Pages

Selasa, 25 September 2012

60. SIFAT KASIH SAYANG RASULULLAH 2

Dari Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu bin Dahaak bin Muzahim dari Abbas radhiyallahu ‘anhu (saudara bapaknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, "Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat, dan aku tidak berbangga. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat, dan aku tidak berbangga. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Ummatku adalah ummat yang terbaik. Mereka adalah ummat yang pertama dihisab sebelum ummat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata : "Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul." Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: "Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jibril ‘alaihis salam akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil ‘alaihis salam datang pula dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail ‘alaihis salam datang pula dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga."
Jibril ‘alaihis salam akan menyeru: "Wahai bumi! Di mana kubur Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?" Bumi akan berkata: "Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur."

Israfil
‘alaihis salam bersuara: "Wahai ruh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!" Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua, kubur mulai terbongkar. Pada seruan yang ketiga, saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri, kemudian membuang tanah di atas kepala dan janggutnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kanan dan kiri dan didapati, tiada lagi bangunan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi. Jibril ‘alaihis salam berkata kepadanya: "Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu berada di sisi Allah Taala di suatu tempat yang sangat luas." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, "Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?"
Jibril ‘alaihis salam menjawab: "Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari perhitungan Allah Taala." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!"
Jibril ‘alaihis salam berkata: "Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Bukan seperti itu pertanyaanku." Jibril ‘alaihis salam berkata: "Adakah kamu tidak melihat bendera pujian yang terpancang di atasmu?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan ummatku. Di mana perjanjian mereka?" Jibril ‘alaihis salam berkata: "Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi dari manusia, sebelummu?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Kuatkanlah pertolongan pada hari ini. Aku akan member syafaat untuk ummatku." Jibril ‘alaihis salam berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : "Tunggangilah Buraq ini wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!" Jibril ‘alaihis salam datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Buraq mencoba meronta.
Jibril
‘alaihis salam berkata kepadanya: "Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik yang diciptakan oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?" Buraq berkata: "Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku.Sesungguhnya, Allah Taala pada hari ini dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Buraq: "Ya! Sekiranya kamu berhajat terhadap syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu." Setelah merasa senang, Buraq mempersilahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menungganginya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata.
Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil ‘alaihis salam menyeru: "Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah rqpuh, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa.
Ruh-ruh diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan ruh makhluk. Setiap ruh, akan didudukkan berada di dalam suatu tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbentuklah tulang-tulang, urat-urat memanjang, daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebagian mereka akan kekal ke atas sebagian tubuh tanpa ruh.
Allah Taala berfirman: "Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu semua penghuni kubur. Sebagian mereka adalah golongan yang bergembira dan bersuka ria. Sebagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan menderita." Malaikat Israfil ‘alaihis salam menjerit: "Wahai ruh-ruh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam." Allah Taala berfirman : "Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap ruh pada setiap tubuhnya!"
Apabila ruh-ruh mendengar sumpah Allah Taala, ruh-ruh itupun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah ruh pada jasadnya. Bumi mulai terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Ketika semuanya di atas bumi, masing-masing mereka bisa melihat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 ummat berdiri. Ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan satu kumpulan ummat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhenti memperhatikan ke arah mereka.
Mereka seperti gelombang lautan. Jibril ‘alaihis salam menyeru: "Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala." Ummat-ummat datang dalam keadaan rombongan rombongan. Setiap kali Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berjumpa satu rombongan ummat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan bertanya: "Di mana ummatku?"
Jibril ‘alaihis salam berkata: "Wahai Muhammad! Ummatmu adalah ummat yang terakhir." Ketika Nabi Isa ‘alaihis salam datang, Jibril ‘alaihis salam menyeru : Tempatmu!" Maka Nabi Isa ‘alaihis salam dan Jibril ‘alaihis salam menangis. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: "Mengapa kamu berdua menangis." Jibril ‘alaihis salam berkata: "Bagaimana keadaan ummatmu, wahai Muhammad?"
