Pages

Rabu, 08 Agustus 2012

38. ANCAMAN MENINGGALKAN DAKWAH JIHAD FISABILILLAH

Ancaman Terhadap Orang yang Menyibukkan Diri dengan Pertanian Dan Meninggalkan Jihad

Pengingkaran Umar terhadap ‘Abdullah al-‘Ansi
Imam Ibnu ‘Aidz meriwayatkan dalam kitab al-Maghazi, dari Yazid bin Abu Habib, dia berkata: Telah sampai berita kepada Umar bin al-Khaththab bahwa ‘Abdullah bin al-Hurr al-‘Ansi ra. Bertanam dinegri Syam. Maka Umar membolehkan kaum Muslimin untuk merampas tanamannya dan berkata, “Kamu sengaja pergi menuju kehinaan dan kerendahan yang ada di leher-leher para pembesar, lalu kamu meletakkannya di lehermu.”
Demikian tercantum dalam kitab al- Ishabah (juz. 3 hal.88).
Pengingkaran ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash terhadap seorang laki-laki yang meninggalkan jihad
Imam Abu Nu’aim meriwayatkan dalam al-Hilyah (juz. 1 hal. 191) dari Yahya bin Abu ‘Amr asy-Syaibani, dia berkata: Sekelompok penduduk Yaman melewati ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash ra. Mereka berkata padanya, “Apa pendapatmu tentang seorang laki-laki yang masuk Islam dan bagus keislamannya, berhijrahdan bagus hijrahnya, berjihad dan bagus jihadnya, lalu dia kembali kepadaku dua orang tuanya di Yaman, dan berbakti serta mengasihi keduanya?”  Tanya ‘Abdullah, “Pendapat kalian sendiri bagaimana?” Mereka berkata, “Kami berpendapat bahwa dia telah murtad. Kata ‘Abdullah, “tidak, bahkan dia ada dalam surga. Akan tetapi aku akan memberitahu kalian mengenai orang yang murtad, yaitu: seorang yang masuk Islam dan bagus keislamannya, berhijrah dan bagus hijrahnya, berjihad dan bagus jihadnya, lalu dia pergi ke sawah seorang dari suku Nabath dan mengambil sawahnya sekaligus dengan kewajiban upeti dan rizq atas tanah tersebut.Kemudian dia begitu perhatian terhadap sawah tersebut, menggarapnya, dan meninggalkan jihad. Itulah orang yang telah murtad.


Bertindak dalam Jihad di Jalan Allah
Imam Muslim meriwayatkan (juz 2 hal. 137) dari Abu Mas’ud al-Ansari ra., katanya: Seorang lelaki datang dengan membawa seekor unta yang telah dipasangi tali kekang. Ia berkata, “Ini untuk jalan Allah.” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat kamu akan mendapat tujuh ratus ekor unta karena infakmu ini. Semuanya dalam keadaan dipasangi tali kekang.”
An-Nasa’i juga meriwayatkannya; sebagaimana tersebut dalam Jam’ul Fawa’id (juz 2 hal. 3).
Imam Ahmad meriwayatkan –sedang para rawinya adalah rawi-rawi sahih- dari ‘Abdullah bin ash-Shamit, katanya: Aku pernah bersama Abu Dzarr ra. Saat itu bagiannya dari Baitul Mal telah turun, dan dia bersama seorang budak perempuannya. Kemudian budak perempuan itu membelikan semua kebutuhannya. Masih tersisa tujuh dirham uang emas atau perak, dan dia menyuruh budak itu agar menukarkannya dengan uang receh. Aku berkata kepadanya, “Sebaiknya engkau menundanya guna suatu keperluan yang mungkin akan muncul, atau tamu yang mungkin menginap dirumahmu.” Dia berkata, “Sesungguhnya kekasihku (Rasulullah saw.) telah mengambil janji dariku: “Semua emas dan perak yang disimpan, itu adalah bahan bara api neraka untuk pemiliknya,sehingga dia menghabiskannya dijalan Allah ‘Azza Wa Jalla.”
Menurut riwayat Ahmad dan juga ath-Thabarani –dan ini adalah lafal ath-Thabarani-: “Barang siapa menyimpan emas atau perak dan tidak membelanjakannya dijalan Allah, maka itu akan menjadi bara api pada hari kiamat, yang akan disetrikakan kepadanya.”
Demikian tercantum dalam kitab at-Targhib (juz 2, hal. 178).
Imam ath-Thabarani meriwayatkan dalam al-Ausath, dari Qais bin Sala’ al-Anshari ra., bahwa para saudara lelakinya mengadukan dirinya kepada Rasulullah saw. dengan berkata, “Sesungguhnya dia memubazirkan hartanya dan bermewah-mewah dengannya.” Aku berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah! Aku mengambil bagianku berupa buah kurma lalu aku menginfakkannya di jalan Allah dan kepada orang yang menemaniku.” Maka Rasulullah saw. menepuk dadanya seraya bersabda, “Infakkanlah dan Allah akan berinfak untukmu.” Perkataan itu beliau ucapkan tiga kali. Setelah itu aku pun keluar di jalan Allah menunggangi seekor unta yang kuat, dan akulah yang paling banyak dan paling mudah berinfak di antara anggota keluargaku pada hari itu.
Demikian tercantum dalam kitab at-Targhib (juz 2, hal. 173).
Ibnu Mandah juga meriwayatkan hadis tersebut. Dalam riwayat al-Bukhari dari jalur ini, ia diriwayatkan dengan ringkas; sebagaimana tersebut dalam al-Ishabah (juz 3, hal. 250)
Pahala infak saat berjihad
Imam at-Thabarani meriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra., katanya: Rasulullah saw. bersabda, “ Beruntunglah orang yang memperbanyak berzikir kepada Allah Ta’ala saat berjihad di jalan Allah. Karena untuk setiap kalimat yang diucapkannya, ia akan mendapatkan pahala tujuh puluh ribu kebajikan. Setiap kebajikan akan dilipatkan sepuluh kali, disertai dengan tambahan yang ada di sisi Allah.” Ditanyakan kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah! Bagaimana kalau infak?” Jawab beliau, “Infak mendapat pahala seperti itu juga.” Abdurrahman berkata: Aku berkata kepada Mu’adz ra., “Sesungguhnya infak akan digandakan tujuh ratus kali lipat.” Maka Mu’adz berkata, “Amat rendah kepahamanmu! Sesungguhnya itu adalah ganjaran untuk orang yang berinfak, sedangkan mereka tinggal di tengah keluarga mereka tanpa turut berperang. Apabila mereka keluar dan berinfak, dari perbendaharaan rahmat-Nya, Allah akan memberikan ganjaran yang tidak  diketahui oleh para hamba-Nya dan tidak bisa diungkapkan mereka. Mereka itulah golongan Allah dan golongan Allahlah yang akan menang.”
Al-Haitsami berkata (juz 5, hal. 285): Dalam sanadnya terdapat seorang laki-laki yang tidak disebut namanya. Selesai.
Al-Qazwini telah meriwayatkan secara majhul dan mursal sebagaimana tercantum dalam Jam’ul Fawa’id (juz 2, hal.3), dari al-Hasan, dari ‘Ali Abu ad-Darda’, Abu Hurairah, Abu Umamah, Ibnu ‘Amr bin-‘Ash, Jabir dan ‘Imran Bin Hushain ra., kesemua sahabat tersebut meriwayatkannya dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda, “Barang siapa mengirim infak di jalan Allah dan tinggal di rumahnya, maka untuk setiap dirhamnya dia akan mendapat tujuh ratus dirham. Barang siapa yang berperang di jalan Allah dengan dirinya dan berinfak demi wajah-Nya, maka untuk setiap dirhamnya dia akan mendapat tujuh ratus ribu dirham.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Allah melipatgandakannya sesuai dengan kehendak-Nya.” Dihalaman depan telah berlalu kisah mengenai harta yang diinfakkan Abu Bakar, Umar, ‘Utsman, Thalhal, Abdurrahman bin ‘Auf, al-‘Abbas, Sa’d bin ‘Ubadah, Muhammad bin Maslamah, ‘Ashim bin ‘Adi ridhwanullah ta’ala ‘alaihim ajma’in dalam bab Hasungan Nabi saw. untuk berjihad dan menginfakkan harta. Penjelasan mengenai kisah-kisah itu dan selainnya akan datang dalam episode Infak Para Sahabat ra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar