Pages

Senin, 06 Januari 2014

192. AYO KITA DAKWAH


hhhh Rotor; Musik Metal, & Dakwah Islam Non Komersial


TIADA HARI TANPA DAKWAH
Dakwah menurut istilah adalah menyeru, memanggil, mengajak menjamu dan merayu manusia agar taat, tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan proses yang berkesinambungan dan ditangani oleh para USAHA DAKWAH. Hal ini dikarenakan Islam itu adalah dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maka Da’wah ini adalah tugas semua orang Islam yang sudah ada kalimat Laa Ilaaha Illallaah.
DAKWAH DIBUAT DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA
Ada satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Sudah 20 tahun dia menggeluti profesinya sebagai germo. Apakah setelah dia ikut dalam usaha dakwah, dia langsung tinggalkan teman-temannya yang masih dalam kegelapan. Sibuk menghidupkan amal maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi : “20 tahun dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.”
Satu orang dai pergi ke club malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung sangka buruk kepada dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan kawan-kawan jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah kembali kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya.
Satu orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun tempatan mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat karena peti mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi, kalau dia meninggalkan usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat dakwah kepada orang kristen yang hampir setiap hari jumpa dengan dia untuk membeli peti mayat.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam karena berkhidmat kepada ayahnya dia telah menjual patung. Ketika menjual patung apa yang dikatannya : “Patung ini tidak bisa memberi mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
Satu orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia tanya sama masyaikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya. Masyaikh katakan : “Jangan, tetaplah bekerja disana”.  Asbab dia kerja disana dan setiap hari pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang kesana dan akhirnya club malam itu tutup.
Satu orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam 8 sampai jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau menjaga warnet atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah di Facebook, Twitter, web dsban sebagainya. Para karkun telah mengatakan kepada dia itu tidak sunnah. Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan dakwah melalui internet itu salah. Kalau dia tidak buat dakwah di internet, maka siapa lagi orang yang mengingatkan mereka yang lalai setiap harinya didepan komputer sambil berinternet.
Sebenarnya dalam keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam setiap harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di internet.
Mari kita buat dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan dengan suasana dan keadaan.
Tukang becak buat dakwah kepada penumpangnya

Supir taksi buat dakwah kepada penumpangnya

Penjual bakso buat dakwah kepada pelanggannya

Pedagang buat dakwah kepada pembelinya

Pegawai buat dakwah kepada rekan kerjanya

Manager buat dakwah kepada bawahannya

Operator komputer buat dakwah melalu internet

Ahli masjid buat dakwah kepada jamaah masjid

dan seluruh masyarakat sekitarnya
Jadi, jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi mengatakan bid’ah.
Malah suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia sudah punya kemampuan dan keluangan waktu untuk buat dakwah di internet tapi dia tidak melakukannya. Padahal sebagian besar waktunya dia habiskan didepan komputer.
Sebagaimana suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada bawahannya padahal dia punya kemampuan dan kekuasaan untuk buat dakwah kepada bawahannya.
Apa pun profesi atau pekerjaan kita, berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita, jangan saling menyalahkan, jangan saling merendahkan, jangan saling menjatuhkan dan jangan saling mengecilkan pengorbanan siapapun.
Kita berlomba-loma di hadapan Allah agar diri kita termasuk orang yang diakui sebagai daiNya. Daripada kita mengaku sebagai dai/pendakwah tetapi disisi Allah tidak diakui. Naudzubillah min dzalik. Maka kita berusaha selalu istiqamah dalam usaha dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.
Dakwah itu sendiri ada 4 :
1. Dakwah Umumi
2. Dakwah Khususi
3. Dakwah Ijtimai
4. Dakwah Infirodi
Dakwah yang dilakukan ketika kita dalam bekerja, maka ini dikategorikan sebagai dakwah Infirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah infirodi ini.
Seperti sebuah mobil mempunyai 4 roda, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil ini tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat supaya dakwahnya berjalan dengan baik.
Seperti ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan, kalau kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat jaulah”.
Jaulah itu penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan itu Dakwah Ijtimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting, tetapi sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang untuk shalat berjamaah ke masjid dan mendengar penyampaian agama (Bayan).
Jadi jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi keempat metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat buah roda mobil. Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting atau roda yang belakang lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi.
Kisah Contoh 1 :
 
Kisahnya Bay Wahab kenal usaha dakwah dan jadi Amir Pakistan. Beliau dulu kuliah di Amerika ketika pulang kampung ke India dan beliau kena tasykil dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Karena gairah agama yang begitu tinggi sudah masuk kedalam hatinya, maka Bay Wahab mengatakan saya mau menghafal Al Qur’an di pesantren ini. Maulana Yusuf setuju dengan pendapat ini. Tetapi ketika Bay Wahab jumpa dengan Maulana Ilyas, beliau mengatakan : “Sebaiknya kamu kuliah lagi di Amerika dan buat dakwah disana, kalau kamu tinggalkan kuliahmu, siapa lagi yang akan buat dakwah disana”.
Bay Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual rumahnya sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah, supaya terbentuk jamaah yang pertama kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay Wahab sekarang sudah banyak gereja yang berubah jadi masjid dan hampir setiap hari ada yang masuk islam. Setelah pulang dari sana Bay Wahab menghafal Al Qur’an dan alhamdulillah beliau adalah seorang hafidz.
Kisah Contoh 2 :
Satu orang Profesor, masyaikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jord pelajar waktu di Kebun Jeruk. Waktu saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah pohon dikampus karena tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi 50% muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah pohon itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggil dia dan teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada mereka untuk buat program taklim dan shalat berjamaah.
Bukan main senangnya mereka karena mendapat fasilitas dari kampus. Didalam ruangan itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi setiap hari mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali. Itulah yang mereka lakukan setiap hari sampai tammat dari kampus tersebut.
Setelah saya tamat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya, dan inilah sebenarnya dakwah yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi suasana dakwah malah kami yang terdakwah setiap hari menurunkan salib dan memajangnya kembali. Rektor mereka itu rupanya seorang misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka.
Jadi, buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja dan berdakwahlah sesuai dengan profesi dan kemampuan kita.
Jadi, jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang berbeda ketika buat dakwah infirodi dalam suasana pekerjaannya yang penting jangan lupa meluangkan waktu dakwah ijtimai setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari setiap bulan dan 40 hari atau 4 bulan setiap tahun.
Kisah Contoh 3 :
Satu orang mahasiswa hendak ambil S2 ke Jepang. Musyawarah dengan syuro Indonesia beliau tidak dikasih untuk kesana dikhawatirkan suasana dan keadaan disana mempengaruhi dia, sehingga makin jauh dari agama. Tidak puas dengan hal ini waktu masyaikh datang dia tanya akan hal ini. Masyaikh katakan silahkan berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Hasilnya, asbab dakwah yang dibuatnya disana sebuah biara telah berubah menjadi masjid.
Kisah Contoh 4 :
Satu orang dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyaikh saya ingin bercerai dengan istri saya. Masyaikh katakan sudah berapa lama menikah. Dijawab 10 tahun. Masyaikh katakan engkau harus bersabar 10 tahun untuk mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun dilakukan tetapi tidak ada juga perubahan. Musyawarah lagi dengan Masyaikh, Masyaikh katakan sekarang kamu setiap hari antar jemput istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap hari antar jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap hari menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil bagian dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di Pakistan.

Kisah Contoh 5 :

Rotor; Musik Metal, & Dakwah Islam Non Komersial


                           rotor Rotor; Musik Metal, & Dakwah Islam Non Komersial

SIAPA mengira bahwa di balik gamis putih, dan sorban tebal yang selalu melilit di kepala pria yang selalu berjalan dengan gagah ke masjid setiap lima kali sehari ini adalah seorang Raja Metal Indonesia. Ia bahkan pernah membuat serangkaian sensasi dan langkah fenomenal dalam kancah musik metal nasional.

Dialah Irfan Sembiring yang kini seluruh waktunya digunakan untuk mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Baginya, masjid adalah rumah, sehari-hari Irfan berada di rumah Allah tersebut meski bukan pada waktu-waktu sholat. Beberapa tahun silam, saya sering menginap di rumah teman di Cinere, Selatan Jakarta, yang kebetulan dekat dengan rumah Irfan di Komplek AL. Saat itulah saya berkesempatan untuk dekat dengan idola saya semasa duduk di bangku SMP ini.
Kalau lagi tidak keliling dunia untuk berdakwah, di Jakarta, ia biasa nongkrong di Masjid Imam Bonjol, atau Masjid Al-Ittihad di dekat Cinere Mall. Kerjaannya kalau nggak Ibadah, dzikir qalbi, dakwah, dan nongkrong. Kalau nongkrong pun obrolannya nggak bakal jauh dari keagungan Allah, meski sesekali diselingi dengan ngobrol musik, terutama musik rock. “Orang Islam itu kalo di Masjid ibarat ikan dalam air,” ujarnya berkali-kali kepada saya yang pendosa ini.
                             302535 2268889795945 1575006160 n 284x300 Rotor; Musik Metal, & Dakwah Islam Non Komersial
Pria kelahiran Surabaya, 2 Maret 1970 ini kerap keliling untuk berdakwah dari masjid ke masjid bersama jamaah yang yang bermarkas di Masjid Jami Kebun Jeruk (Jakarta Pusat) ini. Wajah Irfan yang bersinar, memang jauh berbeda dengan keadaannya 20 tahun silam. Sewaktu bandnya, Rotor masih berjaya, hidupnya memang urakan dan tidak pernah nongkrong di rumah Allah.
Baiklah, kini kita mundur ke belakang, siapakah Irfan Sembiring itu? Dia adalah seorang pionir thrash metal, pendiri band Rotor yang sangat disegani di era 90-an. Dan yang patut dicatat, Rotor adalah band thrash metal Indonesia yang pertama kali masuk dapur rekaman. Saat itu merekam lagu tidak semudah/semurah sekarang.
Sebelum Rotor berdiri, pada akhir era 80-an, Irfan bermain untuk Sucker Head, yang juga mengusung thrash metal. Rotor sendiri di bentuk tahun 1992 setelah Irfan merasa konsep musik Sucker Head masih kurang ekstrem baginya. Nama Rotor digunakan karena sesuai dengan musik yang dimainkannya, yaitu cepat bak baling-baling pesawat.
Sebelum memiliki album, dan memainkan lagu sendiri, Rotor masih bermain lagu Sepultura, dedengkot metal asal Brazil. Adalah Judapran yang kemudian bergabung dengan Rotor, setelah ditinggal dua personil sebelumnya. Bersama Juda (Bass) dan Bakkar Bufthaim (Drums), Irfan menggarap rekaman live di studio One Feel dengan cara purba alias tradisional. Hanya dengan dua track, left-right, yang isinya gitar dan drum, tanpa vocalnya, dan bermodal kaset demo itulah, Irfan menyodorkan konsep musiknya ke label-label rekaman besar dan hasilnya tentu saja gagal! Musik yang dimainkan Rotor masih dianggap ekstra-ekstrim zaman itu.
Irfan pun tidak lantas putus asa. Hasil pergumulannya dengan rockstar papan atas ibukota seperti Slank, (alm) Andy Liany dan sebagainya, dan bermodal gitar dan ampli kecil, Irfan hidup nomaden dari satu studio ke studio lainnya. Ia ikut menggarap rekaman Anggun C. Sasmi, ikut membantu Anang (yang saat itu belum pacaran sama Krisdayanti, apalagi dipanggil Pipi), bahkan membantu rekaman Ita Purnamasari.
Di awal 1992 Irfan berkenalan dengan bos label rekaman AIRO, yang juga adik kandung Setiawan Djody. Hasil rekaman cara purba itu diputar di depan bos Airo records. Karena tanpa vokal, Irfan bernyanyi metal ala karaoke di depan bos Airo yang bernama Seno itu. Babak awak perjalanan Rotor bisa dibilang di tahun 1993. Ketika itu pula mereka dipercaya untuk membuka konser Metallica di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Meski konsernya bisa dibilang spektakuler, namun puluhan orang meninggal dunia dan puluhan mobil dibakar.
Saat konser tersebut, saya masih SD dan belum doyan metal. Saya kebetulan lewat Stadion Lebak Bulus setelah pulang dari Depok bersama keluarga. Masih lihat bagaimana dentuman soundsystem yang terdengar hingga Pondok Indah bahkan Kebayoran, dan kebulan asap dari kejauhan akibat kerusuhan.
Saat itu Metallica sedang mengadakan tur dan di Indonesia lah satu-satunya negara yang ada band pembukanya. Maka bisa dibilang Rotor lah satu-satunya band pembuka tur Metallica di awal dekade 90-an tersebut. Di konser ini Rotor juga diperkuat oleh Jodie sebagai vokalis.
Album pertama Rotor berjudul Behind The 8th Ball kemudian dirilis, dan disusul dengan babak baru perjalanan Rotor dengan hijrahnya Irfan, Jodie dan Judha ke Los Angeles, Amerika Serikat. Di kota ini mereka coba mengadu nasib dengan harapan bisa mengikuti jejak Sepultura, yang sukses menembus Amerika. Perlu dicatat juga, Rudy Soedjarwo, sutradara film ‘Ada Apa Dengan Cinta’ inilah yang sempat menjadi drummer Rotor selama di Amerika.
Di Amrik, persaingan menjadi musisi Metal sangat ketat, sulit untuk mendapatkan job manggung dan sebagainya jika tidak ada agency. Di Amerika, personil Rotor yang lain sering keluyuran dari satu pub malam ke pub malam yang lain, termasuk nongkrong di pub Rainbow, tempat nongkrongnya artis-artis porno Amerika.
Karena kondisi keuangan dan musik mental yang melemah, para personel Rotor kemudian banting stir untuk bisa bertahan hidup di negeri orang dengan cara mereka masing-masing. Jodie ke San Fracisco, dan Judha ke Alabama untuk bekerja di pabrik pengolahan ayam. Sedangkan Irfan bertahan di Los Angeles.
Babak selanjutnya adalah kembalinya Rotor ke tanah air dengan membuang mimpi menjadi superstar setelah menaklukan Amerika. Jodie kemudian memutuskan hengkang dari Rotor dan membentuk Getah. Tahun 1995 Rotor merilis ‘Eleven Key’ dan tahun selanjutnya album ‘New Blood’ dirilis. Tahun 1997, Irfan mendirikan label Rotorcorp dan bersama Krisna Sadrach (Sucker Head) menjadi produser album Metalik Klinik yang legendaris tersebut. Setelah menelurkan tiga album dengan genre musik yang berbeda, tahun 1998 sang basis, Judhapran meninggal dunia karena berlebihan dalam mengonsumsi narkotika, disusul dengan kematian Jodie yang saat itu adalah istri dari aktris Ayu Ashari.
Babak baru kehidupan seorang Irfan Rotor pun dimulai kembali, penghujung tahun 1999, bersama beberapa band produksi Rotorcorp ia sudah lima kali lolos dari pembantaian maut yang hampir merenggut nyawanya. Peristiwa tersebut terjadi di bagian timur pulau Jawa yang sedang hangat-hangatnya terjadi pembantaian dukun santet oleh gerombolan ninja.
Lima kali lolos dari upaya pembunuhan menurut Irfan pastilah mukjizat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semenjak itulah ia bersumpah untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mendedikasikan hidupnya dengan berdakwah Islamiah non komersil.
Mengapa saya sebut non komersil, karena ketika berdakwah, Irfan dan rombongannya tidak membicarakan dan menyentuh empat hal, yaitu politik praktis dalam dan luar negeri, perbedaan pendapat antara beberapa mahdzab dalam Islam, dan sumbangan. Bahkan ketika berdakwah, ia menyisihkan uangnya untuk ongkos sendiri dalam berpergian.
Dalam belajar agama Islam, Irfan pun tidak tanggung-tanggung. Ia berguru di sejumlah pesantren dalam negeri hingga luar negeri, beberapa negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Afrika Selatan, Jepang, India, Pakistan, Bangladesh, Amerika Serikat, dan lainnya telah dikunjunginya dalam rangka belajar dan mendakwahkan agama. Selain Irfan, beberapa Rockstar yang juga kerap itikaf di antaranya (Alm) Gito Rollies, Edi Kemput (Ex- Gitaris Grassrock), Henky Tornado (mantan foto model), Tabah Panemuan (pemain sinetron), Lukman (Gitaris- Peterpan—sekarang Noah), Ivanka (Bassis- Slank), Sakti (Ex-Gitaris Sheila On 7), dan banyak musisi underground yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu di sini
Pada 2010 lalu, setelah 13 tahun vakum dari kancah musik metal, Irfan ‘Rotor’ Sembiring kembali menggarap sebuah project bernama IRS, dan sudah merilis beberapa buah lagu yang syairnya merupakan adaptasi dari Kitab Al Quran. Silakan cek ‘Infidels – Divine Support – The Flame’ judul lagu baru Rotor yang juga terdapat dalam CD album kompilasi band Jakarta ‘Born To Fight’. [sumber: Riezky Andhika Pradana, tribunerockers]


Jadi buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita.
Insya Allah semua bersedia ..........



Tidak ada komentar:

Posting Komentar