Pages

Rabu, 08 Agustus 2012

37. RASULULLAH MENOLAK MENINGGALKAN DAKWAH

Beliau saw. Menolak untuk Meninggalkan Da’wah

Ath-Thabarani dan Al-Bukhari meriwayatkan dalam at-Tarikh dari  ‘Aqil bin Abu Thalib ra., dia berkata: “Orang-orang Quraisy mendatangi Abu Thalib....” dan seterusnya, lalu dia menceritakan hadis tersebut seperti yang akan disebutkan dalam bab “Menanggung Penderitaan”. Maka Abu Thalib berkata kepada beliau: ”Hai keponakanku! Demi Allah, sejauh yang aku tahu bahwa kamu ini adalah orang yang aku patuhi. Dan kaummu telah datang kepadamu, menuduh kamu mendatangi mereka di Ka’bah dan majlis-majlis mereka,dan kamu memperdengarkan sesuatu  yang dapat menyakiti perasaan mereka. Barang kali kamu mau berpikir untuk menhentikannya.” Maka beliau mengangkat pandangannya ke ketinggian langit dan bersabda: “Demi Allah, aku tidak lebih mampu untuk meninggalkan apa yang aku diutus dengannya, dibandingkan dengan salah seorang diantara kalian yang ingin mengambil satu bara api dari matahari .” Sedang dalam riwayat al-Baihaqi disebutkan bahwa Abu Thalib brkata kepada beliau saw.: ”Hai keponakanku! Sesungguhnya kaummu telah datang kepadaku dan berkata ini dan itu.Maka kasihanilah diriku dan dirimu, dan janganlah kau bebani aku dengan sesuatu yang tak dapat dipikul olehku ataupun olehmu. Maka hentikanlah ucapanmu terhadap mereka yang tidak mereka sukai.” Maka Rasulullah saw. Mengira telah timbul satu pikiran baru dalam diri pamannya, dan menyangka dia tidak bersedia lagi menolongnya, rela menyerahkannya, dan tidak bersedia lagi untuk berdiri di pihaknya.Maka Rasulullah saw. bersabda: “Wahai pamanku, kalaulah matahari diletakkan disebelah kananku dan bulan diseblah kiriku, tiadalah akan kutinggalkan urusan ini (agama ini), sampai Allah memenangkannya atau aku hancur dalam menyiarkan agama ini.” Kemudian berlinanglah air mata rasulullah saw. dan beliau pun menangis.Lalu ‘Aqil menyebutkan hadis ini seperti yang tersebut lagi dalam bab berikutnya.
‘Abd bin Humaid menyebutkan dalam kitab Musnadnya, dari Ibnu Abu Syaibah dengan sanadnya, dari Jabir bin ‘Abdullah ra., katanya: Pada suatu hari kaum Quraisy berkumpul dan berkata: “Perhatikanlah oleh kalian, siapakah diantara kalian yang paling pandai ilmu sihir, pendukunan, dan syair.Kemudian biarkan dia mendatangi orang yang telah memecah belah persatuan kita, mencerai-beraikan urusan kita, dan mencela agama kita. Lalu biarkan dia mengajak Muhammad bicara dan memperhatikan apa jawaban Muhammad kepadanya.“sebagian mereka berkata, “Kita tidak mengetahiu siapa yang lebih pandai dalam hal ini selain ‘Utbah bin Rabi’ah.” Maka sebagian lain berkata, ”Datangilah Muhammad, hai Abu al-Walid (‘Utbah).”Lalu dia pun mendatangi beliau dan berkata, “Hai Muhammad! Kamu yang lebih baik ataukah Abdullah?”Rasulullah saw. hanya diam saja.Maka dia berkata lagi: “Kamu yang lebih baik, ataukah Abdul Muththalib?”Rasulullah saw. pun diam saja, sehingga dia berkata, “bila kamu mengakui bahwa mereka itu lebih baik dari pada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu telah menyembah tuhan-tuhan yang kamu caci maki itu.Bila kamu mengaku bahwa kamu lebih baik dari pada mereka, maka bicaralah sampai kami mendengarkan ucapanmu.sesungguhnya kami-demi Allah-tidak melihat seorang anak yang dicintai oleh kedua orang tua dan kaumnya, yang lebih mendatangkan kesialan kepada kaumnya dari pada kamu.Kamu telah memecah belah persatuan kami,mencerai-beraikan urusan kami, mencela agama kami, dan mencemarkan nama kami di antara orang-orang Arab, sampai tersiar kabar di tengah mereka bahwa diantara suku Quraisy ada seorang tukang sihir, dan bahwa di antara suku Quraisy ada seorang juru amal.Demi Allah, kami tidak menantikan kecuali suara yang sangat keras di saat musibah, di mana sebagian kami berdiri di hadapan sebagian lainnya dengan membawa pedang sampai saling membinasakan.Hai pendekar! Bila terdapat kemiskinan pada dirimu, niscaya kami akan mengumpulkan harta bagimu sampai kamu menjadi orang yang paling kaya di antara suku Quraisy. Bila kamu hanya ingin kawin, maka pilihlah wanita-wanita Quraisy yang kamu kehendaki, niscaya kami akan akan mengawinkan kamu dengansepuluh orang diantara mereka.”Jawab Rasulullah., “Kamu sudah selesai?” Dia menjawab “Ya”.Lalu Rasulullah saw. membaca: “Bismillahirrahmanirraahim.Haa Miim.Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. –sampai pada firman-Nya – jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan kaum Tsamud.Kemudian ‘Utbah berkata, “Cukup! Apakah masih ada selain itu?”Beliau menjawab “Tidak.” Kemudian dia kembali kepada kaum Quraisy dan mereka bertanya,”Kabar apa yang kamu bawa?” Jawab ‘Utbah, “Aku tidak meninggalkan sedikit pun apa yang ingin kalian katakan kepadanya, melainkan telah kukatakan kepadanya semua.” Tanya mereka, ”Apakah dia menjawabmu?” ‘Utbah menjawab, ”Ya.” Lalu dia melanjutkan,”Tidak, demi Dzat yang telah menegakkan Ka’bah, aku tidak mengerti sedikit pun apa yang dia katakan selain dia itu memperingatkan kalian tentang adanya petir seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan Tsamud.”Mereka serentak berkata, “Celaka kamu, orang itu berbicara kepadamu dengan bahasa Arab dan kamu tiak mengerti apa yang dikatakannya!” Utbah menjawab, “tidak, demi Allah aku tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakannya selain masalah petir itu.”         
Al-Baihaqi dan lainnya telah meriwayatkan hadis tersebut dari al-Hakim dengan tambahan: “Bila kamu menginginkan kekuasaan, maka kami akan mengingatkan liwa’-liwa’ kami untukmu, sehingga kamu menjadi pemimpin selama hidupmu.” Dan menurut riwayat al-Baihaqi, bahwa ketika beliau membaca: “Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan kaum Tsamud, maka ‘Utbah memegang mulut beliau dan meminta beliau dengan hak kekerabatan agar beliau berhenti. ‘Utbah pun tidak kembali kepada keluarganya dan dia menyembunyikan diri dari mereka.Maka Abu Jahl berkata: “Demi Allah, hai sekalian orang Quraisy! Kami tidak berpendapat mengenai diri ‘Utbah selain dia telah condong kepada Muhammad dan masuk Islam.Dan makanan Muhammad telah membuatnya senang dan ridha.Dan itu tidak terjadi melainkan karena kemiskinan yang menimpanya.Karena itu, pergilah kalian bersama kami kerumahnya. “ Selanjutnya mereka mendatanginya, lalu Abu Jahl berkata, “Demi Allah, hai ‘Utbah! Kami tidak datang melainkan karena kamu telah condong kepada Muhammad dan masuk agamanya. Urusannya telah membuat kamu senang dan ridha. Bila kamu memang miskin, maka kami akan mengumpulkan harta kami untuk kamu sehingga bisa membuatmu merasa cukup dari makanan Muhammad.” Maka ‘Utbah pun marah dan bersumpah dengan nama Allah tidak akan berbicara dengan Muhammad selamanya dan berkata, “Sungguh kalian mengetahui bahwa aku termasuk  di antara orang Quraisy yang paling banyak harta.Akan tetapi aku datang kepadanya -lalu dia menceritakan kisahnya kepada mereka, sampai pada- kemudian Muhammad menjawabku dengan sesuatu yang bukan merupakan sihir, syair, atau mantra. Dia membaca: “Bismillahirrahmanirrahim. Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. –sampai pada – Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan kaum Tsamud.” Maka aku tutup mulutnya dan aku memintanya dengan hak kekerabatan agar dia berhenti. Kalian tahu bahwa Muhammad bila berbicara tak pernah berdusta, sehingga aku khawatir bila turun siksaan kepada kalian.”
Demikian tersebut dalam kitab al-Bidayah (3/26).Abu Ya’la meriwayatkan hadis tersebut dari Jabir ra. Seperti hadis ‘Abd bin humaid.Abu Nu’aim menyebutkannya dalam kitab ad-Dalail (hal.75) semisal itu, dan al-Haitsami berkata (juz.6, hal.20): dalam sanadnya terdapat al-Ajlah al-Kindi. Dia dikuatkan oleh Ibnu Ma’in dan lainnya, tetapi an-Nasa’i dan lainnya men-dha’if-kannya. Sedang rawi-rawi lainnya kuat (dapat dipercaya).

Abu Nu’aim meriwayatkan dalam Dala’il an-nubuwwah (hal.76) meriwayatkan dari Ibnu Umar ra., bahwa orang-orang Quraisy berkumpul dengan Rasulullah saw. tengah duduk dimasjid.Maka ‘Utbah berkata kepada mereka, “Biarkanlah aku yang akan menghadapnya dan mengajaknya bicara.Barang kali aku terasa lebih akrab daripada kalian.” ‘Utbah pun bangkit dan duduk disamping beliau, lalu berkata, “Hai keponakanku, aku lihat kamu ini berasal dari kaum yang paling terhomat dan mempunyai kedudukan paling mulia disisi kami, namun kamu telah memasukkan kepada kaummu sesuatu yang tidak pernah dimasukkan oleh seorang pun kepadakaumnya.Bila kamu dengan cerita (agama) yang kamu bawa itu ingin mendapatkan harta, maka itu adalah hakmu dan wajib atas kaummu untuk mengumpulkan harta bagimu sehingga kamu menjadi orang yang paling banyak hartanya diantara kami.Dan bila kamu menginginkan kehormatan, niscaya kami akan menghormatimu sehingga tidak ada seorang pun di antara kaummu yang lebih terhormat daripada kamu, dan kami tidak akan memutuskan satu urusan pun tanpa kamu.Namun bila ini semua disebabkan jin yang mengganggumu dan kamu tidak mampu melepaskan diri darinya, maka kami akan mengumpulkan harta simpanan kami untukmu sampai kami diberi kesempatan untuk mencarikan obat penyakit itu. Dan jika kamu ingin jadi raja maka kami akan menjadikan kamu sebagai raja.” Maka Rasulullah saw. menjawab, Apakah kamu sudah selesai, hai Abu Al-walid?” Jawabnya “Ya.” Selanjutnya Rasulullah saw. membacakan kepadanya surat Haa-Miim as-sajdah, sampai pada ayat sajdah, maka Rasulullah saw. bersujud, sedangkan ‘Utbah meletakkan tangannya di belakang punggungnya, sampai beliau selesai membaca. Kemudian ‘Utbah berdiri dan tidak tahu jawaban apa yang akan dia bawa kepada majlis kaumnya. Ketika mereka melihat kedatangan ‘Utbah, mereka berkata, “Dia kembali kepada kalian dengan wajah yang berbeda dengan saat dia pergi dari sisi kalian.” Setelah duduk di dekat mereka, ‘Utbah berkata, “Hai sekalian orang Quraisy! Taatlah kalian kepadaku hari ini, sesudah itu kalian boleh menentangku. Tinggalkanlah laki-laki itu dan jauhilah dia. Demi Allah, Muhammad tidak akan meninggalkan agamanya itu. Biarkanlah apa yang terjadi antara dia dan suku-suku Arab. Kelak bila dia mengalahkan mereka, maka itu akan menjadi kemuliaannya dan kemuliaan kalian, sekaligus kehormatannya dan kehormatan kalian. Tetapi bila mereka dapat mengalahkannya, berarti kalian telah dijaga darinya melalui tangan orang lain.” Mereka pun berkata, ”Engkau telah condong kepada Muhammad dan masuk agamanya, hai Abu al-Walid.” Demikian disebutkan oleh Ibnu Ishaq secara lengkap seperti disebutkan dalam kitab al-Bidayah (juz. 3 hal. 63), dan al-Baihaqi juga meriwayatkannya dengan singkat dari hadis Ibnu Umar. Ibnu Katsir berkata dalam kitab al-Bidayah (juz. 3 hal. 64): “Hadis ini gharib sekali dari sanadnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar