي الصلوات
الخمس وأول ما يرفع من أعمالهم الصلوات الخمس وأول ما يسألون عنه الصلوات الخمس
“Hal pertama yang diwajibkan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala atas umatku adalah
shalat lima waktu, hal pertama yang diangkat dari
amalan-amalan mereka adalah shalat lima waktu, dan hal pertama yang
dipertanyakan kepada mereka adalah shalat lima waktu.”
[Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadits
No. 18859]
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدٍ هُوَ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ
شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ
مَالِكٍ يَقُولُ بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ دَخَلَ رَجُلٌ عَلَى جَمَلٍ فَأَنَاخَهُ فِي
الْمَسْجِدِ ثُمَّ عَقَلَهُ ثُمَّ قَالَ لَهُمْ أَيُّكُمْ مُحَمَّدٌ وَالنَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ فَقُلْنَا
هَذَا الرَّجُلُ الْأَبْيَضُ الْمُتَّكِئُ فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ يَا ابْنَ
عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ أَجَبْتُكَ فَقَالَ الرَّجُلُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنِّي سَائِلُكَ فَمُشَدِّدٌ عَلَيْكَ فِي الْمَسْأَلَةِ فَلَا تَجِدْ عَلَيَّ
فِي نَفْسِكَ فَقَالَ سَلْ عَمَّا بَدَا لَكَ فَقَالَ أَسْأَلُكَ بِرَبِّكَ
وَرَبِّ مَنْ قَبْلَكَ أَاللَّهُ أَرْسَلَكَ إِلَى النَّاسِ كُلِّهِمْ فَقَالَ
اللَّهُمَّ نَعَمْ قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نُصَلِّيَ
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ
قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نَصُومَ هَذَا الشَّهْرَ مِنْ
السَّنَةِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ
أَنْ تَأْخُذَ هَذِهِ الصَّدَقَةَ مِنْ أَغْنِيَائِنَا فَتَقْسِمَهَا عَلَى
فُقَرَائِنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ
نَعَمْ فَقَالَ الرَّجُلُ آمَنْتُ بِمَا جِئْتَ بِهِ وَأَنَا رَسُولُ مَنْ
وَرَائِي مِنْ قَوْمِي وَأَنَا ضِمَامُ بْنُ ثَعْلَبَةَ أَخُو بَنِي سَعْدِ بْنِ
بَكْرٍ وَرَوَاهُ مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ وَعَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ المُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
“Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin
Abdullah bin Abu Namir] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata: Ketika
kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam didalam Masjid, ada seorang yang menunggang unta datang lalu
menambatkannya di dekat Masjid lalu berkata kepada mereka (para sahabat):
"Siapa diantara kalian yang bernama Muhammad?" Pada saat itu Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam bersandaran di tengah para sahabat, lalu kami
menjawab: "orang Ini, yang berkulit putih yang sedang bersandar".
Orang itu berkata kepada Beliau; "Wahai putra Abdul Muththalib" Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya, aku sudah menjawabmu". Maka
orang itu berkata kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam: "Aku bertanya kepadamu
persoalan yang mungkin berat buatmu namun janganlah kamu merasakan sesuatu
terhadapku." Maka Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tanyalah apa yang
menjadi persoalanmu". Orang itu berkata: "Aku bertanya kepadamu demi
Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada
manusia seluruhnya?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya
benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah,
apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami shalat lima (waktu) dalam
sehari semalam?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya
benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah,
apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami puasa di bulan ini dalam satu
tahun?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya
benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah,
apakah Allah yang memerintahkanmu supaya mengambil sedekah dari orang-orang
kaya di antara kami lalu membagikannya kepada orang-orang fakir diantara
kami?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya
benar!" Kata orang itu: "Aku beriman dengan apa yang engkau bawa dan
aku adalah utusan kaumku, aku Dlamam bin Tsa'labah saudara dari Bani Sa'd bin
Bakr." Begitulah (kisah tadi) sebagaimana yang diriwayatkan oleh [Musa bin
Isma'il] dan [Ali bin Abdul Hamid] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari
[Tsabit] dari [Anas] dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.” (HR. Imam Bukhari
No. 61)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ جَمِيلِ بْنِ طَرِيفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
الثَّقَفِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ أَبِي
سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ يَقُولُا
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرُ الرَّأْسِ نَسْمَعُ دَوِيَّ صَوْتِهِ وَلَا نَفْقَهُ مَا
يَقُولُ حَتَّى دَنَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ فَقَالَ هَلْ
عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ
فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ فَقَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ وَذَكَرَ لَهُ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ فَقَالَ هَلْ
عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ
وَهُوَ يَقُولُ وَاللَّهِ لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ جَمِيعًا عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ
عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
الْحَدِيثِ نَحْوَ حَدِيثِ مَالِكٍ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ وَأَبِيهِ إِنْ صَدَقَ أَوْ دَخَلَ
الْجَنَّةَ وَأَبِيهِ إِنْ صَدَقَ
“Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin
Abdullah ats-Tsaqafi] dari [Malik bin Anas] dalam riwayat yang dibacakan
atasnya, dari [Abu Suhail] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin
Ubaidullah] berkata, "Seorang laki-laki dari penduduk Nejd yang rambutnya
berdiri datang kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, kami mendengar gumaman suaranya,
namun kami tidak dapat memahami sesuatu yang dia ucapkan hingga dia dekat dari
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, ternyata dia bertanya tentang
Islam. Maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Islam adalah shalat
lima waktu siang dan malam.' Dia bertanya lagi, 'Apakah saya masih mempunyai
kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan
shalat sunnah dan puasa Ramadlan.' Dia bertanya, 'Apakah saya masih
mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu
melakukan puasa sunnah, dan Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam menyebutkan (kewajiban) zakat kepadanya.' Dia bertanya lagi, 'Apakah
saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali
kamu melakukan sedekah sunnah'." Perawi berkata, "Lalu laki-laki
tersebut mengundurkan diri pamit sedangkan dia berkata, 'Demi Allah, aku tidak
akan menambahkan lebih dari ini dan tidak pula mengurangi darinya'. Maka
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan bahagia
jika benar (melakukan-Nya)'." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin
Sa'id] semuanya dari [Ismail bin Ja'far] dari [Abu Suhail] dari [bapaknya] dari
[Thalhah bin Ubaidullah] dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dengan hadits
ini seperti hadits Malik, hanya saja dia berkata, "Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan bahagia, -demi bapaknya- jika dia benar',
atau dia akan masuk surga, -demi bapaknya- jika dia benar'." (HR. Imam Muslim No. 12)
·
Bai’at Pertama kali para Sahabat setelah Iman adalah Shalat.
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ عَنْ قَيْسٍ سَمِعْتُ جَرِيرًا
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan
kepada kami [Sufyan] dari [Isma'il] dari [Qais] aku mendengar [Jarir
radliallahu 'anhu] berkata: "Aku berbai'at kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam untuk bersyahadah Laa ilaaha illallah wa anna
Muhammadar rasulullah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, mendengar dan tho'at serta setia kepada
setiap muslim". (HR. Imam
Bukhari No. 2012)
·
Shalat
adalah Amalan Pertama
yang Akan Diadili
pada Hari Kiamat
dan Penentu bagi Baiknya
Amalan-amalan yang Lain.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله
الصلاة فإن صلحت فقد أفلح و أنجح و إن فسدت فقد خاب و خسر و إن انتقص من فريضة قال
الرب انظروا هل لعبدي من تطوع ؟ فيكمل بها ما انتقص من الفريضة ثم يكون سائر عمله
على ذلك
“Sesungguhnya
amalan pertama seorang hamba yang akan diadili pada hari kiamat adalah shalat, jika baik shalatnya
maka dia telah menang dan selamat, namun jika rusak shalatnya
maka dia telah celaka dan merugi. Dan jika kurang (shalat)
wajibnya, Allah berfirman, ‘lihatlah apakah hamba-Ku memiliki (shalat)
sunnah?’ Maka dengan (shalat)
sunnah tersebut disempurnakanlah (shalat)
wajibnya, kemudian semua amalan dihisab seperti itu.” (HR. Imam At-Tirmidzi No.
413, Shahih)
Juga
sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam :
أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصلاة
فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
“Amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab
pada hari kiamat adalah shalat,
jika baik shalatnya maka baik pula seluruh
amalannya, namun jika rusak shalatnya
maka rusak pula seluruh amalannya.” (HR. Imam Thabrani dalam
Al-Aushat, Shahih)
I.2. Rasulullah Diperintah untuk
Memerangi Manusia hingga Menegakkan Shalat.
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ
الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
“Telah
menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Azhar] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Abu An Nadlr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far]
dari [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku
adalah utusan Allah, menegakkan shalat dan menunaikan
zakat." (HR. Imam Ibnu
Majah No. 70. Lihat juga HR. Imam Ibnu Majah No. 71 dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُسْنَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو رَوْحٍ
الْحَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدِ بْنِ
مُحَمَّدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ
النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا
ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ
وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Al Musnadi] dia
berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Rauh Al Harami bin Umarah]
berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Waqid bin Muhammad]
berkata; aku mendengar [bapakku] menceritakan dari [Ibnu Umar], bahwa
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada
ilah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta
mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah" (HR. Imam Bukhari
No. 24. Lihat pula HR. Imam Muslim No. 33)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ
الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَهُ
وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ الْعَرَبِ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ لِأَبِي
بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي
مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ
وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ فَإِنَّ
الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عِقَالًا كَانُوا
يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهِ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَوَاللَّهِ مَا
هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ
لِلْقِتَالِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ
“Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]
telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'ad] dari [Uqail] dari [az-Zuhri]
dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Ketika Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai khalifah
setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab melakukan kekufuran,
maka [Umar bin al-Khaththab] berkata kepada Abu Bakar, 'Bagaimana mungkin kamu
akan memerangi manusia, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
mengucapkan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah', maka
barangsiapa yang mengucapkan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Allah', maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku)
kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.' Maka [Abu
Bakar] berkata, 'Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang
membedakan antara shalat dan
zakat, karena zakat adalah (tuntutan) hak terhadap harta. Demi Allah, kalau mereka
menghalangiku karena keengganan mereka sedangkan mereka pernah membayarnya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka
karena keengganan mereka.' Maka [Umar bin al-Khaththab] berkata, 'Demi Allah
tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar
untuk memerangi (mereka) lalu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran'." (HR. Imam Muslim No. 29)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ
الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ
الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ
مَسْعُودٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ الْعَرَبِ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ فَمَنْ قَالَهَا فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا
بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ
فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ
وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا قَالَ عُمَرُ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ قَدْ شَرَحَ اللَّهُ
صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ
“Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi'] telah
mengabarkan kepada kami [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Az Zuhriy] telah
menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud]
bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat yang kemudian Abu Bakar radliallahu
'anhu menjadi khalifah maka beberapa orang 'Arab ada yang kembali menjadi kafir
(dengan enggan menunaikan zakat). Maka (ketika Abu Bakar radliallahu 'anhu
hendak memerangi mereka), ['Umar bin Al Khaththab] radliallahu 'anhu bertanya:
"Bagaimana anda memerangi orang padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan
untuk memerangi manusia hingga mereka mgucapkan laa ilaaha illallah. Maka
barangsiapa telah mengucapkannya berarti terlindunglah dariku darah dan
hartanya kecuali dengan haknya sedangkan perhitungannya ada pada Allah".
Maka [Abu Bakar Ash-Shidiq radliyallahu 'anhu] berkata: "Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa yang memisahkan
antara kewajiban shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta.
Demi Allah, seandainya mereka enggan membayarkan anak kambing yang dahulu
mereka menyerahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pasti akan aku perangi mereka disebabkan keengganan itu".
Berkata, 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu: "Demi Allah, ketegasan dia ini
tidak lain selain Allah telah membukakan hati Abu Bakar Ash-Shidiq radliyallahu 'anhu
dan aku menyadari bahwa dia memang benar". (HR. Imam Bukhari No. 1312)
I.3.
Shalat adalah yang Pertama Kali Harus Dipelajari oleh Seorang Muslim.
Ketahuilah,
semoga rahmat Allah selalu terlimpah pada kita, bahwa ajaran agama Islam yang
paling penting dan pertama kali untuk dipelajari dan diajarkan kepada orang
lain adalah perkara shalat. Hal itu antara lain pernah ditegaskan oleh
junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam
sebuah hadits shahih :
“Aku
didatangi Jibril ‘alaihis salam pada awal-awal turunnya wahyu kepadaku. Dia
mengajarkan kepadaku wudhu’ dan shalat.” (HR. Ahmad No. 203, Baihaqi No. 162 dan Hakim No. 2117).
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ
النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا
رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا
نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ
هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا
فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ
بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ
بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا
الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ
شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَتُعْطُوا
الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ
وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ وَرُبَّمَا قَالَ
الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ
“Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Syu'bah] dari [Abu Jamrah] berkata aku pernah menjadi penerjemah antara [Ibnu
'Abbas] dan orang-orang, katanya; bahwasanya telah datang rombongan utusan
Abdul Qais menemui Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam lalu Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam berkata: "Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?" Utusan
itu menjawab: "Rabi'ah". Lalu Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam berkata: "Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela
dan tanpa menyesal". Para utusan berkata: "Wahai Rasulullah kami
datang dari perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada
kampung kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi
engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas,
yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami
dan dengan begitu kami dapat masuk surga." Lalu mereka bertanya kepada
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tentang minuman. Maka Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal,
memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata:
"Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?" Mereka
menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam menjelaskan: "Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah
kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima
dari harta rampasan perang". Dan Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum dari dari al
hantam, ad Dubbaa` dan al Muzaffaat. Syu'bah menerangkan; terkadang beliau
menyebutkan an naqir dan terkadang muqoyyir (bukan naqir). Kemudian Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "jagalah semuanya dan beritahukanlah
kepada orang-orang di kampung kalian". (HR. Imam Bukhari No. 85)
I.4. Shalat Merupakan Induk segala Ibadah dan Tiang Agama Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
فَقَدْ جَاءَ رَجُلٌ يَسْأُلُالْنَّبِىُّ صَلَى ﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اَفْضَلِ اْلاْعْمَالِ فَقاَلَ لَهُ
الصَّلاَةُ٬ قَالَ ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ ثُمَّ الصَّلاَةُ٬ََ قالَ ثُمَّ مَهْ؟َ قَالَ
الصَّلاَةُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ )رواه ابن حبان (258
“Sesungguhnya telah datang seorang
lelaki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang amal yang
paling utama, maka kata beliau kepadanya: “Shalat”. Laki-laki itu
bertanya: “Kemudian apa lagi?” Jawab Nabi: “Kemudian shalat.” Laki-laki
itu bertanya lagi: “Kemudian apa?” Nabi tetap menjawab: “Shalat,
“demikian sampai tiga kali.”
(HR. Ibnu Hibban No. 258)
Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ
الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
”Pangkal segala hal ialah Islam. Sedangkan tiangnya adalah
shalat dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah” (HR. Imam Ahmad No. 231 dan
237, Imam Tirmidzi No. 2616, Imam ibnu Majah No. 3973. Imam Tirmidzi berkata : “Hadits Hasan Shahih”. Lihat pula dalam “Takhrij Kitab
Ash-Shomtu” karya Imam Ibnu Abid Dunya No. 6).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Amalan yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah
sholat. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya, sebaliknya jika
sholatnya jelek, maka jeleklah seluruh amalnya” (HR Tabrani)
اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدّيْنِ فَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ
اَقَامَ الدّيْنِ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدّيْنِ
“Shalat adalah tiang agama.
Barang siapa yang menegakkan shalat, maka
berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti
ia merobohkan agama”. (HR. Bukhari Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قال النبي صلى الله عليه وسلم : موضع
الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد
“Kedudukan
shalat dari agama adalah seperti kedudukan kepala dari badan.”
[Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadits
No. 18972]
Imam Malik meriwayatkan
suatu hadits :
حَدَّثَنِي
عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ كَتَبَ إِلَى عُمَّالِهِ إِنَّ أَهَمَّ أَمْرِكُمْ عِنْدِي الصَّلَاةُ
فَمَنْ حَفِظَهَا وَحَافَظَ عَلَيْهَا حَفِظَ دِينَهُ وَمَنْ ضَيَّعَهَا فَهُوَ
لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ ....
“Telah menceritakan kepadaku
dari Malik dari [Nafi'] mantan budak Abdullah bin Umar; [Umar bin Al Khatthab]
pernah menulis surat kepada para pegawainya, "Menurutku yang paling
penting dari urusan kalian adalah shalat. Barangsiapa yang menjaganya dan memeliharanya maka dia
telah menjaga agamanya. Barangsiapa menyia-nyiakannya, maka amalan yang lainnya
akan lebih terabaikan,...." (HR. Imam Malik
No. 5)
I.5. Pemisah antara Keimanan dan
Kekufuran adalah Meninggalkan Shalat.
Shalat merupakan sarana
komunikasi langsung yang membuktikan bahwa sorang manusia meyakini terhadap
Allah subhaanahuu wa ta'aalaa. Tanpa mengerjakan shalat maka akan
putuslah hubungannya dengan Allah, yang berarti boleh jadi dia tidak percaya
atau mengingkari Allah subhaanahuu wa ta'aalaa.
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ كِلَاهُمَا
عَنْ جَرِيرٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي
سُفْيَانَ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ
وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya at-Tamimi] dan [Utsman bin Abu
Syaibah] keduanya dari [Jarir]. [Yahya] berkata, telah mengabarkan kepada kami
[Jarir] dari [al-A'masy] dari [Abu Sufyan] dia berkata, saya mendengar [Jabir]
berkata, "Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan
dan kekufuan adalah meninggalkan shalat'." (HR. Imam Muslim No. 116)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ ابْنِ
جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ يَقُولُا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ
“Telah
menceritakan kepada kami [Abu Ghassan al-Misma'i] telah menceritakan kepada
kami [adl-Dlahhak bin Makhlad] dari [Ibnu Juraij] dia berkata, telah
mengabarkan kepadaku [Abu az-Zubair] bahwa dia mendengar [Jabir bin Abdullah]
berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan
kekufuan adalah meninggalkan shalat." (HR. Imam Muslim
No. 117)
Dari Ummu Aiman radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَتَتْرُكِى الصَّلاةُ مُتَعَمِّدًا ٬فَاِنَّهُ مَنْ تَرَكَ
الصَّلاةُ مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ ﷲِ وَرَسُوْلِهِ
“Janganlah kamu meninggalkan shalat
dengan sengaja. Karena, sesungguhnya barangsiapa meninggalkan shalat dengan
sengaja, maka benar-benar terlepas darinya jaminan Allah dan Rasul-Nya.”
(HR. Imam Ahmad No. 421),
lihat pula HR. Imam Ahmad dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu No. 238).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قال رسول الله صلی الله عليه و اله:
لا تتركن الصلاة متعمدا فإنه من ترك
الصلاة متعمدا فقد برئت منه ذمة الله ورسوله
“Janganlah meninggalkan shalat dengan
sengaja karena sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja
maka ia akan terlepas dari tanggungan (jaminan) Allah dan Rasul-Nya.”
[Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadits
No. 19096]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قال رسول الله صلی الله علیه و اله:
من ترك الصلاة متعمدا كتب اسمه على
باب النار ممن يدخلها
“Barangsiapa
yang meninggalkan shalat secara sengaja maka namanya akan ditulis di atas pintu
neraka di antara orang yang akan memasukinya.” [Kanzul ‘Ummal,
jilid 7, hadits No. 19090]
I.6. Dengan Shalat akan
Menghapus Dosa-dosa.
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْقُدُّوسِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ الْكِلَابِيُّ
حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ
عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ قَالَ وَلَمْ
يَسْأَلْهُ عَنْهُ قَالَ وَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَصَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَامَ إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْ فِيَّ كِتَابَ اللَّهِ قَالَ أَلَيْسَ قَدْ
صَلَّيْتَ مَعَنَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ ذَنْبَكَ
أَوْ قَالَ حَدَّكَ
“Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Quddus bin Muhammad] telah
menceritakan kepadaku ['Amru bin 'Ashim Al Kalbi] telah menceritakan kepada
kami [Hamam bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abdullah bin
Abi Thalhah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, mengatakan; aku berada di
dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seorang laki-laki mendatangi beliau
dan berujar: 'ya Rasulullah, Saya telah melanggar hukum had, maka tegakkanlah
atasku! ' Nabi tidak menanyainya. Ketika tiba waktu shalat pun, ia pun ikut shalat bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam. Selesai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendirikan shalat, laki-laki itu
menemuinya dan berkata; 'ya Rasulullah, aku telah melanggar had, maka
tegakkanlah atasku sesuai kitabullah.' Nabi bersabda: "Bukankah engkau shalat bersama kami?"
'Benar' Jawabnya. Nabi bersabda: "Allah telah mengampuni dosamu
-atau dengan redaksi-mengampuni hukuman had (yang menimpa) mu." (HR. Imam Bukhari No. 6323)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ
عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَجُلًا أَصَابَ
مِنْ امْرَأَةٍ قُبْلَةً فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَخْبَرَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { أَقِمْ الصَّلَاةَ طَرَفَيْ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنْ اللَّيْلِ إِنَّ
الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ } فَقَالَ الرَّجُلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلِي هَذَا قَالَ لِجَمِيعِ أُمَّتِي
كُلِّهِمْ
“Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu 'Utsman An
Nahdi] dari [Ibnu Mas'ud], bahwa ada seorang laki-laki mencium seorang wanita,
ia lalu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada
beliau. Maka turunlah firman Allah: '(Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk).' (QS. Huud : 114). Laki-laki itu lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini
khusus buatku?" beliau menjawab: "Untuk semua umatku." (HR. Imam
Bukhari No. 495)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ يَمْحُواﷲُ بِهَاالْخَطَايَا
“Shalat lima waktu itu digunakan Allah
untuk menghapus dosa-dosa.” (HR. Imam Bukhari
No. 505, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ اَتَمَّ الْوُضُوْءَ كَمَا اَمَرَهُ اﷲُ تَعَالَى فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوبَا تُكَفَّارَاتٌ لِمَا
بَيْنَهُنَّ
“Barangsiapa berwudhu’ dengan sempurna
sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala kepadanya, maka shalat-shalat
fardhu (yang dia lakukan) akan merupakan penebus dosa yang dilakukan di antara
shalat-shalat itu.” (HR. Imam Muslim
No. 231, dari Utsman radhiyallahu ‘anhu)
I.7. Shalat Merupakan Amalan yang Akan Memasukkan kedalam Surga
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَوْهَبٍ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرْنِي
بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ مَا لَهُ مَا لَهُ وَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا
تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ
الرَّحِمَ وَقَالَ بَهْزٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عُثْمَانَ وَأَبُوهُ عُثْمَانُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُمَا سَمِعَا مُوسَى
بْنَ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِهَذَا قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ أَخْشَى أَنْ يَكُونَ مُحَمَّدٌ
غَيْرَ مَحْفُوظٍ إِنَّمَا هُوَ عَمْرٌو
“Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah
menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin 'Utsman bin 'Abdullah bin Mawhab]
dari [Musa bin Thalhah] dari [Abu Ayyub radliallahu 'anhu]; Bahwa ada seseorang
laki-laki berkata, kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kabarkan kepadaku suatu amal yang akan memasukkan aku
kedalam surga". Dia berkata,: "Apakah itu, apakah itu?. Dan Nabi shallallahu'alaihiwasallam
bersabda: "Dia membutuhkannya. Yaitu kamu menyembah Allah dengan tidak
menyekutukanNya dengan suatu apapun, kamu mendirikan shalat, kamu tunaikan zakat, kamu sambung
hubungan kerabat (shilaturrahim) ". Dan berkata, [Bahz] telah menceritakan
kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Utsman] dan
bapaknya ['Utsman bin 'Abdullah] bahwa keduanya mendengar [Musa bin Thalhah]
dari [Abu Ayyub] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dengan lafadz seperti
ini. Berkata, Abu 'Abdullah Al Bukhariy: "Aku ragu bahwa Muhammad bin
'Utsman yang menghafalnya dari (Syu'bah) akan tetapi yang benar adalah 'Amru
bin 'Utsman.” (HR. Imam Bukhari No. 1309)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ طَلْحَةَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو أَيُّوبَ أَنَّ
أَعْرَابِيًّا عَرَضَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
فِي سَفَرٍ فَأَخَذَ بِخِطَامِ نَاقَتِهِ أَوْ بِزِمَامِهَا ثُمَّ قَالَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَوْ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي بِمَا يُقَرِّبُنِي مِنْ
الْجَنَّةِ وَمَا يُبَاعِدُنِي مِنْ النَّارِ قَالَ فَكَفَّ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ نَظَرَ فِي أَصْحَابِهِ ثُمَّ قَالَ لَقَدْ
وُفِّقَ أَوْ لَقَدْ هُدِيَ قَالَ كَيْفَ قُلْتَ قَالَ فَأَعَادَ فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ دَعْ
النَّاقَةَ و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ
قَالَا حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ وَأَبُوهُ عُثْمَانُ أَنَّهُمَا
سَمِعَا مُوسَى بْنَ طَلْحَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ هَذَا الْحَدِيثِ
“Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah
bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada
kami [Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Thalhah] dia
berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Ayyub], bahwa seorang Badui
menghalangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan beliau dalam
suatu perjalanan, lalu dia mengambil tali kendali untanya atau tali kekangnya,
kemudian dia berkata, 'Wahai Rasulullah, atau wahai Muhammad, kabarkanlah
kepadaku tentang sesuatu yang mendekatkanku dari surga dan sesuatu yang
menjauhkanku dari neraka? ' Perawi berkata, 'Lalu Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berhenti kemudian melihat para sahabat-sahabatnya, kemudian bersabda:
"Dia telah diberi taufik atau telah diberi hidayah.' Dia bertanya, 'Apa
yang kamu katakan? ' Perawi berkata, 'Lalu dia mengulanginya'. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu menyembah Allah, tidak
mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan menyambung tali silaturrahim, lalu tinggalkanlah unta
tersebut'." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] dan
[Abdurrahman bin Bisyr] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Bahz]
telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami
[Muhammad bin Utsman bin Abdullah bin Mauhab] dan bapaknya [Utsman] bahwa
keduanya mendengar [Musa bin Thalhah] menceritakan dari [Abu Ayyub] dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisal hadits ini." (HR. Imam Muslim No. 14 dan 15)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ فَقَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ وَحَرَّمْتُ
الْحَرَامَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ و حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ
وَالْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ قَالَا حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى
عَنْ شَيْبَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ وَأَبِي سُفْيَانَ عَنْ
جَابِرٍ قَالَ قَالَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ بِمِثْلِهِ
وَزَادَا فِيهِ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا
“Telah
menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan
lafazhnya milik Abu Kuraib, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami
[Abu Mu'awiyah] dari [al-A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata,
"An-Nu'man bin Qauqal mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya
bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengerjakan shalat
wajib, mengharamkan sesuatu yang haram dan menghalalkan sesuatu yang halal,
apakah aku akan masuk surga? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
'Ya'." Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin asy-Sya'ir] dan
[al-Qasim bin Zakariya'] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami
[Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [al-A'masy] dari [Abu Shalih] dan
[Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata, 'An-Nu'man bin Qauqal berkata, 'Wahai
Rasulullah', dengan semisal riwayat tersebut, hanya saja dia menambahkan, 'Dan
aku tidak akan menambahkan sedikit pun atas hal tersebut.' (HR. Imam Muslim No. 17. Lihat pula HR. Imam Muslim No. 18 dari Jabir radhiyallahu ‘anhu)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ
حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ
الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ
فِيهَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ إِنَّ فِي
الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا
سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ
وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ
أَنْهَارُ الْجَنَّةِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ وَفَوْقَهُ
عَرْشُ الرَّحْمَنِ
“Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Shalih] telah bercerita kepada kami
[Fulaih] dari [Hilal bin 'Ali] dari ['Atha' bin asar] dari [Abu Hurairah radliyallahu
'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang
siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan shalat, berpuasa bulan ramadhan, maka sudah
pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad
di jalan Allah atau dia hanya duduk tinggal di tempat di mana dia
dilahirkan". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah tidak
sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Beliau
bersabda: "Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang
Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua
derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta
kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan
yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa diatas firdaus itu adalah
singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai
surga". Berkata [Muhammad bin Fulaih] dari [bapaknya]: "Diatasnya adalah
singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah." (HR. Imam Bukhari No. 2581)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ
الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ
هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُهُ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
صَلَّى لَنَا يَوْمًا الصَّلَاةَ ثُمَّ رَقِيَ الْمِنْبَرَ فَأَشَارَ بِيَدِهِ
قِبَلَ قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ قَدْ أُرِيتُ الْآنَ مُنْذُ صَلَّيْتُ لَكُمْ
الصَّلَاةَ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ مُمَثَّلَتَيْنِ فِي قُبُلِ هَذَا الْجِدَارِ
فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي
الْخَيْرِ وَالشَّرِّ
“Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin Fulaih] dia berkata; telah menceritakan kepadaku
[Ayahku] dari [Hilal bin Ali] bahwa aku mendengar [Anas bin Malik] radliyallahu 'anhu
berkata; Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengimami kami shalat, kemudian menuju mimbar
dan memberi isyarat dengan tangannya ke arah kiblat masjid lalu bersabda: "Sungguh telah diperlihatkan
kepadaku sekarang ini surga dan neraka tergambar jelas pada dinding ini sejak
saya shalat bersama kalian. Saya tidak pernah melihat kebaikan dan
kejelekan seperti hari ini, Saya tidak pernah melihat kebaikan dan kejelekan
seperti hari ini." (HR. Imam
Bukhari No. 5987)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَمِّهِ أَبِي سُهَيْلِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ
أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُهُ
عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا
قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ قَالَ
لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ قَالَ وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا
أَنْ تَطَّوَّعَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ وَاللَّهِ لَا أَزِيدُ عَلَى
هَذَا وَلَا أَنْقُصُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ
إِنْ صَدَقَ
“Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata, telah
menceritakan kepadaku [Malik] dari [pamannya, Abu Suhail bin Malik] dari
[bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin 'Ubaidullah] berkata; Ada seorang
laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia
bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lima kali shalat dalam sehari
semalam". Lalu orang itu berkata: "Apakah untukku ada lagi
selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau
mengerjakan yang tathowwu' (sunnat) ". 'Ubaidullah berkata: "Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan kepada orang itu tentang
zakat, lalu orang itu bertanya lagi: "Apakah untukku ada lagi selain itu?"
Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau mengerjakan yang
tathowwu' (sunnat) ". Kemudian orang itu pergi sambil berkata: "Demi
Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi dari ini semua". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan beruntung
bila jujur". (HR. Imam
Bukhari No. 2481)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَزْهَرُ السَّمَّانُ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ
قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا فِي مَسْجِدِ الْمَدِينَةِ فَدَخَلَ
رَجُلٌ عَلَى وَجْهِهِ أَثَرُ الْخُشُوعِ فَقَالُوا هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ تَجَوَّزَ فِيهِمَا ثُمَّ خَرَجَ وَتَبِعْتُهُ
فَقُلْتُ إِنَّكَ حِينَ دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ قَالُوا هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ قَالَ وَاللَّهِ مَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يَقُولَ مَا لَا يَعْلَمُ
وَسَأُحَدِّثُكَ لِمَ ذَاكَ رَأَيْتُ رُؤْيَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَصْتُهَا عَلَيْهِ وَرَأَيْتُ كَأَنِّي فِي
رَوْضَةٍ ذَكَرَ مِنْ سَعَتِهَا وَخُضْرَتِهَا وَسْطَهَا عَمُودٌ مِنْ حَدِيدٍ
أَسْفَلُهُ فِي الْأَرْضِ وَأَعْلَاهُ فِي السَّمَاءِ فِي أَعْلَاهُ عُرْوَةٌ
فَقِيلَ لِي ارْقَ قُلْتُ لَا أَسْتَطِيعُ فَأَتَانِي مِنْصَفٌ فَرَفَعَ ثِيَابِي
مِنْ خَلْفِي فَرَقِيتُ حَتَّى كُنْتُ فِي أَعْلَاهَا فَأَخَذْتُ بِالْعُرْوَةِ
فَقِيلَ لَهُ اسْتَمْسِكْ فَاسْتَيْقَظْتُ وَإِنَّهَا لَفِي يَدِي فَقَصَصْتُهَا
عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تِلْكَ الرَّوْضَةُ
الْإِسْلَامُ وَذَلِكَ الْعَمُودُ عَمُودُ الْإِسْلَامِ وَتِلْكَ الْعُرْوَةُ عُرْوَةُ
الْوُثْقَى فَأَنْتَ عَلَى الْإِسْلَامِ حَتَّى تَمُوتَ وَذَاكَ الرَّجُلُ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ و قَالَ لِي خَلِيفَةُ حَدَّثَنَا مُعَاذٌ حَدَّثَنَا ابْنُ
عَوْنٍ عَنْ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ عُبَادٍ عَنْ ابْنِ سَلَامٍ قَالَ
وَصِيفٌ مَكَانَ مِنْصَفٌ
“Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada
kami [Azhar as-Samman] dari [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Qais bin 'Abbad]
berkata; Aku pernah duduk di masjid Madinah lalu datang seorang laki-laki yang
nampak pada wajahnya tanda-tanda kekhusyu'an. Orang-orang berkata; "Inilah seseorang diantara calon
penghuni surga". Orang itu kemudian mengerjakan shalat dua raka'at dengan
menyempurnakannya lalu keluar masjid. Aku mengikutinya lalu aku
berkata; " ketika anda masuk masjid tadi orang-orang mengatakan bahwa anda
termasuk calon penghumi surga". Orang itu berkata; "Demi Allah,
sungguh tidak patut buat seorangpun mengatakan hal yang dia tidak
mengetahuinya. Aku akan ceritakan kepadamu apa alasannya. Sungguh aku pernah
bermimpi pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku ceritakan
mimpiku kepada beliau. Dalam mimpiku itu seolah aku melihat taman yang luas,
suasananya yang hijau nan asri, di tengahnya ada tiang-tiang dari besi. Bagian
bawahnya adalah bumi sedang atasnya adalah langit. Pada bagian atasnya itu ada
tali. Dikatakan kepadaku; "Mendakilah". Aku katakan; "Aku tak
sanggup". Kemudian datang kepadaku orang yang membantuku, lalu dia
mengangkat bajuku dari belakangku sehingga aku mampu mendakinya hingga ketika sudah
berada di atas aku pegang tali tersebut. Dikatakan kepadaku;
"Berpeganglah". Maka aku sanggup memegangnya dan sungguh tali itu
berada pada genggamanku". Kemudian aku ceritakan mimpiku itu kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam maka beliau berkata; "Yang dimaksud dengan
taman itu adalah Islam sedangkan tiang-tiang adalah tiangnya Islam dan tali itu adalah al-'urwatul wutsqa (kalimat tauhid). Dan kamu
berada dalam Islam hingga meninggal dunia". Orang itu adalah ['Abdullah
bin Salam]. Dan berkata kepadaku [Khalifah] telah bercerita kepada kami
[Mu'adz] telah bercerita kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] telah
bercerita kepada kami [Qais bin 'Abbad] dari [Ibnu Salam] berkata; Kata Shiifu
sebagai kata ganti dari minshaf". (HR. Imam Bukhari No. 3529)
Dalam suatu hadits dikatakan :
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا
أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا قُرَّةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قُلْتُ
لِابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِنَّ لِي جَرَّةً يُنْتَبَذُ لِي
نَبِيذٌ فَأَشْرَبُهُ حُلْوًا فِي جَرٍّ إِنْ أَكْثَرْتُ مِنْهُ فَجَالَسْتُ
الْقَوْمَ فَأَطَلْتُ الْجُلُوسَ خَشِيتُ أَنْ أَفْتَضِحَ فَقَالَ قَدِمَ وَفْدُ
عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا النَّدَامَى فَقَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ الْمُشْرِكِينَ مِنْ مُضَرَ وَإِنَّا
لَا نَصِلُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي أَشْهُرِ الْحُرُمِ حَدِّثْنَا بِجُمَلٍ مِنْ
الْأَمْرِ إِنْ عَمِلْنَا بِهِ دَخَلْنَا الْجَنَّةَ وَنَدْعُو بِهِ مَنْ
وَرَاءَنَا قَالَ آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ الْإِيمَانِ
بِاللَّهِ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
وَأَنْ تُعْطُوا مِنْ الْمَغَانِمِ الْخُمُسَ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ مَا
انْتُبِذَ فِي الدُّبَّاءِ وَالنَّقِيرِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ
“Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [Abu
'Amir Al 'Aqadi] Telah menceritakan kepada kami [Qurrah] dari [Abu Jamrah], Aku
pernah berkata kepada Ibnu Abbas, "Sesungguhnya aku memiliki bejana yang
biasa di pakai untuk membuat perasan nabidz, lalu aku meminumnya dalam keadaan
manis. Jika aku terlalu banyak minum, maka aku ikut berkumpul (duduk-duduk)
bersama orang-orang agar tidak terlihat mabuk. [Ibnu Abbas] lalu berkata,
"Telah datang utusan Abu Qais kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau lalu menyapa mereka dengan mengucapkan: 'Selamat datang kepada
para utusan, yang tidak termasuk orang-orang yang hina dan menyesal.' Mereka
berkata, "Wahai Rasulullah, antara kami dengan engkau ada orang-orang
musyrik dari kabilah Mudlar, dan kami tidak bisa berjumpa denganmu kecuali pada
bulan-bulan haram. Maka berikanlah kepada kami sebuah perintah, jika kami
amalkan maka kami bisa masuk surga, dan bisa kami sampaikan kepada
orang-orang setelah kami." Beliau bersabda: "Aku perintahkan kepada
kalian empat perkara dan aku larang dari empat perkara. Aku perintahkan kalian
agar beriman kepada Allah. Apakah kalian tahu apa itu iman kepada Allah?"
Yaitu: "Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan mengeluarkan seperlima dari
hasil ghanimah. Dan aku larang kalian dari empat perkara; membuat perasan
nabidz dalam Ad Duba, An Naqir, Al Hantam dan Al Muzaffat." (HR. Imam Bukhari No. 4020. Lihat pula HR. Imam Muslim No. 24 dan 25)
حَدَّثَنَا
شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ
الْعَبْدِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ
تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ لَا يَزَالُ
قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمْ اللَّهُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
الرَّقَاشِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مَنْصُورٍ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ أَبِي
نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمًا فِي مُؤَخَّرِ الْمَسْجِدِ فَذَكَرَ مِثْلَهُ
“Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan
kepada kami [Abu al-Asyhab] dari [Abu Nadhrah al-'Abdi] dari [Abu Sa'id
al-Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat pada para
sahabatnya keterlambatan, maka beliau bersabda kepada mereka, 'Kalian majulah,
dan berimamlah denganku, dan hendaklah orang sesudah kalian berimam kepada
kalian. Jika suatu kaum membiasakan diri melambat-lambatkan shalatnya, maka
Allah juga melambatkan diri memasukkannya ke surga, atau melambatkan diri untuk
mengentaskannya dari neraka'." Telah menceritakan kepada kami
[Abdullah bin Abdurrahman ad-Darimi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad
bin Abdullah ar-Raqasyi] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Manshur]
dari [al-Jurairi] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id al-Khudri] dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat suatu kaum di ujung
masjid", lalu dia menyebutkan hadits semisalnya. (HR. Imam Muslim No. 662)