Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda: “Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan oleh
Allah dari api neraka yaitu golongan yang berperang di India dan golongan yang
berkumpul bersama Nabi Isa ‘alaihis salam” (Riwayat Imam Nasai dan Ahmad)
Hadis ini saya ambil dari buku ‘Nuzuulu Isa Ibn maryama Aakhiraz Zaman’,
karangan Imam As-Suyuthi. Lengkap hadisnya sebagaimana yang dikeluarkan oleh
Allamah Ali Al-Qari di dalam kitab Al-Marqaah 5:658 di dalam sebuah hadis yang
panjang dari Ali Zainul Abidin bin Husain rahmatullah ‘alaih bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya : “Bergembiralah
! bergembiralah ! Sesungguhnya perumpamaan ummatku seperti hujan, tiada
diketahui yang mana satu lebih baik, yang mulanya atau yang penghabisannya,
atau seperti sebuah kebun yang luas , yang dapat memberi makan kepada segolongan
manusia buat setahun. Kemudiannya kepada golongan yang lain buat setahun. Semoga
golongan yang terakhir itulah yang akan memperolehi bagian yang paling banyak,
yang paling baik dan yang paling bagus dari kebun itu. Bagaimana bisa binasa
sesuatu ummat sedangkan aku yang menjadi permulaannya, Al-Mahdi menjadi pertengahannya
dan (Isa) Al –Masih menjadi penghujungnya. Namun di dalam antara masa-masa itu
memang ada masa-masa yang ‘bengkok’. Mereka yang terlibat di dalamnya tidak
tergolong sebagai ummatku. Dan aku pun tidak tergolong dari mereka”
URAIAN
Bila kita lihat terjemahan hadits di atas Syeikh Ahmad Semait, Mufti
Singapura menterjemahkan perkataan ‘Jihad’ dengan ‘ berperang’. Namun ulama
terkenal Indonesia , H.Salim Bahreisy mengekalkan terjemahannya dengan
‘berjihad’ yang boleh difahami dengan ‘perang’ dan juga ‘dakwah’. Jika
dikekalkan ‘Jihad’ dengan perkataan ‘berperang’ sekali pun pasti dan pasti
kaedah berperang yang akan dilaksanakan ketika itu adalah mengikut tertib Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yaitu di dahului dengan ‘Dakwah’ (sebagaimana yang pernah
kita terangkan di sini ), jika sekiranya ‘dakwah’ tidak diterima maka harus
membayar ‘Jizyah’. Dan jika ‘jizyah’ tidak diterima maka barulah akan berlaku ‘
Perang’ (Qital). Maka ‘dakwah’ mengambil tempat yang utama, sebelum mengamnil
suatu tindakan kepada orang kafir.
Sebaliknya jika kita mengnunakan terjemahan ‘berjihad’ dengan
diistilahkan sebagai 'berdakwah’. Maka lengkap hadits itu bunyinya begini :
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda : “Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan
oleh Allah dari api neraka yaitu golongan yang ‘berdakwah” di India dan golongan
yang berkumpul bersama Nabi Isa ‘alaihis salam”” (Riwayat Imam Nasai dan
Ahmad)
Targhib
Jadi jika Jemaah Tabligh membuat ‘tasykil’ (mengajak) berdakwah ke
India, Pakistan dan Bangladesh, maka jangan langsung kita mengatakan tidak
berkait dengan hadits atau pun mengatakan ta’asub dengan India karena perbuatan
tersebut bertsabit (berdasarkan) dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Perlu diingatkan bahwa asal ketiga negara itu (India, Pakistan
dan Bangladesh) pada asalnya adalah ‘Benua India’ atau ‘Hind’. Hanya setelah
dijajah oleh Inggris kemudian dipecah menjadi tiga negara. Wallahu’alam
Maulana Muhammad Ilyas Al Kandahlawi
Insya Allah ! Siap sedia 4bulan IPB. Insya Allah daftar
nama.