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya : "Di mana ummatku?" Jibril ‘alaihis salam berkata : "Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan." Ketika mendengar cerita yang demikian, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menangis lalu bertanya: "Wahai Jibril! Bagaimana keadaan ummatku yang berbuat dosa?" Jibril ‘alaihis salam berkata: "Lihatlah mereka wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam!" Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan apa yang telah Allah Taala memberikan kemuliaan. Mereka gembira karena dapat bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga gembira dan senang terhadap mereka.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu ummatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: "Wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam!" Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Wahai ummatku." Mereka berkumpul di sisinya. Ummat-ummatnya menangis. Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru: "Di mana Jibril?"
Jibril ‘alaihis salam berkata: "Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam." Allah Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: "Di mana umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?" Jibril ‘alaihis salam berkata: "Mereka adalah sebaik-baik ummat."
Allah Taala berfirman: "Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad, bahwa ummatnya akan datang untuk dihadapkan kepadaKu." Jibril ‘alaihis salam kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: "Wahai Muhammad! Ummatmu telah datang untuk dihadapkan kepada Allah Taala." Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling ke arah ummatnya lalu berkata : "Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala." Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan adzab Allah Taala. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternaknya menuju ke hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman: "Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu, tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!" Hamba-hamba Allah Taala terdiam. Allah Taala berfirman: "Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengadzab siapa saja durhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, nyalakan Jahanam!"
Jibril ‘alaihis salam pergi berjumpa Malik ‘alaihis salam, penjaga neraka lalu berkata: "Wahai Malik! Allah Taala telah memerintahkanmu agar menyalakan Jahanam." Malik bertanya: "Apakah hari ini?" Jibril ‘alaihis salam menjawab: "Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan." Malik ‘alaihis salam berkata: "Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah mengumpulkan makhluk?" Jibril ‘alaihis salam menjawab: "Ya!" Malik ‘alaihis salam bertanya: "Di mana Muhammad dan ummatnya?" Jibril ‘alaihis salam berkata : "Di hadapan Allah Taala!" Malik ‘alaihis salam bertanya lagi: "Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap panasnya nyala Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah ummat yang lemah?" Jibril ‘alaihis salam berkata: "Aku tidak tahu!" Malik ‘alaihis salam menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menakutkan.
Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Anak-anak mulai beruban rambut. Ibu-ibu yang menggendong anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Membela Ummatnya Di padang mahsyar orang yang mula-mula berusaha berbicara ialah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: "TuhanKu dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini."
Allah Taala berfirman: "Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya." Nabi Musa ‘alaihis salam datang. Nabi Musa  ‘alaihis salam bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: "KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari huru haranya Jahanam!" Isa ‘alaihis salam datang di dalam keadaan menangis.
Nabi Isa ‘alaihis salam bergantung dengan Arsy lalu menyeru: "Tuhanku. Penguasaku. Penciptaku! Isa ruh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau balaunya Jahanam!" Suara jeritan dan tangisan semakin kuat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyeru : "Tuhanku. Penguasaku Penghuluku! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk ummatku dariMu!" Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru : "Siapakah yang memberi syafaat kepada ummatnya?"
Neraka berseru: "Wahai Tuhanku. Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan ummatnya dari siksaanku! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyiksaanku dan adzabku! Sesungguhnya mereka adalah ummat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyiksaan." Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Taala berfirman: "Di mana matahari?" Maka, matahari dibawa mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: "Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?" Matahari menjawab. "Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?"
Allah Taala berfirman: "Aku percaya!" Allah Taala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali lipat. Ia telah didekatkan dengan kepala makhluk."
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhu berkata: "Keringat manusia keluat dari tubuhnya sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka sebagaimana periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit. Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap ummat manusia semakin kuat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat bersedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mulai bersujud di hadapan Arsy, dan ruku’ untuk memberi syafaat bagi ummatnya. Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: "Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu perhatian terhadap ummatnya.”
Dari Tsabit Banani rahomahullah, dari Usman An Nahari radhiyallahu ‘anhu berkata: "Pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menemui Fatimah Az-Zahara' radhiyallahu ‘anha. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendapati, dia sedang menangis."
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?" Fatimah radhiyallahu ‘anha menjawab: "Aku teringat akan firman Allah Taala." "Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorangpun dari mereka." Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun menangis dan bersabda: "Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Ummatku akan dikumpulkan pada hari kiamat dengan dikelilingi perasaan yang sangat dahaga dan mereka telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi." Fatimah radhiyallahu ‘anha berkata: "Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?"
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: "Wahai Fatimah! Sesungguhnya hari itu, setiap orang akan sibuk dengan nasib dirinya sendiri. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Taala :
لِكُلِّ امْرِ‌ئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ ﴿٣٧
"Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. Abasa : 37)
Fatimah radhiyallahu ‘anha bertanya: "Di mana aku hendak menjumpaimu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : "Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum ummatku." Fatimah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi : "Sekiranya aku tidak dapat menjumpaimu di telaga?"
Baginda shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan menjumpaiku di atas sirath sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: "Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan!” Para malaikat akan menyambut: "Aamiin."
Ketika itu juga, terdengar seruan dari Allah Taala lalu berfirman: "Aku akan mengikuti kata-katanya terhadap apa yang kamu sembah." Setiap ummat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang.
Apabila terdengar ada seruan dari tengah Arsy, maka manusia yang menyembahNya datang beriringan. Sebagian dari orang yang berdiri di situ berkata: "Kami adalah ummat Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam!"
Allah Taala berfirman kepada mereka: "Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?" Mereka berkata: "Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya."
Mereka ditanya lagi: "Kami mengenali Tuhan kamu?" Mereka menjawab: "Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya." Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar bunyi pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela mereka. Mereka berkata: "Marilah kita pergi meminta syafaat kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam!"
Manusia berpecah menjadi tiga kelompok. 1. Kelompok orang tua yang menjerit-jerit. 2. Kelompok pemuda. 3. Kelompok wanita yang sendirian mengelilingi mimbar-mimbar. Mimbar para Nabi didirikan di atas daerah yang luas pada hari kiamat.
Mereka semua menyukai mimbar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mimbar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam paling baik, paling besar dan paling indah. Nabi Adam ‘alaihis salam dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: "Wahai Adam! Banyak keturunanmu dari ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta sangat bagus wajah mereka. Mereka menyeru: "Di mana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?" Mereka berkata: "Kami adalah ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semua ummat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami saja. Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Panasnya neraka juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh karena itu tolonglah kami agar memohon kepada Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Apakah kami akan pergi ke syurga atau neraka, terserah, sama saja bagi kami." Nabi Adam ‘alaihis salam berkata: "Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya disebabkan karena dia telah lalai. Mereka pergi berjumpa Nabi Nuh ‘alaihis salam yang telah berumur, dengan umur yang panjang dan dia sangat sabar. Mereka menghampirinya. Ketika Nabi Nuh ‘alaihis salam melihat mereka, dia berdiri.
Pengikut (ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) berkata: "Wahai kakek kami, Nabi Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka." Nabi Nuh ‘alaihis salam berkata: "Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!"
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berkata: "Sesungguhnya aku pernah berbohong dalam hidupku sebanyak tiga kali. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa ‘alaihis salam! Mintalah pertolongan darinya!"
Nabi Musa ‘alaihis salam berkata: "Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan kemauanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku terperanjat karena menyakitinya lalu meninju lelaki tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa Isa ‘alaihis salam!"
Mereka pergi berjumpa Nabi Isa ‘alaihis salam. Nabi Isa ‘alaihis salam berkata: "Sesungguhnya Allah Taala telah melaknat orang-orang Kristen. Mereka telah menjadikan aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Taala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Maryam."
Maryam, Asyiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra' sedang duduk. Ketika Maryam melihat ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dia berkata: "Ini ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka telah sesat dari Nabi mereka." Suara Maryam, bisa didengar oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Adam ‘alaihis salam berkata kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. "Ini ummatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Allah Taala."
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: "Marilah datang kepadaku, wahai ummatku! Barangsiapa yang beriman namun dia tidak pernah melihatku, aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku senantiasa memohon kepada Allah Taala untukmu!" Ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkumpul di sisinya.
Terdengar suara yang berseru : "Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!" Nabi Adam ‘alaihis salam berkata : "Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Nabi Adam ‘alaihis salam pergi menemui Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: "Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!" Nabi Adam ‘alaihis salam bertanya: "Berapa banyak yang akan aku kirimkan ke neraka?" Allah Taala berfirman: "Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka."
Allah Taala berfirman lagi: "Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku tidak mengharamkan kebohongan, niscaya Aku akan mengasihi anak keturunanmu seluruhnya. Akan tetapi, Aku telah menjanjikan dengan syurga bagi orang yang mentaatiKu dan menjanjikan dengan neraka bagi orang yang mendurhakaiKu, maka Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan).”
Barang siapa yang mempunyai kebaikan walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga Ku! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Seseorang yang berbuat satu kebaikan, maka dilipatkan sepuluh pahala kebaikannya, dan beritahukan kepada mereka bahwa sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas."
Nabi Adam ‘alaihis salam berkata: "Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama untuk menghisab daripada aku. Hamba iini adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!"
Ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diseru untuk meniti sirath, kemudian Allah Taala menyeru : "Wahai Muhammad! Bawalah ummatmu untuk dihisab dan letakkan mereka di atas sirath yang dilebarkan, yang panjangnya sejauh 1500 tahun perjalanan." Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: "Wahai Muhammad! Barang siapa yang datang dari ummatmu dan bersamanya ada kebebasan dari Allah Taala, maka dia akan terselamat. Dan sebaliknya orang yang datang dari ummatmu tetapi tidak ada bersamanya kebebasan dari Allah, maka dia akan terjatuh kedalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!"
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada malaikat Malik : "Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari ummatku sehingga mereka dapat melepaskan diri dari rasa ketakutan! Jika tidak, hati mereka akan gemetar apabila melihatmu." Malaikat Malik memalingkan mukanya dari ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dibagi menjadi sepuluh kelompok atau barisan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mendahului mereka lalu bersabda kepada ummatnya: "Ikutlah aku wahai ummatku di atas srath ini!"
Barisan pertama berhasil melintasi shirath seperti kilat yang memancar.
Barisan kedua melintasi shirath seperti angin yang kencang.
Barisan ketiga melintasi shirath seperti larinya kuda yang palung kencang.
Barisan keempat melintasi shirath seperti burung yang terbang.
Barisan kelima melintasi shirath seperti orang yang  berlari.
Barisan keenam melintasi shirath seperti orang yang berjalan.
Barisan ketujuh melintasi shirath seperti orang yang hanya berdiri dan duduk saja, tidak kuat berlari dan merasa dahaga dan capek. Hal ini disebabkan karena dosa-dosanya terpikul di atas punggung mereka. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berhenti di atas sirath. Setiap kali, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang dari ummatnya yang bergelantungan di atas sirath, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menarik tangannya dan membangunkan dia utnuk memberikan semangat kembali.
Barisan kedelapan melintasi shirath sambil menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi mereka yang merasa sudah sangat tidak kuat dengan penderitaannya, maka mereka akan menyeru: "Wahai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam!" Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: "Ya Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka"!
Barisan ke sembilan dan ke sepuluh tertinggal di atas sirath. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.
Dikatakan bahwa, di pintu syurga, ada pohon yang mempunyai banyak dahan. Banyaknya dahannya tidak bisa dihitung kecuali hanya Allah Taala saja yang mengetahui. Di atasnya ada anak-anak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. Ketika mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan gelas-gelas dan ceret dari sutera. Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum karena kehausan hari kiamat. Mereka memasuki syurga bersama-sama. Hanya tinggal, anak-anak yang belum melihat ibu dan bapa mereka.
Suara tangisan mereka semakin nyaring. Mereka berkata: "Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku." Anak-anak yang belum melihat ibu dan bapa mereka berkumpul. Mereka berkata: "Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia." Malaikat berkata kepada mereka : "Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka."
Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: "Kami akan duduk di pintu syurga semoga Allah Taala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka." Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka yaitu sirath. Kaki-kaki mereka akan tergantung di sirath.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melintasi sirath bersama orang-orang yang shaleh dari kalangan orang terdahulu dan orang yang taat sesudahnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibar. Bendera pujian berada di atas kepalanya. Apabila bendera Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendekati pintu syurga, anak-anak akan meninggikan tangisan mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Apa yang telah terjadi pada anak-anak ini?" Malaikat menjawab: "Mereka menangis karena berpisah dengan bapa dan ibu mereka." Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah."
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki syurga bersama ummatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Taala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebagian daripada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar