Ba’da
Dzuhur, 4 Oktober 2011
Arahan masyaikh adalah amanah yang mesti kita jalankan. Arahan ini
merupakan kelanjutan dari arahan sebelumnya. Jika ada yang sama maka itu
merupakan penekanan, jika beda merupakan pergantian, dan jika belum ada
sebelumnya merupakan menyempurnaan.
Azas
kerja : Praktek dalam dakwah bukan bayan dan
mudzakarah.
Tertib
mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:
1.
Umumiyyat : Jangan berdakwah kepada golongan tertentu saja.
Jangan membeda-bedakan orang Islam. Utamakan dakwah kepada orang miskin dan ini
merupakan sarana mendekati Allah.
2.
Sabar dan Tahammul : Membalas keburukan dengan kebaikan.
3.
Ijtima’iyyah : Berdakwah dengan kelembutan. Jika ada orang
kasar kepada kita maka dimaafkan dan didoakan.
Amal
Maqomi
Kepada
penanggungjawab agar bertugas untuk memperhatikan amal maqami. Jika ada kekurangan
dilengkapi, jika ada kelemahan ditingkatkan. Setiap orang menentukan waktu
maqominya dan dipegang erat-erat.
1. Musyawarah Harian: Tujuannya agar dapat mengeluarkan jemaah
cash. Agenda musyawarah harian: Laporan kunjungan, tujuan kunjungan akan
datang, petugas taklim, dan takaza-takaza lain. Musyawarah semua jemaah masjid.
2.
Silaturahmi 2.5 jam : Menetapkan waktu kunjungan. Istiqamah.
Semua rumah dikunjungi. Semua laki-laki baligh dikunjungi
3.
Jaulah 1 dan 2 : Dibuat dengan penuh kerisauan. Telah ada
doa jauh sebelum jaulah. Pengeluaran jemaah setelah jaulah. Rute jaulah 2 ke
tempat yang belum masuk atau belum ada amal masjidnya. Lamanya 5 – 6 minggu di
satu tempat.
4.
Usaha memakmurkan masjid : Orang dibawa ke masjid dan dakwah
disampaikan di masjid. Jika tidak bisa datang ke masjid dakwah diberikan
ditempat bertemu. Untuk membuat Dakwah Taklim Istiqbal (DTI) dibutuhkan 8
(delapan) orang Islam yang bersedia walau belum ikut keluar.
5.
Nusrah Jemaah : Jemaah diberi kebebasan waktu hingga kerja
dakwah bisa disempurnakan (tidak harus 2 atau 3 hari saja). Jemaah gerak di
muhala atau halaqah kita diberi bayan hidayah agar: 1) bekerjasama dengan orang
tempatan untuk praktek 2.5 jam dan 5 amal; 2) hendaklah jemaah gerak melibatkan
seleuruh orang Islam; 3) jemaah tidak pindah sebelum amal maqami bisa berjalan;
4) ajak karkun tempatan untuk bekerjasama dengan jemaah.
6. Hadir Malam Markaz : Datang dengan jemaah masjid dengan
membawa tasykilan baru dan makanan buat makan bersama. Usahakan ke markaz
membawa jemaah cash.
7.
Kerja sama antar daerah : Propinsi yang kuat membantu
propinsi yang lemah selama dua tahun. Halaqah yang kuat membantu halaqah yang
lemah. Muhallah yang kuat membantu muhallah yang lemah.
8.
Masturoh : 1) Istiqomah taklim rumah dan mudzakarah 6 sifat
shahabat dan laki-lakinya hadir dalam taklim tersebut. 2) Setiap tiga bulan
keluar masturoh secara istiqomah.
9. Taklim Rumah : 1) Dibuat mudzakarah 6 sifat. 2) Tasykil
masturoh dan Rijal dari setiap rumah. 3) Petugas taklim dimusyawarahkan
sebelumnya. 4) Buku Fadha’il A’mal dan Muntakhab dibaca secara bergantian.
10.
Taklim muhallah masturat mingguan : Menghadirkan wanita dari
semua kalangan, buku fadhail amal dan muntakhab dibaca bergantian. Syarat
taklim masturah muhallah : Ada jemaah masjid, ada beberapa wanita 10/15/40/2
bln yang dapat menghandle. Di rumah orang yang telah keluar dan senang menjadi
tuan rumah. Program : Taklim kitabi, Mudzakarah, Bayan, Tasykil (rijal,
masturoh, dan hidup taklim rumah). Mudzakaroh 6 sifat oleh wanita yang telah
menikah. Bayan diberikan oleh laki-laki yang faham kerja masturah.
11.
Jur Masturah : Program : Taklim, bayan, tasykil, tafaqud,
tanggal keberangkatan, jaga nishab, amal rumah, doa. Jumlah 30 – 35 pasang.
Dibuat 1 s/d 2 kali dalam satu tahun.
12.
Pengeluaran Jemaah : Rumah yang digunakan adalah rumah orang
yang pernah keluar masturah, memenuhi syarat rumah, bukan rumah kosong. Jangan
membebani tuan rumah akan perkhidmatan. Jangan memakai handphone.
13. Usaha pelajar : Hendaknya pelajar dilibatkan dalam usaha
maqami.
14.
Usaha Ulama : 1 tahun selanjutnya 4 bulan tiap tahun.
15.
Negeri Jauh : Indonesia hendaknya mengirim jemaah ke Taiwan
dan Laos secara berkesinambungan dan tidak terputus. Jemaah rijal boleh 4 bulan
atau 40 hari. Jemaah masturah juga boleh.
16.
Buat maktab-maktab Al Quran di setiap masjid muhallah.
17. Jika ada perbedaan pendapat dalam tertib hendaknya di
kembalikan ke penanggung jawab daerah lalu ke syura Indonesia lalu ke Masyaikh
di Nizamuddin.
Perhatian :
Musyawarah
berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding,
urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah lain tentang ahli musyawarah dikenal dengan
sebutan “syuro”. Musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah
hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan
bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan agama,
bagaimana agama Islam yang sempurna ini wujud dalam kehidupan setiap muslim.
Ajaran Islam telah menganjurkan musyawarah dan Allah memerintahkan
didalam al-Qur'an. Dengan musyawarah menjadikannya suatu hal terpuji dalam
kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara; dan menjadi elemen penting
dalam kehidupan ummat, ia disebutkan dalam sifat-sifat dasar orang-orang
beriman dimana keIslaman dan keimanan mereka tidak sempurna kecuali dengannya,
ini disebutkan dalam surat khusus, yaitu surat as syuura, Allah berfirman:
وَ الَّذينَ اسْتَجابُوا
لِرَبِّهِمْ وَ أَقامُوا الصَّلاةَ وَ أَمْرُهُمْ شُورى بَيْنَهُمْ وَ مِمَّا
رَزَقْناهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya : “(Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka.)” (QS. as Syuura: 38)
Oleh karena kedudukan musyawarah sangat agung maka Allah subhanahu
wa ta’ala menyuruh rasulnya melakukannya, Allah berfirman:
...وَ شاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ...
Artinya : “...(Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.)...” (QS. Ali Imran: 159)
Perintah Allah kepada rasulnya untuk bermusyawarah dengan
para sahabatnya setelah tejadinya perang uhud dimana waktu itu Nabi telah
bermusyawarah dengan mereka, beliau mengalah pada pendapat mereka, dan ternyata
hasilnya tidak menggembirakan, dimana ummat Islam menderita kehilangan tujuh
puluh sahabat terbaik, di antaranya adalah Hamzah, Mush'ab dan Sa'ad bin ar
Rabi'. Namun demikian Allah menyuruh rasulnya untuk tetap bermusyawarah dengan
para sahabatnya, karena dalam musyawarah ada semua kebaikan dan keberkahan,
walaupun terkadang hasilnya tidak menggembirakan.
Musyawarah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dengan para sahabatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
orang yang suka bermusyawarah dengan para sahabatnya, bahkan beliau adalah
orang yang paling banyak bermusyawarah dengan sahabat. Beliau
bermusyawarah dengan mereka di perang badar, bermusyawarah dengan mereka di
perang uhud, bermusyawarah dengan mereka di perang khandak, beliau mengalah dan
mengambil pendapat para pemuda untuk membiasakan mereka bermusyawarah dan
berani menyampaikan pendapat dengan bebas sebagaimana di perang uhud. Beliau
bermusyawarah dengan para sahabatnya di perang khandak, beliau pernah berniat
hendak melakukan perdamaian dengan suku ghatafan dengan imbalan sepertiga hasil
buah madinah agar mereka tidak berkomplot dengan Quraisy. Tatkala utusan anshar
menolak, belia menerima penolakan mereka dan mengambil pendapat mereka. Di
Hudaibiyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bermusyawarah dengan ummu Salamah
ketika para sahabatnya tidak mau bertahallul dari ihram, dimana beliau masuk
menemui ummu Salamah, beliau berkata, "manusia telah binasa, aku menyuruh
mereka namun mereka tidak ta'at kepadaku, mereka merasa berat untuk segera
bertahallul dari umrah yang telah mereka persiapkan sebelumnya," kemudian
ummu Salamah mengusulkan agar beliau bertahallul dan keluar kepada mereka, dan
beliau pun melaksanakan usulannya. Begitu melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertahallul, mereka
langsung segera berebut mengikuti beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
telah merumuskan musyawarah dalam masyarakat muslim dengan perkataan dan
perbuatan, dan para sahabat dan tabi'in para pendahulu umat ini mengikuti
petunjuk beliau, sehingga musyawarah sudah menjadi salah satu ciri khas dalam
masyarakat muslim dalam setiap masa dan tempat.
Dalam usaha dakwah dan tabligh dimana telah nampak
hasilnya di seluruh dunia, hal ini karena menjadikan musyawarah sebagai agenda dasar
dan tetap dalam setiap melaksanakan aktifitas kegiatannya. Dikatakan dakwah
tidak akan berhasil kecuali dengan musyawarah. Bahkan dikatakan tidak ada
dakwah kecuali dengan musyawarah, karena dakwah yang dilakukan tanpa musyawarah
berarti melakukan dakwah dengan hawa nafsunya yang tidak akan sampai kepada
tujuan dan bahkan akan menimbulkan perpecahan dalam dakwah. Karena setiap orang
punya pemikiran, pengalaman dan persepsi yang berbeda-beda, yang tidak akan
bisa bersatu kecuali jika pendapat-pendapat atau pemikiran tersebut disatukan dalam
musyawarah. Dengan musyawarah akan menguatkan tekad dan niat karena Allah,
sehingga akan mendatangkan pertolongan Allah dalam pelaksanaannya dan
mendatangkan keberkahan dalam kehidupan.
Dalam usaha dakwah dan tabligh ada musyawarah harian di tiap
mohala, musyawarah mingguan pada tiap halaqah dan markaz, musyawarah bulanan
dan evaluasi kerja pada tiap halaqah dan markaz, musyawarah bulanan dan dua
bulanan markaz propinsi dan pusat negara (jakarta), musyawarah tahunan tiap
negara di Nizamuddin (India). Semua permasalahan pada tiap mohala sampai antar
negara bisa segera dipecahkan dan segera diselesaikan dengan musyawarah, berkat
pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Mari semua orang berlomba-lomba ambil bagian dalam usaha
dakwah dan tabligh, sebagai tugas tetap kita sampai akhir hayat dan diteruskan
oleh keturunan/anak cucu sampai hari kiamat. Orang yang ambil bagian dalam
usaha dakwah dan tabligh secara istiqamah, maka akan menyenangkan Allah dan
RasulNya, yang dijanjikan oleh Allah dengan syurga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan mereka kekal didalamnya, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan (dari Allah)..... Allaahummahdinaa wahdinnaasi jamii’aa waj
‘alnaa sababal limanihtadaa..... amin