Pages

Kamis, 08 Agustus 2013

163. MUDZAKARAH SAAT KELUAR MASTURAH 4

PERHIASAN DUNIA ADALAH WANITA SHALIHAH

6.16. KERJA – KERJA DA`WAH
1. KHIDMAT
2. TASYKIL
3.  ISTIQBAL
6.17. ADAB MEMASAK
6.18. ADAB ISTINJA
6.19. ADAB BERSIWAK
6.20. ADAB MENCUCI
6.21. ADAB BERPAKAIAN
6.22. ADAB BERHIAS
6.23. ADAB MENYISIR RAMBUT
6.24. ADAB MULAQAT

6.16. KERJA – KERJA DA`WAH
1. KHIDMAT
Khidmat dalam Islam mempunyai kedudukan penting. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri melakukan khidmat baik di dalam rumah tangga beliau maupun ketika keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Apabila kita khidmat di rumah, misalnya :
·      Mencuci pakaian, maka setiap satu helai benang menghapuskan 1000 keburukan dan memberikan 1000 kebaikan.
·      Bila keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, semua amal dilipat gandakan pahalanya, demikian juga pahala khidmat.
·      Allah subhanahu wa ta’ala menghargai orang yang mengorbankan tubuhnya untuk khidmat.
·      Barangsiapa yang khidmat Allah subhanahu wa ta’ala akan berikan kepadanya berkah di dalam kehidupan, harta, tubuhnya dan segalanya. Barangsiapa yang khidmat mendapat pahala dari setiap orang yang mengerjakan ijtimai amal.
·      Jika tubuh kita letih, jiwa akan bangun dan kerendhan hati akan masuk ke dalam hati kita.
·      Barangsiapa yang memberikan da`wah tetapi tidak khidmat, maka ia akan takabur.
·      Dengan ibadah kita mendapat surga, dengan khidmat kita akan mendapatkan Allah subhanahu wa ta’ala.
Adab-adab Khidmat :
·      Ketika keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala tugas khidmat oleh ibu-ibu sedangkan yang berbelanja bapak-bapak.
·      Bila ad kekurangan / keperluan, ibu-ibu bermusyawarah dengan bapak-bapak melalui petufas khitmat.
·      Tidak dibenarkan ibu-ibu berbelanja sendiri tanpa bermusyawarah dengan bapak-bapak
·      Uang khidmat dirahasiakan / ibu-ibu tidak perlu tahu.
·      Bila sedang keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala semua uang diserahkan kepada suami, bila ibu-ibu ada keperluan lapor kepada suaminya.
2. TASYKIL
Tasykil artinya memberikan pekerjaan / tanggung jawab pada seseorang untuk keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Tasykil ibarat menanam benih pada tanah yang digarap.
Petugas tasykil sebaiknya :
·      Sudah mengetahui terlebih dahulu orang-orang yang akan ditasykil
·      Tanyakan dahulu suaminya sudah ikut kerja da`wah atau belum
·      Kalau sudah ikut, sudah berapa lama
·      Sudahkan keluar 3 hari atau belum
·      Sudahkah keluar 40 hari
·      Dan wanita itu sudah keluar atau belum , sudah berapa kali, kalau suami istri belum pernah keluar janganlah didesak untuk keluar, tapi tasykil untuk iktu ta`lim bulanan atau mingguan, kemudian tasykil untuk menghidupkan ta`lim di rumah, dan tasykil untuk menjaga shalat 5 waktu.
·      Tasykil dengan penuh pengertian, kita harus tahu masalahnya, jangan tasykil terlalu keras kapada ibu yang belum paham, cukup dengan menuliskan niatnya saja dulu.
·      Tasykil kepada ibu yang sudah paham sedapat mungkin bujuk agar ia keluar.
·      Tasykil tidak hanya diarahkan pada petugas tasykil, tapi semua jamaah menyebar untuk tasykil, petugas tasykil mencatat semua hasil tasykilan.
·      Jika mentasykil orang yang banyak alasan, sedapat mungkin kita alihkan pembicaraan kita dan kita alihkan pada pembicaraan agama, kembalikan bahwa swmua urusan akan diselesaikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
·      Sewaktu tasykil ceritakan keuntungan – keuntungan keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala
·      Apabila tasykilan berhasil, jangan merasa diri kita yang berhasil mengeluarkan, tapi semua tasykilan hakikatnya Allah subhanahu wa ta’ala yang menggerakkan dan memilihnya
·      Apabila kita mendapat tasykilan jangan merasa bangga, tapi kita harus punya fikir bahwa semua tasykilan adalah hasil kerja sama jamaah, tanpa mujahadah / sungguh-sungguh jamaah tidak akan ada tasykilan.
·      Apabila kerja kita berhasil berkembang, ini adalah kerja Allah subhanahu wa ta’ala, bukan kerja kita.
·      Tasykil untuk wanita sangat penting karena menghasilkan dua jamaah yang keluar.
·      Kalau kita ke negara lain dan tidak tahu bahasanya, sukup dengan akhlak dan yakinlah Allah subhanahu wa ta’ala yang akan keluarkan cash jamaah.
·      Siang hari kita tasykil dan da`wah, malam hari kita berdo`a dan sebut nama-nama orang yang telah ditasykil dalam do`a kita.
·      Untuk menghilangkan rasa bangga / sombong pada diri karena telah berhasil mentasykil orang lain,maka banyak-banyaklah berkhidmat dan sadari bahwa semuanya terjadi hanya atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala.
Cara – cara Tasykil :
·      Sambil duduk
·      Buat halaqah kalau banyak
·      Tulis nama suaminya
·      Anya apakah suaminya sudak pernah keluar atau belum, kalau belum pernah jangan didesak untuk keluat, kalau sudah pernah, berapa kali atau berapa masa yang telah dilakukan
·      Tasykil untuk selalu hidupkan ta`lim rumah dan ta`lim mingguan.

3. ISTIQBAL
Istiqbal artinya penerima tamu.
·      Petugas istiqbal harus bersikap ramah tamah, lemah lembut dan murah senyum
·      Yang harus ditanamkan pada hati petugas istiqbal adalah tamu-tamu yang datang pada majlis ta`lim adalah orang-orang pilihan Allah swt, orang-orang yang mendapatkan taufik dan hidayah-Nya untuk menghadiri majlis ta`lim yang sangat disukai Allah subhanahu wa ta’ala. Jadi tamu-tamu itu bukan orang-orang yang biasa
·      Apabila tamu datang, bersikaplah seolah-olah kita sudah pernah mengenalnya walaupun kita belum pernah mengenalnya, sambutlah kedatangannya dengan hangat, jabat tangannya dengan erat, peluklah dengan rapat seolah-olah kita sudah lama tidak bertemu
·      Terimalah tamu kita dengan senang hati, dengan hati yang ikhlas sebab mereka adalah tamu-tamunya Allah subhanahu wa ta’ala
·      Al-Faqih meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka hendaklah menjamu tamunya”. Jadi muliakanlah kedudukannya, karena tidak akan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala orang yang tidak memuliakan tamunya.
Ulama katakan : Pekerjaan istiqbal sama dengan tugas malaikat di akhirat nilainya.

6.17. ADAB MEMASAK
1. Berwudhu dan shalat 2 rakaat.
2. Baca do`a masuk dapur ( Al-Kahfi : 10 )
رَبَّنَـا اَتِنَـا مِنْ لدنْـكَ رَحْمَـةً وَهيءْلَنـَا مِنْ اَمْرِنـَا رَشَـدًا.
“ Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat yang besar dari sisi-Mu dan persiapkan petunjuk terhadap urusan kami.”
3. Do`a mengambil beras ( An-Nahl : 96 ) :
 مَـا عِنْدَكُـمْ يَـنْـفَدُّ وَمـَا عِـنْدَ اللهِ بَـاقٍ.
“ Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang di sisi Allah adalah kekal.”
4. Do`a mencuci beras :
 اَلْحَمْـدُاللهِ الَّـذِى اَطْعَمَنـَا خَيرا مِنـْهُ.
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makanan yang lebih baik darinya.”
5. Do`a menaruh beras dalam periuk :
اَلْحَمْـدُاللهِ الذى اَطْعَمَنـاَ مِنْ جُـوْعٍ .
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan setelah lapar.”
6. Do`a menaruh air dalam beras :
اَلذيْنَ اَمَنُوْاا صْبِرُوْا وَصَـابِرُوْاوَرَابِطُوْا وَتَّـقُوااللهَ لَعَلَّـكُـمْ تُفْلِحُوْنَ .
7. Do`a mengaduk sayur ke arah kanan ( dengan arah jarum jam ) :
لَيْسَ لَهـاَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كـاَ شِفَـةٌ
“Tidak ada yang dapat menyatakan hari itu selain Allah.”
8. Do`a memotong sayur / daging ( Al-Baqarah 71 ) :
فَذَ بَحُوْهـاَ وَمَـا كـاَدُوْا يَفْعَلُوْنَ .
9. Do`a mencuci sayur :
لَيْسَ لَهـاَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كـاَ شِـفَـةٌ .
10. Do`a menghaluskan bumbu : Surat Al-Kautsar 1 – 3 .
11. Do`a membuka kekep :
اَللَّهُمَّ بـاَرِكْ لَنـاَ خَيرا مِنْـهُ .
6.18. ADAB ISTINJA`
1. Memakai tutup kepala agar syetan tidak meletakkan kotorannya di atas kepala.
2. Pastikan tidak membawa barang yang mengandung tulisan / lafadz Allah atau ayat al-Qur an.
3. Masuk dengan kaki kiri sambil baca do`anya.
4. Cincin di tangan kiri dilepas, sebab digunakan untuk membersihkan kotoran .
5. Bila sudah buang air kecil berdehem 3x ( untuk mengeluarkan air kencing yang tersisa di saluran kencing )
6. Cara duduk : Dengan bertenggong kaki kanan maju ke depan, telapak kaki kiri ditekuk, tangan kiri di pinggang sambil menekan, tangan kanan di atas lutut kanan dengan jari di atas kepala ( bila lupa pakai tutup kepala ) / memegang pundak kiri dan hidung ditutup / diletakkan pada lengan kanan.
7. Bila sedang tandas, jika dipanggil jangan menyahut, tapi berdehem / dengan isyarat suara.
8. Agar jangan bernyanyi, bersiul / sambil makan, jangan terlalu lama di dalam WC tanpa ada keperluan yang sebenarnya, sebab mudharat bagi kita dan wc adalah tempat berkumpulnya syetan.
9. Ibu jari dan telunjuk tidak dibolehkan untuk istinja`
10. Do`a bersihkan najis setelah istinja` :
اَللَّهُـمَّ طَهِّرْ قَلْبى مِنَ النِّفَـاقِ وَحَسِّنْ فَرْجِ مِنَ الْفَوَاحِشَ
11. Jangan melihat najis sebab dapat mengurangi nur pada wajah dan akan mengurangi semangat dalam beribadah .
12. Keluar dengan kaki kanan dengan membaca do`a :
غُفْرَانَـكَ الْحَمْـدُاللهِ الذى اَذْهَبَ عَنِّ الْعَذَا وَعـَا فَنى

6.19. ADAB BERSIWAK
1. Siwak menyucikan mulut, membuat Allah swt ridho kepada kita, mewangikan mulut dan mencerahkan pandangan. ( H.R. Thabrani, Baihaqi ).
2. Siwak adalah obat. (H.R. Baihaqi)
3. Siwak menfasihkan bicara. ( H.R. Ibnu `Adi )
4. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa digunakan untuk menggosok gigi.
5. Panjang siwak adalah sejengkal .
6. Memakai siwak disunnahkan setiap kali wudhu, bangun tidur, sebelum tidur, sesudah makan, sebelum makan, akan masuk rumah dan membaca Al-Qur an (H.R. Ibnu Majah )
7. Memulai bersiwak dengan membaca Basmalah (H.R. Ibnu Majah )
8. Membaca do`a bersiwak :
اَللَّهُـمَّ طَهِّرْ فَمِى وَنَوِّرْ قَلْبى وَطَهِّرْ بَدَنى وَحَرِّمْ جَسَدِى عَلى النَّـَارِ .
“ Ya Allah sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, bersihkanlah badanku dan haramkanlah tubuhku dari api neraka.”
9. Miswak ( kayu siwak ) hendaknya tidak terlalu keras tidak terlalu lembut
10. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu siwak hendaklah dicuci, jika tidak maka syrtan akan memakainya. (H.R. Ibnu Majah )
11. Siwak hendaklah disimpan berdiri / tegak dan jangan disimpan di atas tanah. Sa`id Bin Jabarra berkata :”Barangsiapa yang menyimpan siwak di atas tanah maka akan ditimpa penyakit gila.”
12. Jika miswak itu kering sebaiknya direndam dalam air terlebih dahulu
13. Dianjurkan agar tidak menggunakan miswak pada kedua ujungnya.
14. Niat bersiwak, Ya Allah aku bersiwak untuk membersihkan mulutku agar aku bisa mempergunakannya untuk berdzikir, membaca Al-Qur an dan membesarkan Nama-Mu.
15. Jika memang tidak ada kayu siwak, maka dibolehkan menggunakan ujung jari. (H.R. Abu Na`im ).

6.20. ADAB MENCUCI
1. Hendaknya mencuci di air yang mengalir
2. Pisahkan pakaian yang terkena najis dan pakaian yang tidak terkena najis.
3. Cucilah dulu pakaian yang terkena najis sampai hilang bau dan warnanya
4. Usahakan basuh pakaian hingga 3x ganti air, agar najis yang menempel benar-benar hilang.
5. Jangan jemur pakaian dalam kita di luar yang dilalui orang banyak, karena itu juga termasuk aurat kita.
6. Usahakan mencuci sendiri celana / pakaian dalam kita dan suami.

6.21. ADAB BERPAKAIAN
Syarat-syarat pakaian muslimah :
1. Tidak menimbulkan bagian yang akan membuat fitnah, baik tipis atau sempit seperti pakaian mode atau tradisional.
2. Bukan pakaian khusus seperti yang dipakai laki-laki. Rasulullah saw melaknat perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai perempuan (Al-Hadits )
3. Bukan pakaian yang dipakai orang kafir.
4. Tidak menggerak-gerakkan bagian wajah atau tubuh.
5. Berpakaian menutupi seluruh tubuh termasuk wajah dan telapak tangan.
6. Pakaian harus lapang dan longgar
7. Memakai pakaian yang warnanya tidak menyolok, bagi perempuan lebih afdhol warana hitam, sedangkan laki-laki lebih utama warna putih.
8. Tidak bermaksud untuk menarik perhatian laki-laki bukan muhrim
9. Berpakaian tidak untuk kebanggaan
10. Tidak boleh bagi perempuan membubuhi pakaiannya ketika keluar rumah dengan wewangian. “Wanita-wanita yang memakai wewangian lalu lewat di depan laki-laki yang bukan mahram, maka ia dianggap sebagai pezina.”(Al-Hadits)

6.22. ADAB BERHIAS
1. Kebersiahan adalah sebagian dari iman
2. 10 perkara dari sunnah kebersihan : Memotong kumis, memanjangkan janggut, bersiwak, gurah (menghirup air kehidung lalu mengeluarkannya), membersihkan celah-celah jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja` dengan air dan berkumur. (H.R. Bukhari)
3. Dianjurkan agar menjaga keindahan dan kerapian rambut
4. Tidak dibolehkan menyisir rambut terlalu sering
5. Wanita dilarang mencukur rambutnya seperti laki-laki
6. Tidak diperbolehkan mencukur sebagian rambut saja (dipuncung atau dijambul) dan membiarkan sebagian rambut lainyya walaupun kepada anak-anak (H.R Bukhari, Tirmizi dan Nasa`I).
7. Rambut yang paling panjang bagi laki-aki adalah sebatas pundak (H.R Muslim)
8. Disunnahkan menyisir rambut dengan tangan kanan (H.R Muslim)
9. Tidak diperbolehkan sama sekali mencabut uban, walaupun hanya satu helai. Baik dari rambut ataupun janggut (HR Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).
10. Diperbolehkan menyemir rambut atau janggut dengan warna selain dari warna hitam
11. Orang yang menyemir rambut dengan warna hitam tidak akan mencium bau surga.
12. Disunnahkan bagi laki-laki agar mencukur kumis dan memanjangkan janggut.(H.R Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah)
13. Batsan diperbolehkannya memotong janggut adalah sebatas genggaman tangan.
14. Wanita dibolehkan mewarnai kukunya dengan henna / inai
15. Diharamkan mencukur alis, membuat tahi lalat palsu, membuat tato, dan mengikir gigi.
16. Tidak boleh memanjangkan kuku, karena akan menjadi tempat bersarangnya syetan.
17. Wanita diharamkan berhias keluar rumah dan menarik hati laki-laki yang bukan mahramnya.
Alhamdulillah

6.23. ADAB MENYISIR RAMBUT
1. Menyisir semua rambut kebelakang dengan tangan kanan, dengan do`a :
الَلَّهُـمَّ اجْعَلْنى مِنْ كُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً وَاَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّـارِ .
2. Belah rambut menjadi 2 bagian, dengan do`a :
اِهْدِنـَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيم .
3. Menyisir bagian kanan, dengan do`a :
بِسْمِ اللهِ وَعَلى مِلة رَسُوْلِ اللهِ .
4. Menyisir bagian kiri, dengan do`a :
بِسْمِ اللهِ عَلى شَغِـرَ رَسُوْلِ اللهِ .
5. Menyisir sesuai kehendak
Alhamdulillah

6.24. ADAB MULAQAT
1. Panggil ahliahnya ( bila mengetuk pintu, tanda tidak jelas maka diulang / dipanggil lagi atau boleh juga dipanggil secara berurutan )
2. Mulakot cukup dibalik dinding, boleh juga masuk dan duduk dan tidak boleh berdiri.
3. Diusahakan tidak bersentuhan badan, seperti bersalaman.
4. Ketika bertemu ucapkan salam dan tanyakan : Da`wahnya, tasykilan, kenalan, ta`lim, amalan ( tahajud, dzikir, baca Al-Qur an dll. ), mudzkarah sudah sampai mana, tanyakan kebutuhan yang mendesak.
5. Jangan disampaikan progran yang belum pasti
6. Kalau bicara panjang melantur cepat dipotong
7. Jangan dibicarakan tentang uang khidmat, amir, petugas bayan .
8. Waktu mulakot 5 – 10 menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar