Pages

Senin, 17 Desember 2012

100. BAKSO SAPI ATAU BAKSO BABI


Cara Membedakan Apakah Bakso Sapi Benar Atau Bakso Babi



beef or pork meatballs?

Bakso pada akhir – akhir ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Hal ini dikarenakan ditemukannya para penjual bakso atau abang tukang bakso yang mencampur bahan baku untuk membuat bakso sapi dengan bakso babi. Sebenarnya menyantap daging babi sih tidak masalah selama orang memang mau memakannya. Masalahnya adalah larangan mengonsumsi daging babi bagi masyarakat muslim sehingga jika sampai ada orang muslim yang memakan daging babi tentu menjadi masalah. Hal ini diperparah dengan tidak diberikannya informasi dan pemberitahuan dari sang penjual bakso sehingga orang muslim yang mengira sedang makan bakso sapi sehingga termasuk masakan atau makanan halal, eh malah bakso itu mengandung daging babi sehingga menjadi haram hukumnya.
Bakso merupakan salah satu makanan yang disukai oleh banyak orang. Mulai dari anak – anak hingga orang dewasa maupun orang tua banyak yang menyukai makanan yang satu ini. Bahkan sebegitu terkenalnya sampai bakso pun ada lagunya. Tentu kita ingat ada lagu abang tukang bakso, bakso bulat seperti bola pingpong dan sebagainya. Hal ini menunjukkan sebegitu populer nya bakso. Bakso memang salah satu makanan yang tidak lekang oleh waktu. Hingga tahun 2020 pun bakso niscaya tetap disukai oleh banyak orang.
Mahalnya daging sapi memicu para penjual bakso mencampur bahan baku pembuat bakso sapi dengan daging babi. Karena harga daging babi lebih murah dari daging sapi. Sekilas bakso babi dan sapi terlihat sama, demikian juga dengan teksturnya. Bagaimana cara membedakannya?
Sebenarnya menyantap daging babi tidak ada masalah dari segi nutrisi. Namun, karena larangan mengonsumsi daging babi untuk masyarakat muslim tentunya mengundang masalah. Apalagi penjual tidak memberi informasi soal jenis daging yang dipakai. Sebagai konsumen sebaiknya lebih cermat. Mengenai kenapa daging babi dipermasalahkan bisa dilihat dalam : http://imandanamalshaleh.blogspot.com/2012/11/78-kenapa-babi-diharamkan.html

Beberapa petunjuk ini bisa dipakai untuk acuan saat membeli bakso sapi.
1. Aroma
Daging babi lebih berminyak karenanya jika dibuat bakso akan mengeluarkan aroma lemak yang tajam.
Permukaan bakso juga lebih licin berminyak. Ini juga terlacak untuk jenis bakso daging sapi dengan campuran minyak babi.
2. Warna
Warna bakso babi dan sapi nyaris sama, putih sedikit merah kecokelatan. Tetapi jika dipotong akan terlihat warna daging lebih pucat. Warnanya agak merah muda dan bukan merah kecokelatan seperti daging sapi.
3. Tekstur
Bakso daging babi biasanya teksturnya lebih halus, lembut dan berminyak. Tidak kesat atau nyaris kering seperti bakso daging sapi. Juga tidak ada urat di dalam adonannya. Licin dan bersih.
4. Ukuran
Umumnya bakso daging babi berukuran sedikit lebih besar dari bakso daging sapi. Karena teksturnya lembut cenderung dibuat lebih besar.
5. Harga
Umumnya harga bakso babi lebih murah karena daging babi sebagai bahan utamanya juga lebih murah harganya. Jika bakso daging sapi harganya lebih murah bisa jadi dipakai campuran tepung kanji yang lebih banyak atau campuran daging babi.
 
Maraknya pemberitaan bakso mengandung daging babi di pasar-pasar di Jakarta membuat Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat melakukan inspeksi. Hari ini, Jumat (14/12), aparat menggelar inspeksi di sejumlah pasar yang ada di Jakarta Barat.
Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat menggelar inspeksi dengan mobil laboraturium keliling. Setelah berkeliling ke sejumlah pasar, petugas menemukan daging bakso yang dioplos daging babi di beberapa kios pedagang daging bakso di sejumlah pasar di Jakarta Barat.

Kesimpulan itu didapat dari hasil tes menggunakan alat test kid yang dibawa petugas. Beberapa sampel bakso yang diambil dari pedagang positif mengandung daging babi. Daging bakso yang dicampur daging babi ini dijual dalam kemasan berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut seorang dokter peneliti dari Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, dari sejumlah sampel daging bakso sapi yang diambil beberapa di antaranya positif dioplos dengan daging babi.
Seorang pedagang yang kedapatan menjual daging bakso oplosan mengaku tidak mengetahui bakso yang dia jual oplosan antara daging sapi dan babi. Karena di kemasan bakso tertera label MUI. Petugas menyita semua sampel yang positif telah dioplos dengan daging babi.
Rencananya, petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat akan terus menggelar razia serupa. Ini dilakukan untuk memutus mata rantai perdagangan daging bakso bercampur daging babi. Diduga, pengoplosan ini terjadi karena harga daging sapi melonjak tinggi.
“PORCINE DETECTION KIT”, ALAT MENDETEKSI DAGING OPLOSAN (SEPERTI BAKSO) MENGANDUNG BABI
 

Cara Gunakan Alat Detektor Daging Babi “Porcine Detection Kit” 
Kini, Daging Babi Bisa Dideteksi Lebih Mudah
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) mulai menggunakan porcine detection kit, suatu alat deteksi untuk mengetahui ada-tidaknya unsur daging babi pada produk pangan dengan mudah dan cepat.
"Selama ini kami menggunakan PCR (polymerase chain reaction) di laboratorium. Tapi dengan alat ini kami punya alat pembanding yang lebih mudah dan cepat," kata Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, di sela penandatanganan kerjasama LPPOM MUI dengan PT Perkindo Mitra Analitika (PMA) distributor porcine detection kit, di Jakarta, Kamis (13/12/2012).
Hanya saja alat ini baru akan sahih hasilnya jika metode penggunaannya benar dan memerlukan orang terlatih, karena itu tidak diperjualbelikan ke umum dan hanya dijual ke lembaga berwenang, ujarnya. Namun demikian sertifikat halal yang dikeluarkan MUI untuk produk-produk pangan tetap harus melalui keputusan (fatwa) ulama, tambahnya.
Alat tersebut sangat sensitif untuk mengetahui konsentrasi daging dalam sampel, yakni bisa mendeteksi suatu unsur daging babi (raw meat) 0,05 persen dan daging babi olahan (processed meat) 0,5 persen.
"Jadi daging babi yang belum dicampur sebesar 0,05 gram dalam 100 gram makanan sekalipun masih bisa diketahui, sedangkan untuk daging olahan sebesar 0,5 persen. Lebih besar untuk olahan karena lebih sulit diperiksa," katanya, diberitakan Antara.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Lingkungan PerkinElmer Asia Pasifik dan Selatan, Boon-Chun Tan, mengatakan, alat ini menggunakan unsur kimia yang bisa mendeteksi dan membedakan protein yang spesifik ada pada daging babi dan tak ada pada daging hewan lainnya.
"Misalnya bakso, dicuil kecil lalu dimasukkan ke larutan dalam tabung yang sudah disediakan dalam kit ini, lalu dikocok-kocok. Hasil kocokan itu dites dengan alat seperti test pack kehamilan. Kurang dari 15 menit jika muncul dua garis berarti positif ada unsur babi. Jika hanya satu garis, berarti negatif," tambah Direktur PMA, Susianto. Menurut dia selain di Indonesia, lembaga halal di Malaysia juga sudah menggunakan alat ini.
Selain kit ini, MUI juga sudah selesai meriset kit deteksi lemak babi dan gelatin (tulang) babi.

MENGETAHUI KUALITAS DAGING SEGAR DARI WARNANYA

Kualitas daging segar dapat dilihat dari warna daging itu sendiri. Zat warna utama yang tedapat pada daging disebut Mioglobin, yaitu suatu senyawa protein terkonyugasi yang berwana ungu. Warna merah ungu ini akan segea berubah menjadi merah menyala atau merah terang atau merah cerah bila mioglobin kontak dengan oksigen dai udara dan membentuk Oksimioglobin.
Tingkat kecerahan wana pada daging, ditentukan oleh tebal-tipisnya lapisan Oksimioglobin pada permukaan daging. Keadaan ini lebih banyak terjadi pada suhu rendah, sehingga daging yang disimpan didalam lemari pendingin (didinginkan) akan terlihat lebih rendah. Jika daging segar dibungkus oleh pembungkus yang tidak tembus oksigen, maka oksigen yang ada dalam bungkusan akan habis karena adanya aktivitas biokimia dan Microoganisme pada permukaan daging. Sehingga warna daging akan berubah dari merah cerah menjadi merah coklat/merah gelap karena terbentuknya metmioglobin.
Warna hijau sering juga terjadi pada daging yang telah lama disimpan dalam keadaan terbuka, akibat adanya zat wana Cholemioglobin dan Sulfmioglobin sebagai hasil perubahan lebih lanjut dari Metmioglobin.
Berikut ini adalah caa mengetahui kualitas daging segar bedasarkan warnanya :
1.    Sangat Segar    : Warna daging keseluruhan adalah merah Ungu
2.    Segar               : Permukaan berwana merah cerah, bagian dalam berwana merah ungu
3.    Agak Segar I   : Pemukaan berwarna merah cerah, bagian dalam berwarna merah ungu campur merah
4.    Agak Segar II  : Permukaan berwarna merah cerah, bagian dalam berwarna merah coklat
5.    Tidak Segar     : Keseluruhan daging berwarna merah coklat
6.    Rusak              : Daging Berwarna Hijau
7.    Sangat Rusak   : Daging berwarna kuning atau tidak berwarna
 

PENGARUH MAKAN MAKANAN YANG HARAM DAN HALAL

Sudahkah kita tahu makan makanan yang kita makan ?  Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram. Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya setelah kematian.

Baik pada terkabulnya do’a, amalan shalehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari makanan yang kita konsumsi setiap harinya. Berhati-hatilah dengan makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memerintahkan kepada kita untuk bekerja: “Tidaklah sekali-kali seseorang makan suatu makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Dawud makan dari hasil tangannya sendiri.” (HR. Al-Bukhari).

Islam juga memerintahkan agar di dalam mencari rizki itu dengan cara yang baik dan halal. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, artinya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.” (QS Al-Baqarah: 172).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan, karena syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 168).

Tahukah, amalan dan ibadah yang telah dilakukan sungguh-sungguh bisa menguap begitu saja, hanya karena pelakunya mengkonsumsi barang haram

Banyak orang tak menyadari bahwa makanan haram memiliki hubungan dengan terkabulnya doa seseorang di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Bahkan para ulama, sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim no. 1015)

Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan pada Sa’ad,

أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة

“Perbaikilah makananmu, maka do’amu akan mustajab.” (HR. Thabrani dalam Ash Shoghir)

Ada yang bertanya kepada Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu,

تُستجابُ دعوتُك من بين أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ؟ فقال : ما رفعتُ إلى فمي لقمةً إلا وأنا عالمٌ من أين مجيئُها ، ومن أين خرجت .

“Apa yang membuat do’amu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?” “Saya tidaklah memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui dari manakah datangnya dan dari mana akan keluar,” jawab Sa’ad.

Dari Wahb bin Munabbih rahimahullah, ia berkata,

 من سرَّه أنْ يستجيب الله دعوته ، فليُطِب طُعمته

“Siapa yang bahagia do’anya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.”

Dari Sahl bin ‘Abdillah rahimahullah, ia berkata,

من أكل الحلال أربعين يوماً أُجيبَت دعوتُه

“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”

Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata,

بلغنا أنَّ دعاءَ العبد يحبس عن السماوات بسوءِ المطعم

“Telah sampai pada kami bahwa do’a seorang hamba tertahan di langit karena sebab makanan jelek (haram) yang ia konsumsi.”

Gemar melakukan ketaatan secara umum, sebenarnya adalah jalan mudah terkabulnya do’a. Sehingga tidak terbatas pada mengonsumsi makanan yang halal, namun segala ketaatan akan memudahkan terkabulnya do’a. Sebaliknya kemaksiatan menjadi sebab penghalang terkabulnya do’a.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Melakukan ketaatan memudahkan terkabulnya do’a. Oleh karenanya pada kisah tiga orang yang masuk dan tertutup dalam suatu goa, batu besar yang menutupi mereka menjadi terbuka karena sebab amalan yang mereka sebut. Di mana mereka melakukan amalan tersebut ikhlas karena Allah Ta’ala. Mereka berdo’a pada Allah dengan menyebut amalan sholeh tersebut sehingga doa mereka pun terkabul.”

Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata,

العملُ الصالحُ يبلغ الدعاء ، ثم تلا قوله تعالى : { إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُه {

“Amalan shaleh akan memudahkan tersampainya (terkabulnya) do’a. Lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala, “Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS. Fathir: 10)

Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

بالورع عما حرَّم الله يقبلُ الله الدعاء والتسبيحَ

“Dengan sikap waro’ (hati-hati) terhadap larangan Allah, Dia akan mudah mengabulkan do’a dan memperkanankan tasbih (dzikir subhanallah).”

Sebagian ulama’ berkata,

لا تستبطئ الإجابة ، وقد سددتَ طرقها بالمعاص

“Janganlah engkau memperlambat terkabulnya do’a dengan engkau menempuh jalan maksiat.” (Dinukil dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, 1: 275-276)

Rizki dan makanan halal mewariskan amalan shaleh

Rizki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk beramal shaleh. Buktinya adalah firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mu’minun: 51). Sa’id bin Jubair dan Adh DhAhak mengatakan bahwa yang dimaksud makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 10: 126).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta'ala pada ayat ini memerintahkan para rasul 'alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal sholeh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah pembangkit amal shaleh. Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana memperoleh yang halal. Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan, amalan, teladan dan nasehat. Semoga Allah memberi pada mereka balasan karena telah member contoh yang baik pada para hamba." (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 126).

Bila selama ini kita merasa malas dan berat untuk beramal? Alangkah baiknya bila kita mengoreksi kembali makanan dan minuman yang masuk ke perut kita. Jangan-jangan ada yang perlu ditinjau ulang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْخَيْرَ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ أَوَ خَيْرٌ هُوَ

"Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. Namun benarkah harta benda itu kebaikan yang sejati?" (HR. Bukhari no. 2842 dan Muslim no. 1052)

Makanan halal bisa sebagai pencegah dan penawar berbagai penyakit

Allah Ta'ala berfirman,

وَآَتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا

"Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mas kawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang hanii’ (baik) lagi marii-a (baik akibatnya)." (QS. An Nisa': 4).

Al Qurthubi menukilkan dari sebagian ulama' tafsir bahwa maksud firman Allah Ta'ala “هَنِيئًا مَرِيئًا” adalah, "Hanii’ ialah yang baik lagi enak dimakan dan tidak memiliki efek negatif. Sedangkan marii-a ialah yang tidak menimbulkan efek samping pasca dimakan, mudah dicerna dan tidak menimbulkan peyakit atau gangguan." (Tafsir Al Qurthubi, 5:27). Tentu saja makanan yang haram menimbulkan efek samping ketika dikonsumsi. Oleh karenanya, jika kita sering mengidap berbagai macam penyakit, koreksilah makanan kita. Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.

Di akhirat, neraka lebih pantas menyantap jasad yang tumbuh dari yang haram

Dari Abu BakAr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141)

Lihatlah begitu bahayanya mengonsumsi makanan haram dan dampak dari pekerjaan yang tidak halal sehingga mempengaruhi do’a, kesehatan, amalan kebaikan, dan terakhir, mendapatkan siksaan di akhirat dari daging yang berasal dari yang haram.

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

[Allahummak-finaa bi halaalika ‘an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika ‘amman siwaak]

"Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153.)

Jadi pengaruh menggunakan dan memakan barang haram dapat menyebabkan :

- Tidak Terkabulnya Doa

- Mengikis Keimanan Pelakunya

- Mencampakkan Pelakunya ke Neraka

- Mengeraskan Hati Pelaku

Makanan haram bukan hanya menimbulkan dosa tetapi tak baik juga untuk kesehatan

Berikut ini manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

- Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

- Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

- Mendapat perlindungan dari Allah subhanahu wa ta’ala,

- Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

- Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

- Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akherat

Begitu bahayanya mengonsumsi makanan haram dan dampak dari pekerjaan yang tidak halal sehingga mempengaruhi do’a, kesehatan, amalan kebaikan, dan terakhir, mendapatkan siksaan di akhirat dari daging yang berasal dari yang haram.

Semoga kita semua terhindar dari hal-hal yang haram , Aamiin yaa Allah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar