Pages

Jumat, 31 Agustus 2012

53. KENAPA HARUS KE INDIA?


Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan oleh Allah dari api neraka yaitu golongan yang berperang di India dan golongan yang berkumpul bersama Nabi Isa ‘alaihis salam” (Riwayat Imam Nasai dan Ahmad)
Hadis ini saya ambil dari buku ‘Nuzuulu Isa Ibn maryama Aakhiraz Zaman’, karangan Imam As-Suyuthi. Lengkap hadisnya sebagaimana yang dikeluarkan oleh Allamah Ali Al-Qari di dalam kitab Al-Marqaah 5:658 di dalam sebuah hadis yang panjang dari Ali Zainul Abidin bin Husain rahmatullah ‘alaih bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya : “Bergembiralah ! bergembiralah ! Sesungguhnya perumpamaan ummatku seperti hujan, tiada diketahui yang mana satu lebih baik, yang mulanya atau yang penghabisannya, atau seperti sebuah kebun yang luas , yang dapat memberi makan kepada segolongan manusia buat setahun. Kemudiannya kepada golongan yang lain buat setahun. Semoga golongan yang terakhir itulah yang akan memperolehi bagian yang paling banyak, yang paling baik dan yang paling bagus dari kebun itu. Bagaimana bisa binasa sesuatu ummat sedangkan aku yang menjadi permulaannya, Al-Mahdi menjadi pertengahannya dan (Isa) Al –Masih menjadi penghujungnya. Namun di dalam antara masa-masa itu memang ada masa-masa yang ‘bengkok’. Mereka yang terlibat di dalamnya tidak tergolong sebagai ummatku. Dan aku pun tidak tergolong dari mereka”

URAIAN
Bila kita lihat terjemahan hadits di atas Syeikh Ahmad Semait, Mufti Singapura menterjemahkan perkataan ‘Jihad’ dengan ‘ berperang’. Namun ulama terkenal Indonesia , H.Salim Bahreisy mengekalkan terjemahannya dengan ‘berjihad’ yang boleh difahami dengan ‘perang’ dan juga ‘dakwah’. Jika dikekalkan ‘Jihad’ dengan perkataan ‘berperang’ sekali pun pasti dan pasti kaedah berperang yang akan dilaksanakan ketika itu adalah mengikut tertib Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu di dahului dengan ‘Dakwah’ (sebagaimana yang pernah kita terangkan di sini ), jika sekiranya ‘dakwah’ tidak diterima maka harus membayar ‘Jizyah’. Dan jika ‘jizyah’ tidak diterima maka barulah akan berlaku ‘ Perang’ (Qital). Maka ‘dakwah’ mengambil tempat yang utama, sebelum mengamnil suatu tindakan kepada orang kafir.
Sebaliknya jika kita mengnunakan terjemahan ‘berjihad’ dengan diistilahkan sebagai 'berdakwah’. Maka lengkap hadits itu bunyinya begini :
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan oleh Allah dari api neraka yaitu golongan yang ‘berdakwah” di India dan golongan yang berkumpul bersama Nabi Isa ‘alaihis salam”” (Riwayat Imam Nasai dan Ahmad)

Targhib
Jadi jika Jemaah Tabligh membuat ‘tasykil’ (mengajak) berdakwah ke India, Pakistan dan Bangladesh, maka jangan langsung kita mengatakan tidak berkait dengan hadits atau pun mengatakan ta’asub dengan India karena perbuatan tersebut bertsabit (berdasarkan) dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Perlu diingatkan bahwa asal ketiga negara itu (India, Pakistan dan Bangladesh) pada asalnya adalah ‘Benua India’ atau ‘Hind’. Hanya setelah dijajah oleh Inggris kemudian dipecah menjadi tiga negara. Wallahu’alam
Maulana Muhammad Ilyas Al Kandahlawi
Insya Allah ! Siap sedia 4bulan IPB. Insya Allah daftar nama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar