Pages

Jumat, 16 November 2012

82. KENAPA KITA HARUS DAKWAH? 4



BUAH DARI DAKWAH ADALAH HIDAYAH
 http://islamicwallpaper.us/wp-content/uploads/2011/09/kaligrafi-cinta-allah-1024x819.jpg
Keadaan Islam pada Akhir Zaman. 
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,: 
يأتي على الناس زمان لا يبقى فيما يبقى من الإسلام إلا اسمه, ولا من القرآن إلا رسمه, مساجدهم عامرة وهي خرابٌ من الهدى, علماؤهم شر من تحت أديم السماء, من عندهم تخرج الفتنة وفيهم تعود
“Akan datang pada manusia suatu masa, di mana tidak tinggal  daripada Islam itu kecuali hanya namanya saja, tidak tinggal daripada Al Quran itu kecuali hanya tulisannya saja. Masjid-masjid mereka indah-indah, tetapi ia kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah (naungan) langit. Dari merekalah keluarnya fitnah, dan kepada merekalah fitnah itu akan kembali”. (Hadis riwayat Al Baihaqi)
Islam Kembali Jaya kalau Ummat Islam Buat Kerja Dakwah
Islam akan mulia kalau buat kerja. Apa kerjanya? Yaitu mendakwahkan agama: 
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ 
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran : 110).
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104) 
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat : 33) 
Mengajak manusia mentaati perintah Allah. Kerja dakwah ini lah yang membuat manusia mulia disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai mana mulianya para nabi, begitu jugalah Allah subhanahu wa ta’ala muliakan ummat ini karena buat kerja kenabian.  Ini merupakan kerja Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya sampai hari kiamat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf : 108)
Hindun didepan ka’bah telah bersumpah “Walaupun seluruh penduduk Mekkah masuk Islam, saya tidak akan masuk Islam. Berkat usaha dakwah para sahabat dengan sungguh-sungguh Hindun pun masuk Islam. Satu orang sahabat berdoa didepan ka’bah. Ya Allah, Engkau berilah hidayah buat orang yang suka maupun tak suka. Setelah Hindun masuk Islam. Dia ditanya tentang sumpahnya, Hindun mengatakan “Aku bukan masuk Islam tapi Islamlah yang masuk kedalam hatiku”
Hari ini kita sudah beragama Islam, tetapi kita sendiri yang mengatur Islam, bukan Islam yang mengatur saya. Buat amalan yang cocok dengan nafsu kalau tidak cocok ditinggalkan. Tapi kalau Islam yang masuk kedalam hati, cocok tak cocok bagaimana saya berbuat apa saja mengikuti apa yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Kerena seluruh ajaran Islam merupakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Semua perintah Allah adalah besar, karena akan mendatangkan keridhoanNya.
·     Gimanalah pak, saya ini sibuk sekali….capek sekali….ngantuk sekali….saya rugi kalau saya shalat lalu meninggalkan pekerjaan….saya lagi kerja keras karena pekerjaan belum selesai, kalau saya shalat pekerjaan nggak selesai……saya ngantuk mau istirahat, karena seharian saya bekerja, kalau saya shalat akan mengurangi masa istirahat saya, dan sebagainya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha : 132)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنٍ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun dan pukullah mereka bila enggan melakukannya ketika telah berusia sepuluh tahun serta pisahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dari hadits Abdullah ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, shahih)
·     Gimanalah pak, saya ini ada penyakit maag, jadi saya tak bisalah puasa. Kalau ditanya nafsu “Memang cocok tak puasa” tapi ini perintah Allah cocok tak cocok harus diamalkan. 
Melawan hawa nafsu adalah syarat untuk mendapat pimpinan Allah. Firman Allah:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad (berjuang melawan hawa nafsu) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut : 69)
Kepentingan melawan hawa nafsu ini ditegaskan lagi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerusi sabdanya: “Tidak beriman salah seorang antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” Baginda juga bersabda: “Seorang mujahid (iaitu seorang yang berjihad) ialah dia yang melawan hawa nafsunya karena Allah.”
Mujahadah bermaksud berusaha untuk melawan dan menundukkan kehendak hawa nafsu. Istilah “mujahadah” berasal daripada kata “al-jihad” iaitu berusaha segala kesungguhan, kekuatan dan kesanggupan pada jalan yang diyakini benar. Dengan kata yang lain, seorang yang bermujahadah dengan rela meninggalkan apa yang disukainya demi memburu sesuatu yang diyakininya benar, baik dan betul. Inilah maksud kata-kata Imam al-Ghazali: “Antara tanda kecintaan hamba kepada Allah ialah dia mengutamakan perkara yang disukai Allah daripada kehendak nafsu serta peribadi, sama ada dalam aspek zahir atau batin.”
·     Gimanalah pak mau keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan. Kalau ditanya nafsu “Memang cocoklah tak keluar” tapi karena ini perintah Allah cocok tak cocok harus keluar juga. 
فَسِيحُوا فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ مُخْزِي الْكَافِرِينَ
“Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama EMPAT BULAN dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.” (QS. At Taubah : 2) 
انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَ‌ٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan MERASA RINGAN ATAUPUN MERASA BERAT, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. At Taubah : 41) 
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَن يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنفِرُوا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَّوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas (nya)", jika mereka mengetahui.” (QS At Taubah : 81)
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah : 24)      
Asbab Dakwah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, 9 Orang Mendapat Hidayah Masuk Islam
“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “sejak zaman jahiliyah, Abu bakar adalah kawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada suatu hari dia pergi keluar ingin menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, “Wahai Abul Qosim (panggilan Nabi), ada apa denganmu, engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain-lainnya lagi.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah subhanahu wa ta’ala dan aku mengajak kamu kepada Allah.” Setelah Nabi selesai berbicara, Abu bakar pun langsung masuk islam. Melihat keislamannya itu beliau gembira sekali, tidak ada seorang pun yang ada diantara dua gunung di mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan beliau. Kemudian Abu bakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa’ad bin Abi Waqqash untuk mengajak mereka masuk islam, lalu mereka pun masuk islam. Hari berikutnya Abu bakar menemui Utsman bin Mazh’un, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan Arqom bin Abil Arqom juga untuk mengajak mereka semua untuk masuk islam, dan mereka pun semua masuk islam” (HR Hafizh Abu Hasan Al Athrabulusi seperti disebutkan dalam al Bidayah, Jilid III halaman 29)
Kargozari Dakwah dan Tabligh ke Korea Selatan
Jamaah dari Bandung berangkat khuruj fi sabilillah Negeri Jauh dengan tujuan Korea Selatan Tahun 2003
Kata Amir, kalau mau kirim lagi jamaah ke Korea Selatan sekitar bulan Januari ini sampai Februari, tawarkan ke orang Pangalengan, Ciwidey, dan Lembang, karena iklimnya cocok. Rombongan Abah Ubay tiba di Busan (provinsi selatan dekat laut) hari sabtu sore. Amir dan Rijal masih di Songori masjid Ujeombu, buat program sehari dari malam Ahad. Setelah itu menengok pekerja indonesia yang dirawat di rumah sakit.
Djumail dari Enrekang Sulawesi Selatan, korban ledakan di kapal tangker. cukup parah, patah tulang di tangan, kaki, dan rusuk, plus luka bakar. Dirawat di RS Maryknoll, selama sebulan dan dalam keadaan sudah sadar, bisa diajak bicara, ditarghib, tasykil, dan do’a. Terakhir dia menangis, katanya sudah bertahun-tahun kerja di kapal, dan ingin sekali bisa sujud (shalat) di masjid di Korea ini, tapi belum kesampaian juga. Nanti kalau sudah sembuh Insya Allah mau ke masjid dulu sebelum kemana-mana.
Tino dari Kendal, putus tangan masuk mesin roll kawat. Dia dirawat di RS Busan University, dan yang ini parah sekali, karena keracunan zat anti karat semua jari-jarinya membusuk, akhirnya jari kaki habis dibuang, jari tangan yang kiri juga dipotong 1-2 buku. Masya Allah…. minta diajari shalat sambil tidur, kasihan dech.
Saudara-saudara kita disini, banyak sekali terjadi kecelakan di tempat kerja, kemarin di Songori pun sama ada pekerja yang terpotong tangannya di mesin press. Macam-macam penderitaan pekerja disini dech, yang keracunan bahan kimia, yang kena mesin, yang terbakar, bahkan tidak sedikit yang mati di laut, di kapal, kabur dari kapal, dan sebagainya. Kita harus lebih giat lagi bergerak di tanah air, biar orang-orang ini tidak tertipu dunia begini rupa. Sudah modalnya besar untuk datang ke kesini, katanya ada yg 65 juta ada yang 70 juta, ngutang sana-sini, datang kesini belum tentu dapat kerja enak, banyak yg menderita. Apalagi di Busan ini dekat laut, lebih banyak yang kerja di kapal-kapal nelayan. Jangankan buat shalat, tidur pun susah. Akhirnya banyak yang kabur berenang ke darat, sebagian sampai sebagian hilang. Tapi beritanya tidak pernah sampai di tanah air. Beda dengan berita-berita tkw di saudi sampai terus beritanya. Kalau penderitaan di negeri kafir mah, ditutupi.
Memang ada juga yang berhasil jadi kaya di kampungnya, tapi harus pisah dengan istri sampai 9 th, 10 th, 13 th. Wah, kami mah moal kuat de [kami nggak kuat dech]. Derita panjang dan lebar. Betul kata Maulana Nanang, rezeki yang berkah itu dekat, tidak lama, dan tidak susah. Belum lagi, sekarang pekerja-pekerja ilegal sedang dikepung habis, sedang ditangkapi. Terakhir ada karkun 40 hari yang tertangkap dan dipulangkan. Saya ketemu satu kelompok pekerja di Garebi Sijang dari Indramayu, mereka betul-betul seperti hidup dalam lubang. Selama bertahun-tahun, kerja di pabrik sebagai pekerja ilegal, tinggal di container-container bersembunyi, karena takut tertangkap imigrasi. Yah kerjanya cuma ngumpul-ngumpul, dan seterusnyalah, gak perlu diceritain detail. seremlah. Kebetulan pas kumpul-kumpul saya datang kesitu, kasih targhib sedikit. Mereka rinduuu sekali dengan agama, katanya. Tapi diajak ngomong agama, semua gelisah, ditasykil nggak bisa. nya tos. do’a weh de.
Hari ahad kemarin, di mesjid Busan ada acara pernikahan dan halal bil halal. Ini pasangan yang nikah juga, katanya, sebelumnya sudah nikah dulu di gereja, kan aneh!? Jadi agak ricuh juga sedikit di awalnya, sampai semua yang hadir diminta bersaksi, bahwa pasangan ini bener-benar belum menikah. Urusan begini disini, rada pabaliut de [agak membingungkan]. Sebab pekerja-pekerja kita ini, kalau punya masalah, sudah biasa juga lari ke shelter-shelter sosial yg dikelola gereja. Padahal gerejanya sendiri untuk orang Korea tidak laku.
Gereja banyak dan besar-besar, tapi nggak ada isinya. Jadi duitnya dipake untuk merayu-rayu orang kita. Pekerja kita yang masuk kristen sih nggak ada juga, katanya, tapi mereka betaaah sekali tinggal di shelter-shelter ini, karena polisi nggak boleh masuk kesana.  Aacara halal bil halal, alhamdulillah rame juga, ada 200-an yang hadir, berdatangan pakai bus. Dari rombongan dakwah diminta bayan dan do’a sampai 2 rintakan. Haus siraman rohani atuh kang, katanya. Giliran ditasykil, mah tetep weh cuma ahad aja siapnya. wios lah. Amir dan Rijal baru tiba di Busan senin sore. di Songori ahadnya ada 7 orang yang ikut program 24 jam full, lumayan lah.
Jadi, de, kesimpulan sementara, kerja kita selama ini sangat kurang. Masih banyak saudara-saudara kita yang menderita. Sudahlah, sudah waktunya kita kerja dengan lebih seurieus, de. don’t take too seriously to ourselves lah, da selemah-lemahnya karkun masih so much better than yg belum keluar. don’t “geureuhan” too much lah. kita bahu membahu saja lah to reach ‘em all.
Mendingan kita giatkan 2,5 jam kita. Masih buaaaannnnyyaaaaak sekali saudara-saudara kita yang belum tersentuh da’wah. emh deudeuh teuing dulur urang de, ‘ajib lagi. Selama hari ahad kemarin dari ba’da ashar, ganti-gatian orang disini, minta konsultasi, ada yang sendiri-sendiri, ada yg berdua-dua, teruuuusss sampai jam 12 malem. Semuanya bermasalah sama: “saya mau bertobat atas kesalahan saya di masa lalu, apakah Allah mau terima taubat saya?”. Semua bertanya perkara yang sama, malah ada yg sampai nangis segala. Ya, Allah, pesan rahasia apa yang hendak Kau sampaikan pada hamba? Hate asa dipekprekan de. gerentes hate, ana nu pantes ceurik leuwih tarik teh de. nanya ka diri sorangan, “Ya Allah, apakah saya pernah betul-betul bertobat????”

Kegiatan Dakwah di Korea Selatan

Geliat dakwah di negeri Ginseng, Korea Selatan, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang menggembirakan. Menurut Dr Ali Ann Sun Gun, dosen Methodologi Dakwah dan Kewirausahaan pada UIA (Universitas Islam As-Syafi'iyah) dan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini, tak kurang dari 30 ribu warga Korea Selatan telah memeluk agama Islam.
Semangat keagamaan juga sudah sangat terasa. Mulai dari diskusi, pengajian serta kegiatan dakwah lainnya di berbagai masjid yang ada di kota-kota besar Korea Selatan seperti di Seoul dan Busan. ''Sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan sangat menggembirakan," ujarnya.
Berikut ini petikan wawancara wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, dengan Dr Dr Ali Ann Sun Gun, Jumat, 01 Desember 2006, yang sehari-hari mengajar bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia pada Asosiasi Korea Selatan di Indonesia tentang semangat dakwah Islam di Korea Selatan:
Kabarnya perkembangan islam di negeri Anda cukup menggembirakan ya? Dibanding dasawarsa lalu, sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan itu cukup bergeliat. Dakwah Islam semakin intens sejak tahun 1955 setelah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Pada saat itu, banyak Muslim asal Turki yang turut bergabung sebagai tentara penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-bangsa. Merekalah yang pertama memasukkan agama Islam di Korea lewat seorang pendakwah bernama Zubaid Khozi. Beliau asli Turki dan yang mengembangkan agama Islam di semenanjung Korea. Islam masuk ke Korea itu juga didukung oleh penduduk Korea. Orang Korea yang masuk Islam pertama kali bernama Muhammad Jun Du Young, beliau adalah sebagai Muslim Korea pertama yang memimpin agama Islam di Korea Selatan.
Mulai saat itu berkembang sampai sekarang sekitar 30 ribu orang sudah menganut agama Islam dan lebih dari tujuh buah masjid berada di Korea. Pertama-tama di tengah-tengah kota Seoul persisnya di Halam Dong I Ceon. Itu merupakan masjid terbesar di Korea. Bahkan juga berdiri masjid di kota kedua yakni Busan persisnya di Tze Cu, Kwang Zu, dan Anyang. Lebih dari tujuh masjid di Korea kegiatan keislamannya bergeliat. Sekarang kegiatan dakwah Islam cukup pesat melalui pendidikan, jurusan bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan jurusan Timur Tengah serta Asia Timur.
Banyaknya tenaga-tenaga kerja ahli yang datang dari berbagai macam negara termasuk Indonesia, Bangladesh, Pakistan, dan India juga turut menyuburkan perkembangan Islam. Waktu peristiwa WTC 11 September 2001, Osama bin Laden sangat dikenal, bahwa Islam itu adalah dalam pengertian teroris sehingga orang-orang Korea mulai perhatian mempelajari tentang agama Islam dan mulai mendalaminya. Kini agama Islam itu tidak asing lagi.
Bagaimana warga Korea Selatan bisa menerima Islam?
Dulu ada kesalahan bahwa Islam itu adalah pedang di tangan kiri dan Alquran di tangan kanan. Itu pemahaman yang jelas-jelas salah. Tetapi sekarang sudah mulai mengerti, memahami sehingga agama Islam sangat berkesan. Pada tahun 1980-an orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah wanita.
Ada pihak-pihak tertentu atau lembaga yang membantu dana untuk tersebarnya Islam di sana?  Sumber dana diperoleh secara mandiri, bukan sumbangan. Kita mendirikan kios-kios atau suatu kegiatan ekonomi. Ada toko di Harai untuk menyembelih daging halal dan dijual kepada orang-orang Islam. Kegiatan itu diadakan oleh Federasi Muslim Korea. Dana diperuntukkan bagi kegiatan dakwah yang dikoordinasi masjid Korea yang berada di I Ce Won. Di masjid itu memiliki muadzin dari Indonesia. Selain itu ada ulama asal Thailand yang memberikan ceramah yang bernama Abdul Rosyid yang mengajarkan agama Islam di Korea bahkan beliau fasih berbahasa Korea. Agama Islam disebarkan kepada masyarakat Korea dengan cara adaptasi sesuai dengan budaya mereka.
Federasi Muslim Korea juga mengirimkan beberapa mahasiswa untuk menimba ilmu di manca negara antara lain di negara-negara Islam Timur Tengah di Arab Saudi, Marokko, Malaysia, termasuk Indonesia. Lebih dari 13 Muslim Korea dikirim ke Indonesia tahun 1983 untuk mendalami Islam. Di IAIN Jakarta tahun 1984 lebih dari 9 orang Korea tercatat sebagai mahasiswa baru.
Barangkali yang menarik di Korea, orang-orang yang sudah belajar agama Islam di luar negeri, ketika kembali ke Korea Selatan mereka giat menyebarkan dakwah Islam. Walau jumlah kami hanya 30 ribu, tetapi kegiatan dakwahnya sangat intens. Kita mengutamakan dakwah <I>bilhal<I> (dakwah dengan perbuatan).

40 Pasukan Korea Selatan Masuk Islam di Iraq

Sebanyak 40 pasukan Korsel dari 3.600 prajurit yang ditugaskan ke Iraq mengaku telah memeluk Islam secara sukarela. Mereka beramai-ramai bersahadat di masjid jami’ Soul. Bedanya dengan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Iraq yang banyak menimbulkan masalah dengan warga lokal, pasukan Korea Selatan yang dikirim ke bekas negeri 1001 malam itu justru menemukan Islam.
"Mereka, yang masuk Islam, itu pernah belajar bahasa Arab ketika kuliah dan bepergian ke Timur Tengah," tutur Humas Militer Korsel Kapten Lee Yun-se. Lee menyambut baik langkah mereka. Sebab, hal itu akan sangat membantu keberadaan pasukan Korsel di Iraq. Bedanya dengan pasukan AS, sebelumnya, sebelum diberangkan ke Iraq, para prajurit Korsel itu diwajibkan mempelajari kultur dan kebiasaan bangsa Arab dan budaya Islam. Saat itulah, 40 orang tersebut menyatakan niatnya menjadi muslim. "40 tentara itu, dengan sukarela, memperdalam Islam di Masjid Seoul dan kemudian berpindah agama," imbuh Lee.
Para tentara mualaf tersebut menyatakan diri sebagai Islam dibimbing Pemimpin Ulama Seoul Sulaiman Lee Haeng-lae. Menurut Sulaiman, langkah para tentara itu akan mempermudah kontingen Korsel yang dikirim ke Iraq. "Orang Iraq akan menjadi teman Anda selamanya," imbuhnya kepada para tentara usai mengucap syahadat. Sebelumnya, di antara ratusan serdadu Korsel itu, empat orang muslim. (ap/rtr/cha/Hidayatullah.com)
http://swaramuslim.com/ISLAM/more.php?id=1449_0_4_0_C
Kapten Tentera Korea Masuk Islam Selepas Melihat Pergerakan Dalam Shalat
Alhamdulilah, hanya dengan melihat pergerakan orang Islam yang sedang bersembahyang di Masjid, seorang kapten tentera Korea masuk Islam bersama 37 orang anak buahnya..
Kapten San Jin-Gu merupakan seorang komandan Brigade-11SF, pasukan pengaman PBB dari Korea Selatan yang ditugaskan di wilayah Irbil, Iraq Utara. Ketika bertugas di wilayah tersebut, beliau sering mengamati orang-orang Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Masjid dan kebetulan markas pasukannya berada dekat dengan masjid.
Disebabkan perasaan ingin tahu, beliau mencoba meniru seluruh pergerakan shalat dan mempraktikkan di biliknya secara sendirian. Ketika mempraktikan itulah dia merasakan ada ketenangan dan perasaan teramat damai dalam hatinya.
Sejak itu perasaan Kapten San untuk mempelajari Islam lebih mendalam lagi, dan akhirnya pada suatu hari beliau telah mengucapkan dua kalimah syahadah menandakan beliau telah memeluk agama Islam di sebuah masjid di Hannam-dong, Seoul. “Saya menjadi seorang Muslim karena saya merasa Islam lebih humanistik dan damai dari agama-agama lain. Dan jika anda ingin berhubung dengan penduduk setempat, saya fikir ini lebih memudahkan misi perdamaian kita”, katanya.
Selain itu, gerakan-gerakan dalam shalat juga turut dijadikan program meditasi dalam pasukan yang dipimpinnya (Disamping Yoga), dan ternyata ramai anak buahnya merasakan hal yang sama yaitu merasa tenang dan damai.
Tanpa di duga, secara spontan 37 anggota bawahan yang dipimpin olehya juga turut memeluk Islam. Begitulah, bagaimana dengan hanya pergerakan dalam shalat yang dilihatnya agak pelik dapat merubah beliau untuk memeluk agama Islam bersama 37 orang anak buahnya..alhamdulillah Allahu Akbar..
Cahaya Islam Di Korea Selatan
Dicatat oleh: Dr. Zainur Rashid, 28, December 2011
Salam Doktor. Saya Ahnaf Abdul Qais dari Seoul, Korea. Boleh doktor datang ke sini untuk memenuhi jemputan kami sebagai penceramah? Komunitas masyarakat Malaysia di Korea akan mengadakan program puncak Demi al Aqsa pada Novemver 2011 ini. Begitulah di antara teks ringkas yang saya terima daripada saudara Ahnaf Qais, seorang jurutulis Malaysia yang kini bekerja di Seoul, Korea Selatan.
Ini adalah kunjungan anak sulung saya ke Korea Selatan bagi memenuhi undangan ceramah di sana disamping membuat liputan mengenai perkembangan Islam di bumi Sonata ini.
Seoul, Ibu kota Korea Selatan yang merupakan kawasan metropolitan yang ke 2 besar di dunia
Alhamdulillah, rancangan ini menjadi kenyataan ketika saya mulai bermusafir dengan pesawat MH 67 ke Seoul dengan penerbangan yang mengambil masa selama 7 jam. Saya selamat mendarat pada pagi hari pada jam 6.45 pagi dan cuaca cukup dingin, dengan suhu pagi hari sekitar.
Seoul Central Mosque, Itaewon
Setelah beristirahat di penginapan yang disediakan, saya memulai lawatan ke Korea ini dengan melaksanakan shalat Jumaat di Seoul Central Mosque di Itewon. Subhanallah, masjid ini merupakan sebuah Pusat Islam dan masjid jamik yang besar lagi indah di atas sebuah bukit di tengah-tengah ibu kota Korea ini.
Saya terpaksa mencuri peluang masuk dengan berhimpit sebelum masuk ke dalam ruangan utama shalat masjid karena jemaah yang hadir telah  memenuhi ruang shalat sehingga melimpah ke bagian luar masjid. Kelihatan khatib tempatan yang bernama Ustaz Sulaiman sedang berkhutbah dengan penuh bersemangat di dalam bahasa Korea. Para Jemaah yang hadir kelihatan khusyuk mendengar khutbah yang disampaikan.

 Khutbah Jumaat di Seoul Central Mosque
Jelas kelihatan bahawa mereka mempunyai asal latar-belakang yang berbeda, seolah-olah kami sedang berada di sebuah perhimpunan ummat Islam antarabangsa. Selain masyarakat tempatan dari Korea, banyak juga kelihatan orang-orang Islam yang keturunan Pakistan, Bangladesh, Turki, Arab, Malaysia dan Indonesia. Selepas shalat Jumaat, saya mengambil kesempatan untuk berkenalan dengan masyarakat Islam di sini.
Saya juga berkesempatan melihat Seoul Central Mosque dengan lebih dekat lagi. Para jamaah dan DKM nya nampak bersifat lembut menyambut kedatangan tamu dari dalam dan luar Negara. Kelihatan juga sebuah sekolah Islam yang dibangunkan untuk memberikan pendidikan Islam secara khusus kepada anak-anak Muslim yang terletak di pekarangan kawasan masjid ini.
Majoritas penduduk Korea Selatan yang berjumlah seramai 48.8 juta orang ini secara resmi tidak menganut sembarang agama. Ummat Islam adalah kaum yang begitu minoritas di sini. Namun begitu, syiar Islam semakin hari semakin nampak perkembangannya. Pada setiap minggu dan bulan, semakin banyak  rakyat Korea yang membuat keputusan untuk memilih Islam sebagai agama mereka.
Kini, penduduk beragama Islam di negara yang terkenal dengan produk ginseng itu mencapai kira-kira 140,000-150,000 orang termasuk pelajar dan pekerja yang menetap di situ. Dari jumlah ini, kira-kira 35,000 orang adalah Muslim daripada kalangan rakyat tempatan Korea Selatan.
Perkembangan Islam di situ dapat dilihat dengan jelas ketika semakin banyak masjid dan surau dibangun di beberapa tempat penduduk Islam. Ia bukan hanya berfungsi sebagai tempat menunaikan shalat, bahkan sebagai pusat pengajian dan penyebaran Islam. Yang jelas, dakwah yang dijalankan oleh imam dan pemimpin agama terdahulu dan sekarang terutamanya di kalangan rakyat tempatan telah berhasil menyadarkan masyarakat Korea untuk memilih agama Islam dengan rela hati.
Menurut sejarah, Islam telah mulai bertapak di Korea sejak ratusan tahun dulu tetapi tumbuh subur antara tahun 1950-1953 yang lalu ketika negara itu berada di dalam kancah peperangan dan rakyatnya berada di dalam keadaan yang sangat miskin. Risalah Islam mula dibawa dan kemudiannya disebarkan oleh beberapa orang tentara dari batalion ketenteraan Turki yang bertugas di Korea.
Kini, penyebaran agama Islam di negara ginseng ini banyak dibantu oleh Korean Muslim Federation (KMF) yang telah bertugas untuk menangani kebaikan dan dakwah kepada masyarakat Islam setempat serta kepada rakyat Korea yang lainnya.
Seoul Central Mosque yang merupakan masjid yang pertama dibangun di Korea Selatan yaitu pada 1976, telah dipilih oleh KMF sebagai pusat dakwah dan pusat pendidikan Islam kepada penduduk setempat.

 Pendakwah dari Turki yang memiliki BA, MA dan PhD 
dalam Bahasa Korea
Saya sempat menemui saudara Dr Hussein Janj, pegawai eksekutif KMF yang berketurunan Turki yang memiliki ijazah sarjana muda, sarjana dan kedoktoran (PhD) di bidang bahasa Korea. Dr Hussein yang telah berdakwah selama 16 tahun di Korea menyatakan bahawa semakin hari semakin ramai rakyat Korea yang memilih Islam sebagai agama mereka. Saban hari dan di hujung minggu terutamanya, semakin ramai rakyat tempatan yang datang ke masjid untuk mempelajari Islam dengan lebih dekat dan kemudiannya memeluk Islam. Melalui kelas pengajian ‘What Is Islam? yang dijalankan di Seoul Central Mosque sahaja telah berjaya menarik kira-kira seramai 150 orang memeluk Islam pada setiap tahun.

 Masjid Chongju
Sehingga kini perkembangan Islam di Korea Selatan cukup membanggakan apabila 10 buah masjid, 40 buah surau dan lima buah Pusat Islam telah didirikan di seluruh negara. Di antara masjid yang ada di Korea Selatan ialah Seoul (1976), Pusan (1979), Anyang (1986), Jeonju (1986), Ansan (2001), Incheon Bupyong (2004), Paju (2005), Pochean (2005) dan Gwangju (2005).

Masjid di Pusan
Ada di antara surau-surau di negara itu yang dibangun oleh para pekerja dakwah yang datang dari negara Arab, Pakistan dan Bangladesh tetapi hal ini memberikan dampak yang yang sangat bermakna bagi perkembangan Islam di Negara Sonata ini.
Kekuatan ummat Islam yang paling ketara ialah ketika setiap hari Jum’at, lebih 1.000 orang jemaah berhimpun menunaikan shalat Jum’at di setiap masjid utama di seluruh Korea Selatan termasuklah rakyat asing dan pelajar-pelajar universitas yang datang dari negara luar.
KMF bukan hanya berperanan membimbing ummat Islam, malah menyediakan perkhidmatan membekalkan daging lembu, kambing dan ayam untuk diedarkan di restoran yang menyajikan hidangan halal di seluruh Korea Selatan.
Kebanyakan daging lembu serta kambing yang dibekalkan oleh KMF biasanya diimport dari New Zealand dan Australia. Jadi masyarakat dan pelancong Islam tidak perlu merasa bimbang untuk mendapatkan makanan halal kerana KMF memainkan peranan mereka dengan baik.
Walaupun selama ini Islam tidak disekat atau dihalang di sini, namun ianya mempunyai masalah tersendiri termasuklah pemakaian hijab bagi wanita yang bekerja, makanan halal dan pendidikan Islam untuk generasi anak-anak mereka.
Umumnya, rakyat Korea adalah masyarakat yang mempunyai daya saing yang tinggi yang telah menjadi budaya kerja dan budaya hidup mereka. Rata-rata di kalangan mereka bekerja dengan penuh kesungguhan sejak awal pagi dan hanyalah pulang ke rumah menjelang lewat malam. Kesannya kini terbukti bahwa Korea Selatan begitu terkenal dengan kejayaan mereka yang telah menempah nama di peringkat antarabangsa dalam pelbagai bidang termasuklah teknologi, ekonomi dan lain-lain.

Kadar bunuh diri tertinggi di dunia
Namun begitu, kebanyakan rakyatnya jelas di dapati kekosongan dari sudut rohaninya. Majoritas daripada mereka tidak mempercayai kewujudan tuhan dan tidak menganut agama. Sebagai contohnya, jumlah orang yang bunuh diri di kalangan rakyat Korea adalah merupakan kadar yang tertinggi di dunia bersama Negara Jepang. Di sini, jelas kelihatan bahwa kemajuan dunia yang hebat tidak mempunyai arti apa-apa apabila rohani masyarakatnyanya kosong daripada petunjuk Ilahi. Dengan berlalunya masa, cahaya Islam dilihat oleh masyarakat tempatan Korea semakin jelas mempunyai jawapan kepada arti kehebatan dan kecemerlangan kehidupan yang sebenarnya.
Coba saksikan beberapa tayangan yang membuktikan betapa cahaya Islam semakin berkembang di bumi Sonata ini.Semakin terbukti bahawa cahaya Islam kian mekar berkembang ke seluruh pelusuk alam dengan dakwah Islamiah yang disebarkan.Subhanallah, Alhamdulillah, Allah Akbar. Salam perjuangan.Seoul yang sejuk tetapi hangat dengan perkembangan Islam
http://www.froyoplus.com/cahaya-islam-di-korea-selatan/
Perkembangan Dakwah Islam di Seoul

Seoul, Ibu Kota Korea Selatan yang metropolis itu, ternyata tak luput dari sentuhan hidayah Islam. Dari waktu ke waktu, sentuhan napas Islam itu kian terasa dan kian nyata.
Menilik sejarahnya, Perang Korea (Juni 1950-Juli 1953) membawa berkah tersendiri bagi kebangkitan Islam di Negeri Ginseng.
Saat itu, gara-gara perang, negeri ini luluh lantak dan menyeret warganya pada keputusasaan. Di tengah suasana yang menyengsarakan ini, Islam hadir laksana oase yang memberikan kesejukan dan keikhlasan untuk berserah diri kepada Tuhan, seperti lilin kecil di tengah gulita. Sejatinya, Islam telah ada di Semenanjung Korea jauh sebelum Perang Korea pecah. Sejarah mencatat, Islam masuk ke Korea Selatan pada abad ke-7 lewat kafilah dagang yang menuju Cina lalu menjalin hubungan dengan Kerajaan Shilla, salah satu dari tiga negara besar di Korea pada masa lalu.
Hubungan itu terus terjalin dan sebagian pedagang Muslim itu tertarik untuk menetap di sana. Maka, tak heran jika pada periode Koryo (918-1392) terdapat komunitas Muslim di Korea Selatan dalam jumlah cukup besar di Kaesong, ibukota negara masa itu. Komunitas Muslim juga terdapat di Itaewon, Seoul, yang terus berkembang menjadi kota besar hingga sekarang.
Nah, Islam kembali mendapat momentum emas untuk tumbuh di Korea Selatan tatkala Perang Korea pecah. Seperti disebutkan dalam anneahira.com, dalam perang itu, Turki mengirimkan sekitar 15 ribu tentara untuk bergabung dalam pasukan multinasional yang dikomandoi PBB.
Tentara Turki yang beragama Islam itu pun menjadi perintis perkembangan Islam di Korea Selatan. Selain membantu perang pada pihak Korea Selatan, personel pasukan Turki tersebut terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan, membantu korban perang, membantu mengurus sekolah-sekolah, dan sekaligus mengajarkan Islam kepada masyarakat. Maka, mulailah satu per satu warga Korea menyambut dakwah tersebut.
Dalam tempo cepat, populasi Muslim di Korea Selatan bertambah, menyusul dibentuknya Persatuan Orang Islam Korea Selatan pada 1955. Saat itu, masjid pertama di Korea Selatan mulai dibangun. Itulah Masjid Sentral Seoul yang berdiri di Distrik Itaewon. Selanjutnya, masjid memegang peranan sangat penting dalam proses dakwah.
Selain menjadi tempat ibadah, tempat bertemu, dan silaturahim, masjid juga menjadi pusat informasi bagi masyarakat Korea yang ingin mempelajari Islam. Masjid tersebut menyediakan bahan bacaan dan rekaman ceramah yang diberikan gratis kepada siapa saja yang berminat. Tak hanya di Seoul, saat ini telah banyak masjid berdiri di kota-kota besar Korea, seperti di Gwangju, Busan, dan Daegu.
Khusus di Seoul, geliat dakwah Islam bisa dilihat dari derap kegiatan yang dilakukan Korea Muslim Federation (KMF), sebuah lembaga dakwah Islam yang telah berdiri sejak 1967. 

Berpusat di Hannamdong Yongsangu, Seoul, KMF menggulirkan beragam aktivitas dakwah, di antaranya menerjemahkan dan mempublikasikan literatur-literatur Islam. Seperti ditulis Mozammel Haque dalam islamicmonitor. blogspot.com, KMF juga menghelat seminar dan konferensi Islam bagi warga non-Muslim, membuka kursus bahasa Arab secara gratis, dan membuka kelas madrasah pada Ahad bagi anak-anak Muslim. KMF pun menggelar pelatihan kepemimpinan bagi calon pemimpin Muslim serta mengirim siswa untuk belajar ke institut Islam di negara-negara Islam.
KMF pun mendorong dibukanya cabang KMF di berbagai negara Islam yang menjadi tujuan bisnis warga Korea, yaitu Arab Saudi (di Jeddah), Kuwait, dan Indonesia. Selama ini, KMF memfokuskan aktivitas dakwahnya pada pendidikan dan penelitian Islam. Seminar dan kuliah tentang Islam secara rutin diadakan di ruang konferensi Masjid Sentral Seoul.
Aktivitas keakademisan ini mencapai puncaknya ketika diselenggarakan Seminar Islam Internasional di Seoul pada Agustus 1997. Berbarengan dengan seminar ini diresmikan juga Institut Kebudayaan Islam atau Korea Institute of Islamic Culture (KIIC).
Sebuah madrasah bernama Sultan Ibnu Abdul Haziz pun telah berdiri di Islamic Centre, Masjid Sentral Seoul. Madrasah berhasil didirikan pada Oktober 2001 berkat bantuan dana sebesar 300 ribu dolar AS dari Pangeran Kerajaan Arab Saudi, Sultan Ibnu Abdul Aziz.
Islamic Centre di Seoul ini menyelenggarakan pendidikan tentang Alquran, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Ada pula kelas khusus yang mempelajari semangat Islam dan hanya beranggotakan 15 siswa di tiap kelasnya. Nantinya, Islamic Centre ini diharapkan bisa berkembang menjadi Institut Pendidikan Islam.
Demikianlah, dakwah Islam di Seoul dan juga Korea Selatan tampaknya memiliki masa depan yang menjanjikan. Hal ini lantaran Korea Selatan menganut sistem kebebasan beragama dan diatur dalam konstitusi.
Masjid, ajang silaturahim
Di Seoul dan kota-kota lain di Korea Selatan, masjid menjadi tempat penting bagi komunitas Muslim untuk saling bertemu dan bersilaturahim. Sepuluh tahun silam, belum banyak masjid di negeri ini. Namun sekarang, masjid-masjid sudah banyak tersebar hampir di seluruh kota besar di Korea Selatan. Masjid terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang berlokasi di distrik Itaewon.
“Kami punya lebih dari 10 masjid di kota-kota besar, seperti Gwangju, Busan, dan Daegu. Masjid di sini bukan sekadar tempat shalat, tapi juga tempat berkumpul komunitas Muslim, terutama usai shalat Jumat. Mereka saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain,” kata Haseeb Ahmad Khan, pengusaha asal Pakistan yang sudah 10 tahun tinggal di Korea Selatan.
“Contohnya, jika ada jamaah yang sakit, mereka bersama-sama datang menjenguk ke rumah sakit. Atau, jika ada yang butuh pertolongan, mereka akan mencari cara untuk bisa memberikan bantuan,” sambung Haseeb seperti dikutip indonesia.faithfreedom. org.
Masjid juga menjadi pusat informasi bagi warga lokal yang ingin belajar Islam. Masjid-masjid di Korea Selatan menyediakan bahan-bahan bacaan dan audio yang diberikan gratis buat mereka yang ingin mempelajari Islam.  Masjid Sentral Seoul juga melaksanakan dengan baik semua fungsi itu. Asal tahu saja, ini adalah masjid pertama dan satu-satunya di Seoul, sekaligus menjadi masjid terbesar di Negeri Ginseng. Karena letaknya di Distrik Itaewon, masjid ini sering juga disebut Masjid Itaewon Seoul.
Selama ini, Pemerintah Korea Selatan selalu memberikan perhatian besar kepada Masjid Sentral Seoul. Setiap kali ada isu terkait umat Islam, pemerintah setempat langsung menempatkan aparat keamanan di areal masjid untuk memproteksi masjid dan umat iIslam yang beribadah di sana. Masjid ini memang beberapa kali mendapatkan teror.
Masjid Sentral Seoul menjadi magnet utama kaum Muslimin di kota ini. Bagi Muslim asal Indonesia, masjid ini menjadi rumah untuk bersilaturahim dengan sesama Muslim Indonesia karena begitu banyaknya warga Indonesia yang beribadah di masjid ini, selain jamaah dari Timur Tengah dan orang Korea sendiri.
Hal lain yang menarik dari masjid ini adalah khutbah Jumat dibawakan dua kali, yakni menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Korea. Usai shalat Jumat, biasanya semua jamaah diberi bingkisan gratis berupa satu buah roti besar dan satu kotak susu segar.
Itu sebabnya, seusai shalat Jumat, banyak jamaah yang tidak langsung meninggalkan masjid. Mereka istirahat sejenak di masjid sambil menikmati bingkisan tadi dan berbincang- bincang dengan sesama jamaah. Momen inilah yang dimanfaatkan para jamaah untuk bersilaturahim dengan saudara-saudara seiman.
Populasi Muslim terus meningkat
Hari demi hari, tahun demi tahun, jumlah populasi Muslim di Negeri Ginseng terus bertambah. Data mutakhir menyebutkan, jumlah populasi Muslim di Korea Selatan mencapai 145 ribu-160 ribu orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 50 ribu di antaranya adalah penduduk asli Korea. Sedangkan, sisanya merupakan pendatang dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah. Jumlah orang Islam di Korea Selatan tersebut mungkin terbilang kecil, hanya sekitar 0,4 persen, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Korea Selatan yang mencapai 47 juta berdasarkan sensus 2005. Namun, untuk rentang dakwah yang baru dimulai pada 50-an, jumlah ini sungguh fantastis.
Mayoritas penduduk Korea Selatan menganut agama Buddha. Populasinya mencapai 40 persen dari total penduduk. Kristen Protestan menempati urutan kedua, sekitar 30 persen. Agama ini disebarkan oleh para penginjil asal Amerika Serikat.
Kemudian disusul agama Katolik di posisi ketiga, sekitar 20 persen. Di luar itu, ada kelompok-kelompok kecil penganut Konghucu, aliran Won, Jeungsan, Daegong, dan lain-lain yang tidak mencapai satu persen. Sementara itu, data lain dari Korea Muslim Federation (KMF) menyebutkan, jumlah Muslim di Korea Selatan sekarang ini mencapai 120 ribu-130 ribu, terdiri dari Muslim Korea asli dan para warga negara asing.
Jumlah orang Korea asli yang menganut agama Islam sekitar 45 ribu orang, selebihnya didominasi pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh.
Dengan Dakwah Hidayah akan Tersebar
Dakwah ibaratnya seperti orang menanam. Orang yang menanam maka suatu saat akan mendapatkan hasilnya. Ada yang lambat da nada pula yang cepat. Kalau kita menanam bibit padi, insya Allah dalam waktu 3-4 bulan akan panen dan memberikan hasil bagi penanamnya (petani yang menanam). Kalau kita menanam buah rambutan, insya Allah akan mendapatkan buah atau hasil setelah menunggu 5 tahun ke atas, bahkan ada yang 8 tahun baru merasakan buahnya.
Dengan kita buat usaha dakwah maka buahnya atau panennya adalah hidayah. Baik hidayah yang menyebabkan orang masuk Islam, atau hidayah yang akan menambah meningkatnya keimanan bagi orang yang berdakwah atau orang yang ikut usaha dakwah.
Karena seluruh para Nabi ‘alaihimush shalatu wassalam semuanya berdakwah sampai akhir hayat mereka, maka mereka adalah orang yang paling tinggi keimanannya dan mereka adalah manusia pilihan Allah, kekasih Allah dan orang-orang terdekatNya. Allah akan memberikan kepada mereka kenikmatan dengan syurga yang paling tinggi disisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Para sahabat juga telah dididik, ditarbiyah, diusahakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  dalam usaha dakwah, sehingga keimanan dan amal mereka dijadikan sebagai contoh bagi ummat sampai hari kiamat. Semua sahabat telah mendapatkan derajad yang sangat tinggi di bawah para nabi, yaitu keridhaan Allah.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَ‌ٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”  (QS. At Taubah : 100)
Demikian juga agar keimanan kita meningkat terus dan amal kita lurus sebagaimana para sahabat, maka kita harus ambil bagian dalam usaha dakwah, sehingga kita selalu dalam hidayah Allah dan kita akan jadi asbab hidayah bagi ummat manusia sampai hari kiamat.
Walaupun kita kerja dakwah di Surabaya, maka kita niat seluruh alam, sehingga walaupun kita datang pada orang di Surabaya tapi niat semoga Allah turunkan hidayah di seluruh dunia sampai hari kiamat. Boleh jadi kita sudah mati, tetapi niat dan kerja kita akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Boleh jadi kita sudah meninggal dunia, tetapi pahala dakwah dan ibadah orang-orang sesudah kita sampai hari kiamat akan terus mengalir kepada kita. Kita akan mendapatkan kiriman pahala yang tidak akan ada putusnya sampai hari kiamat. Pahala shalat, pahala dzikir, pahala puasa, zakat, haji, sedekah, amar makruf nahi maungkar dan bahkan pahala semua kebaikan sampai hari kiamat. Allahu akbar…
Kesabaran yang dibuat dengan penuh pengorbanan dalam usaha dakwah, tidak tinggi hati karena dipuji dan tidak mundur karena dicela ataupun dihalangi, hal ini akan menjadikan Allah senang dan akan diberikan pahala tanpa hisab.
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَـٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar : 10)


Dakwah di Korea Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar