Pages

Rabu, 29 Agustus 2012

45. SYURGA DAN PENGHUNINYA

Abul-Laits As-Samarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: "Ya Rasullullah, dari apakah dibuat syurga itu?" Jawab  Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Dari air." Kami bertanya: "Beritakan tentang bangunan syurga." Jawab  Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya."
Kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tiga macam doa yang tidak akan tertolak: Imam (pemimpin, hakim) yang adil, dan orang puasa ketika berbuka dan orang yang teraniaya, maka doanya terangkat diatas awan, dilihat oleh Tuhan lalu berfirman: "Demi kemuliaan dan kesabaranKu, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya didalam syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkendaraan dapat berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah: Wa dhillin mamduud (Yang artinya) Dan naungan yang memanjang terus. Dan didalam syurga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia. Bacalah kamu: Falaa ta'lamuu nafsun maa ukhfia lahum min qurrati a'yunin jazzaa'an bimaa kaanu ya'maluun (Yang artinya) Maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan. Dan tempat pecut didalam syurga lebih baik dari dunia seisinya. Bacalah ayat: Faman zuhziha aninnaari wa udkhillal jannata faqad faaza (Yang artinya) Maka siapa saja yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan dalam syurga berarti dia telah beruntung."
Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: "Sesungguhnya didalam syurga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam yaitu misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan), dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjadi tawar airnya, tercantum dilehernya (seperti kalung): Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku, maka hendaklah taat kepada Tuhanku."
Mujahid berkata: "Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik, dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya dibawah itu, maka siapa yang makan sambil berdiri tidak sukar, dengan duduk juga tidak sukar, dan sambil berbaring juga tidak sukar”, kemudian membaca ayat: Wa dzullillat quthuufuhaa tadzlilaa. (Yang artinya) Dan dimudahkan buah-buahnya sehingga semudah-mudahnya. Sehingga dapat dicapai oleh orang yang berdiri maupun yang duduk dan berbaring.
Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: "Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad s.a.w. Sesungguhnya ahli syurga tiap saat bertambah elok cantiknya, sebagaimana dahulu didunia bertambah tua."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Apabila ahli syurga telah masuk ke syurga dan ahli neraka telah masuk ke neraka, maka ada seruan: Hai ahli syurga, Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu. Mereka berkata: "Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memasukkan kami kedalam syurga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya, demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat dzat Allah."
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: "Jibril datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam membawa cermin putih yang ditengahnya ada titik hitam, maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Jibril: "Apakah cermin yang putih ini?" Jawabnya: "Ini hari Jum’at dan titik hitam ini saat mustajab yang ada dihari Jum’at, telah dikurniakan untukmu dan untuk ummatmu, sehingga ummat-ummat yang sebelumnya berada dibelakangmu, yaitu Yahudi dan Nashara dan saat dihari Jum’at, jika seorang mukmin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah, atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya, pasti akan dihindarkannya, dan hari Jum’at dikalangan kami (Malaikat) dinamakan Yaumal Maziid (hari tambahan)."
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: "Apakah Yaumal Maziid itu?" Jawab Jibril: "Tuhan telah membuat lembah disyurga Jannatul  Firdaus, disana ada anak bukit dari misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jumaat disana disediakan mimbar-minbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi, dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada diduduki para siddiqin, suhada dan solihin, sedang orang-orang ahli ghurof (yang dibilik syurga) berada dibelakang mereka diatas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuji kepada Allah, lalu Allah berfirman: "Mintalah kepadaKu." Maka semua meminta (Kami mohon keridhaanMu) Jawab Allah:"Aku telah ridho kepadamu, keridhoan sehingga kamu Aku tempatkan dirumahKu dan Aku muliakan kamu." Kemudian Allah menampakkan kepada mereka sehingga mereka dapat melihat dzatNya, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jum’at karena mereka merasa bertambahnya kemuliaan dan  kehormatan mereka.
Dalam lain riwayat: Allah menyuruh kepada Malaikat: "Berikan makan kepada para waliKu.", maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semuanya, bahkan lebih lezat sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah: "Berikan minum kepada hamba-hambaKu." maka diberi minum yang dapat dirasakan kelezatannya pada tiap teguk dan ketika telah selesai maka Tuhan berfirman: "Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan kepadamu dan kini kamu boleh minta, niscaya Aku berikan permintaanmu." Jawab mereka: "Kami minta ridhoMu. kami minta ridhoMu." dua tiga kali. Dijawab oleh Allah: "Aku ridho kepadamu bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan penghormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima." Maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat dzat Allah yang Maha Mulia sekehendak Allah, maka segera mereka bersujud kepada Allah sekehendak Allah sehingga Allah menyuruh mereka: "Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadah." Maka disitu mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar bahwa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat dzat Allah yang Maha Mulia. Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah Arsy dari bukit kasturi yang putih dan ditaburkan diatas kepala mereka, diatas ubun-ubun kuda mereka, maka  apabila mereka kembali kepada isteri-isterinya terlihat bertambah indah lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka sehingga isteri-isteri mereka berkata: "Kamu kini lebih bagus dari yang biasanya."
Abul-Laits berkata: "Terbuka hijab, berarti hijab yang menutupi mereka untuk melihat-Nya. Dan arti melihat kepadaNya yaitu melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya tetapi kebanyakkan ahli ilmu mengartikan: Melihat dzat Allah tanpa perumpamaan."
Ikrimah berkata: "Ketangkasan ahli syurga bagaikan orang berumur 33 tahun lelaki dan perempuan sama-sama, sedang tingginya enam puluh hasta, setinggi nabi Adam ‘alaihis salam muda-mudi yang masih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya, memakai tujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya dimuka isterinya, demikian pula didadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya diwajah suaminya, didada dan dibetisnya, mereka tidak berludah dan tidak beringus."
Dalam lain riwayat: "Andaikan seorang wanita syurga menunjukkan tapak tangannya dari langit niscaya akan menerangi antara langit dan bumi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu berkata: "Seorang ahlil kitab datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya: "Ya Abal-Qasim, apakah kau nyatakan bahwa orang syurga itu makan dan minum?" Jawab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Ya, demi Allah yang jiwa Muhammad ada ditanganNya, seorang ahli syurga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum dan jima (bersetubuh)." Dia berkata: "Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang syurga itu bersih tidak ada kekotoran?” Jawab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Hajat seseorang itu berupa peluh yang berbau harum bagaikan kasturi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu'tah bin Sumai mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala: "Thuba lahum wa husnu ma ab." Thuba ialah pohon di syurga yang dahannya dapat menaungi tiap rumah disyurga, didalamnya berbagai macam buah dan dihinggapi burung-burung besar sehingga bila seorang ingin memakan burung dapat memanggilnya dan segera jatuh diatas meja makannya, dan dapat makan sayap yang sebelah berupa dinding dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah selesai ia terbang kembali."
Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Rombongan pertama akan masuk syurga dari ummatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang dilangit, kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak beringus, sisir rambut mereka dari emas dan wewangian mereka dari kayu gahru yang harum dan peluh mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam ‘alaihis salam enam puluh hasta."
Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ahli syurga itu muda semua, bersih, halus, tidak ada rambut kecuali di kepala, alis dan idep (dikelopak mata), sedang janggut, kumis, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam ‘alaihis salam enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa ‘alaihis salam 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata: "Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil dan makan dari kebun syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya."
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeda warna dengan yang lain, sedang jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang pertama: Salaamun alaikum bimaa shobartum, dan yang kedua: Udkhuluhaa bisalaamin aaminiin, yang ketiga : Tilkal janatullaati uurits tumuuhaa bimaa kuntum ta'maluun, yang keempat: Rufi'at ankumul ahzaana wal humum, yang kelima: Albasakum alhuli wal hulal, yang keenam Zawwajakumul huurul iin, yang ketujuh: Walakum fiihaa maa tasytahiihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fihaa khaaliduun, yang kelapan: Rafaq tumunnabiyinaa wash shiddiiqiin, yang kesembilan: Shirtum syababa laa tahromuun dan yang kesepuluh: Sakantum fii jiwaari man laa yu'dzil jiraan."
Artinya:
1.    Salaamun alaikum bimaa shobartum (Selamat sejahtera untukmu, karena kesabaran kamu)
2.  Udkhuluhaa bisalaamin aaminiin (Masuklah ke syurga dengan selamat dan aman)
3. Tilkal janatullaati uurits tumuuhaa bimaa kuntum ta'maluun, (Itulah syurga yang diwariskan kepadamu karena amal perbuatanmu)
4. Rufi'at ankumul ahzaana wal humum (Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita) 
5. Albasakum alhuli wal hulal (Kami beri kamu pakaian dan perhiasan)
6. Zawwajakumul huurul iin (Kami kawinkan kamu dengan bidadari)
7. Walakum fiihaa maa tasytahiihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fihaa khaaliduun (Untuk mu dalam syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu dan kamu kekal di dalamnya)
8. Rafaq tumunnabiyinaa wash shiddiiqiin (Kamu berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin)
9. Shirtum syababa laa tahromuun (Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya)
10. Sakantum fii jiwaari man laa yu'dzil jiraan (Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya.)
Abul-Laits berkata: "Siapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima perkara ini iaitu:
1. Menahan dari maksiat karena firman Allah subhanahu wa ta’ala : "Wa nahannafsa anil hawaa fainnal jannata hiyal ma'waa, yang artinya "Dan menahan nasfu dari maksiat (keinginan hawa nafsu) maka syurga tempatnya."
2. Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadis: "Harga syurga itu ialah tidak rakus pada dunia."
3. Rajin dengan ketaatan dan semua amal kebaikan sebab kemungkinan amal itu yang menyebabkan pengampunan dan masuk syurga seperti firman Allah subhanahu wa ta’ala : "Itu syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu."
4. Cinta pada orang-orang yang sholeh dan bergaul dengan mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis: "Perbanyaklah kawan karena tiap kawan itu ada syafa'atnya pada hari kiamat."
5. Memperbanyakkan doa dan minta masuk syurga dan husnul khotimah.
Sebagaimana ahli hikmah berkata: "Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala berarti satu kebodohan dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala berarti lemah malas dan di syurga ada masa istirahat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirahat di dunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebihan di dunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada di dunia.”
Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang: "Kamu cukup dengan itu tanpa roti?" Jawabnya: Saya jadikan makanan ini untuk syurga sedang kau jadikan untuk w.c, kau makan segala yang lezat dan akhirnya ke w.c, sedang saya makan sekedar untuk menguatkan agar taat, semoga saya sampai ke syurga."
Ibrahim bin Adham ketika masuk ketempat permandian dilarang oleh penjaganya: "Jangan masuk kecuali jika membayar uaangnya." Maka ia menangis dan berdoa: "Ya Allah, seorang untuk masuk kerumah syaitan tidak diizinkan tanpa uaang, maka bagaimana saya akan masuk ketempat para Nabi dan Siddiqin tanpa upah?"
Tersebut dalam wahyu yang diturunkan pada sebagian para Nabi itu: "hai Anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mau membeli syurga dengan harga murah." Artinya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat."
Abu Hatim berkata: "Andaikata syurga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaannya didunia, niscaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat syurga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit disamping keselamatan di neraka. Padahal kamu dapat masuk dan selamat dari neraka dengan sabar menderita satu persen dari kesukaran.
Yahya bin Mu'adz Ar Razi berkata: "Meninggalkan dunia berat tetapi meninggalkan syurga lebih berat, sedang maharnya syurga ialah meninggalkan dunia.”
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang minta kepada Allah syurga sampai tiga kali, maka syurga berdoa: "Ya Allah, masukkan ia ke syurga" dan siapa berlindung kepada Allah dari neraka tiga kali maka neraka berdoa: "Ya Allah, hindarkan ia dari neraka."
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menghindarkan kami dari neraka dan memasukkan kami ke dalam syurga. Dan andaikan didalam syurga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan niscaya itu sudah enak dan baik, maka bagaimana padahal disyurga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Di dalam syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika didunia, dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan si kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai ke syurga."
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata: "Manusia semua akan berdiri didekat neraka, kemudian mereka menyeberang diatas sirat (jembatan) diatas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang, ada yang bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti orang berlari, dan ada yang bagaikan terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan diatas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka dan sirath itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang dikanan kirinya Malaikat yang membawa bandolan, untuk  membandol (menyeret) orang-orang, maka ada yang selamat, ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur kedalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdoa: "Robbi sallim saliim" (Ya Tuhan, selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang terakhir masuk ke syurga, maka ia selamat dari sirath, terbuka baginya pintu syurga dan merasa tidak ada tempat baginya disyurga, sehingga dia berdoa: "Ya Tuhan, tempat saya disini." Jawab Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." Maka ditempatkan disitu, kemudian diperlihatkan kepadanya tempat yang lebih baik, sehingga dia merasakan kerendahan tempat yang diberikan kepadanya, lalu ia berkata: "Ya Tuhan, tempatkanlah aku disitu." Dijawab oleh Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." kemudian diperlihatkan kepadanya syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahwa tempatnya masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama sehingga ditanya: "Apakah kau tidak minta?" Jawabnya: "Saya sudah minta sehingga merasa malu." Maka firman Allah subahanhu wa ta’ala, "Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat disyurga."
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya."
Dalam hadis: "Diantara wanita-wanita didunia ini ada yang kecantikannya melebihi dari bidadari kerana amal perbuatannya ketika didunia."
Firman Allah subahanhu wa ta’ala: "Innaa ansya'naahunna insyaa'a, fija'alnaahunna abkaaraa uruban atraabal li ash haabil yamiin." yang artinya: "Kami ciptakan mereka baru dan Kami jadikan mereka tetap gadis yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya umurnya, untuk orang-orang ahlil yamin (golongan kanan)"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar